Berita Flores Timur

Panitia Liga I Flores Timur Kelabakan, Kejar Rp 131 Juta dalam Limit 12 Hari

Ketua Panitia Liga I Flores Timur, Vincent Bugis Hurint, Jumat (10/10/25), mengatakan sejauh ini keuangan

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
STADION - Sejumlah suporter di Stadion Ape Buan, Desa Sukutokan, Kecamatan Kelubagolit, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timu. Panitia Liga I Flores Timur kejar target biaya turnamen Rp 249.000.000 untuk suksesi kompetisi itu. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA - Turnamen Liga I Flores Timur tahun 2025 kini memasuki babak 16 besar. Suksesi turnamen terakbar di "Lewotanah" itu dibiayai dari uang pendaftatan 32 klub dan tiket/karcis masuk.

Panitia Liga I sejauh ini memikirkan beragam cara kegiatan marketing agar bisa membiayai seluruh rangkaian turnamen hingga partai final 22 Oktober 2025 nanti.

Memasuki 16 besar hingga final, pertandingan hanya berlangsung di satu tempat, Stadion Ape buan di Desa Sukutokan, Pulau Adonara.

Ketua Panitia Liga I Flores Timur, Vincent Bugis Hurint, Jumat (10/10/25), mengatakan sejauh ini keuangan panitia dari pos tiket/karcis serta pendaftaran 32 klub sebesar Rp 118.000.000.

 

Baca juga: Siswi di Flores Timur Hilang 4 Hari Ditemukan, Ini Kata Polisi Soal Sopir Pickup

 

 

Sementara dalam rancangan kebutuhan, jelas Vincent, panitia membutuhkan Rp 249.000.000 atau masih kurang Rp 131.000.000. Turnamen melalui swadaya klub dan kontribusi tiket itu juga membayar lapangan dan perangkat pertandingan.

"Kondisi hari ini, kita di angka Rp 118 juta. Kita masih butuh Rp 131 juta dengan sisa waktu hanya 12 hari," pungkas Vincent, diwawancara di Kantor Desa Wailolong, Kecamatan Ile Mandiri.

Dia merincikan, uang pendaftatan 32 klub ada Rp 96.000.000. Masing-masing tim dikenakan Rp 3.000.000, sementara target tiketing harus sampai di angka minimal Rp 153.200.000.

Salah satu cara yang ditempuh, sambungnya, yaitu membatasi aktivitas live streaming atau siaran langsung agar banyak orang memenuhi stadion pertandingan, ketimbang menyaksikan laga lewat tayangan handphone.

Meski begitu, Vincent menyadari pendapatan tiketing masih belum maksimal. Dedline target pendapatan semakin terdesak selama 12 hari memasuki partai final.

Larang Siaran Langsung

Keputusan Panitia Liga I Flores Timur 2025 melarang aktivitas live streaming mendapat sorotan tajam. Publik menilai kebijakan seperti itu sangat tidak tepat.

Sorotan tajam dari banyak pihak menghiasi laman group facebook dan whatsapp, salah satunya group Perseftim Flores Timur. Panitia memberlakukan larangan live untuk umum.

Vincent mengaku ada alasan mendasar pihak panitia dan Askab PSSI Flores Timur terhadap kebijakan yang dinilai sejumlah orang sebagai keputusan sepihak itu.

Alasan mendadar dan prinsipil, jelas Vincent, panitia ingin memaksimalkan kegiatan bisnis (marketing) sehingga bisa membiayai seluruh rangkaian turnamen terakbar di Flores Timur itu.

"Pada dasarnya kita tidak melarang, tujuannya supaya semakin banyak orang yang datang ke lapangan untuk nonton langsung," katanya.

Terhadap larangan siaran langsung, panitia menyarankan siapa pun untuk membangun koordinasi jika hendak siaran langsung.

"Pada dasarnya kita tidak melarang, tetapi kita perlu menjaga dan mengaturnya dengan baik sistem live streamingnya untuk profesionalisme, karena kompetisi ini yang tertinggi," ucap Vincent. (Cbl).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved