Berita NTT
Prosesi Wisuda Di Ujung Bambu Antar Imel Dapat Gelar Sarjana Pendidikan dari Undana
Kuliah dan wisuda ditengah pandemi Covid19 tidak mudah dijalani.Imel Hauteas mengikuti wisuda dari kampung mencari signal memasang HP di ujung bambu.
Laporan Reporter,TRIBUN FLORES.COM, Amar Ola Keda
TRIBUN FLORES.COM-KUPANG- Telah susah payah mengikuti perkuliahan di masa pandemi Covid-19 sampai menyelesaikan ujian skripsi bukanlah akhir perjuangan.
Untuk mendapatkan pengukuhan, diwisuda juga membutuhkan usaha ekstra.
Pengalaman itu dirasakan Imel Hauteas, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nusa Cendana Kupang.
Proses wisuda diadakan, Rabu 1 September 2021 secara online nyaris gagal diikuti Imel.
Baca juga: Kelas Inspirasi Arnoldus Wea Foundation, Ajak Anak NTT Bermimpi dan Berani Beraksi
Bukan perkara mudah bagi Imel mengikuti seremoni dari kampung halaman di Desa Oni Kecamatan Kualin Kabupaten Timor Tengah Selatan, Pulau Timor.
Imel hampir gagal mengikuti prosesi wisuda karena kendala jaringan internet.
Karena itu, Imel bersama sanak keluarga harus mencari tempat yang lebih tinggi agar bisa mengakses jaringan seluler.
Mereka mencari cara agar handphone harus berada di ketinggian, namun tidak berada jauh dari laptop.
Baca juga: Terlibat Prostitusi Online Via MiChat,Polda NTT Ciduk Dua Perempuan
Ia meminta beberapa orang saudara laki-lakinya mengambil dua batang bambu, disambungkan sekitar delapan meter lebih tinggi dari rumahnya.
Diujung bambu diikat tali dan sebuah kantong kresek menyimpan HP.
Bambu itu kemudian dipegang sejumlah orang di depan rumah.
Fitur layanan internet dan hotspot pada handphonenya diaktifkan.
Upaya Imel bersama keluarga pun berhasil.
Laptop yang dipakai menangkap jaringan internet dari handphone diikatkan ke ujung bambu.
Beberapa kali terputus,namun Imel dan kedua orang tuanya bisa mengikuti wisuda online.
Video perjuangan Imel dan keluarga mengikuti prosesi wisuda dibagikan di media sosial dan viral.
Imel saat ini belum bisa dihubungi.
Namun wartawan mendapatkan nomor handphone dan menghubungi kakak sepupu Imel Hauteas, Yon Hauteas.
Dia yang merekam video persiapan dan mengikuti prosesi menghubungi.
Yon Hauteas menuturkan, Imel ingin mengikuti wisuda secara online di Kupang.
Namun kedua orang tua memilih tetap bertahan di kampung walaupun terkendala jaringan internet.
"Dia ingin bahagiakan orang tuanya, memilih ikuti wisuda di kampung. Kedua orang tuanya tidak bisa diajak mengikuti wisuda online di Kupang, karena sudah renta dan sering sakit-sakitan," kata Yon,Jumat 3 September 2021 malam.
Ide menggantung handphone diujung tiang bambu mengikuti pengalaman mereka saat masa kanak-kanak.
Para orang tua yang ingin mendengar siaran radio, menyambung kabel pada tutupan periuk lalu diikat pada ujung tiang atau pohon.
Pengalaman itulah yang membawa Imel Hauteas mendapatkan jaringan internet secara darurat. Imel resmi menyandang gelar S.Pd.
"Dia pake konsep itu untuk pasang handphonenya pada ujung dua batang bambu yang disambung, Kami pegang dan angkat bambu itu menjadi tinggi. Konsepnya berhasil, walaupun signal handphone naik turun, tapi lancar sampai acara wisuda selesai," ungkap Yon.
Yon berharap pengalaman Imel menggugah para pemangku kebijakan maupun pihak terkait, menambah BTS di setiap desa.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/flores/foto/bank/originals/Wisuda-Online.jpg)