Berita Flores Timur

Proyek Air Bersih Rp 9 Miliar di Hoko Wura Flores Timur Terancam Gagal

Debit mata air hanya 2 liter/detik,proyek air bersih senilai Rp 9 miliar di Kabupaten Flores Timur Pulau Flores terancam gagal

Editor: Egy Moa
TRIBUN FLORES.COM/AMAR OLA KEDA
Warga Desa Horowura, Kecamatan Adonara Tengah saat memberi keterangan pers, Sabtu 2 Oktober 2021 

Meski demikian masyarakat Horowura tetap menolak opsi untuk memanfaatkan mata air Wai Belen dan Wai Geka ini mendapat penolakan yang keras dari masyarakat di wilayah Horowura. Pasalnya, dua sumber mata air ini selama ini dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pertanian masyarakat di wilayah ini.

Apalagi penyerahan secara seremonial beberapa waktu lalu oleh masyarakat Horowura hanya berlaku untuk mata air Wai Mawu, yang menurut pihak Dinas Pekerjaan Umum cukup untuk memenuhi kebutuhan SPAM IKK Helan Langowuyo.

“Kami serahkan mata air Wai Mawu itu kan berdasarkan survei dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Flores Timur. Sekarang kalau aliran air Waibelen dan Waigeka juga kalian ambil, lalu bagaimana dengan masyarakat petani yang lahan perkebunanannya membentang dari wilayah Horowura sampai Waiwerang? Itu membunuh petani yang ada di sini,” kata Mirus Atulolon, warga Desa Horowura.

Mirus mengatakan, pemerintah harusnya punya survei yang meyakinkan untuk menentukan sebuah proyek sehingga tidak merugikan masyarakat yang sudah menyerahkan mata air tersebut. Untuk diketahui debit aliran air Wai Belen dari tahun ke tahun, terus mengalami penurunan akibat perubahan iklim.

Baca juga: Ritual Ahik Koke Bala,Pesta Bangun Rumah Adat Suku Lewotala Flores Timur

Tidak hanya itu, setiap tahun aliran air ini telah mengering selama dua bulan dari hilir menuju hulu dengan panjang aliran terdampak mencapai kurang lebih 5 KM dari muara sungai, Waiwerang menuju wilayah Horowura.

“Apalagi dengan bencana banjir bandang kemarin, semua pohon-pohon di daerah aliran sungai ini telah mengering yang menyebabkan proses penguapan semakin besar maka debit aliran air ini terancam makin kecil. Kasihan kami masyarakat petani di sekitar sini yang memanfaatkan aliran air ini,” kata Kasmirus.

“Bukan kita tidak memikirkan saudara-saudara kita di Ile Boleng, tapi pemerintah harusnya sudah meyakinkan masyarakat dengan survei mata air Wai Mawu yang sudah kami serahkan beberapa waktu lalu. Tapi kelihatannya survei ini gagal, debit mata air Wai Mawu tidak seperti yang kita harapkan lalu proyek ini sudah jalan. Ini ibarat air sudah di batang leher baru kita mulai kelabakan,” lanjutnya.

Berita Flores Timur lainnya

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved