Berita NTT
Gubernur NTT; Saya Senang Kalau Tidak Ada Lagi Calon Pegawai Negeri
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan sangat senang jika kelak tidak ada lagi calon pegawai negeri dimasa depan.
Laporan Reporter TRIBUN FLORES.COM, Michaella Uzurasi
TRIBUN FLORES.COM,KUPANG-Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan sangat senang jika kelak tidak ada lagi calon pegawai negeri dimasa depan.
"Saya sangat senang jika tiba-tiba tidak ada lagi calon pegawai negeri lalu pas mau daftar kosong. Itu saya senang," kata Gubernur Laiskodat dalam sambutannya saat acara wisuda Politeknik Negeri Kupang (PNK), Senin, 6 Desember 2021.
"Tapi yang celakanya, semua yang lulus apapun, sarjana pertanian, dia pergi lamar dulu ulang-ulang lima enam kali sampai usia lewat dia tetap lamar di situ. Dia lupa bahwa begitu banyak lahan yang kosong hari ini yang membuat seseorang akan kaya dengan lahan pertanian yang ada di NTT. Dia lupa dengan pakan ternak yang ada, dia lupa dengan lobster yang ada, dia lupa dengan ikan kerapu yang dia punya, dia lupa dengan garam yang dia punya. Dia lupa dengan gula aren yang akan dikembangkan menjadi kecap yang luar biasa. Kita ini punya lontar ribuan hektar. Kecap beli dari pulau jawa," lanjutnya.
Untuk itu dia berharap, PNK harus memulai untuk melatih seluruh sarjana terapan melihat local resources basenya untuk dibangun karena tidak ada negara atau daerah yang berkembang dengan resources dari luar.
Baca juga: 20 Daerah di NTT Berpotensi Hujan Sedang Hingga Lebat,Petir dan Angin Kencang
"Kita bangun resources kita. Kita punya garam, kita punya laut, kita punya tanah, kita punya air. Yang tidak punya adalah kita otaknya tidak mau dan kita juga tidak mau kerja," serunya.
Menurut Gubernur Laiskodat, jika kita punya kemauan untuk bekerja dan otak yang mau berpikir, kita akan melakukan hal yang luar biasa. Dibandingkan dengan Israel dan Arab yang sangat terbatas dengan padang gurun dan sumber air yang sangat kurang, namun mereka mampu mengekspor buah - buahan yang hebat.
"Karena itu saya ingin menggugah kita semua, tadi saya lihat ada sarjana - sarjana yang hebat - hebat kalau bisa bertemu Gubernur pada minggu - minggu besok ini bagus. Datang dengan proposal lapangannya bersama dosen pembimbing kalau memang mau juga dosen pembimbing terlibat. Kita kerja bersama di lapangan hari ini. Gubernur juga turun sama - sama kita kerja lapangan. Saya mau lihat anak - anak muda ini lebih kuat mereka atau Gubernur. Kita berdiri tanpa payung hujan ju kita berdiri terus kerja terus. Kebetulan saya Gubernur yang tidak suka pakai payung," jelasnya.
Baca juga: Kasus Pembunuhan Ibu & Anak di Kupang, Kapolda NTT: Empatilah Kepada Keluarga Korban & Jaga Situasi
Diakui Gubernur Laiskodat, tantangan yang lain adalah pada pemerintahan yang agak lemah pada bagaimana pengelolaan administrasi pemerintahan.
"Tapi sekarang Provinsi sudah maju. Izin - izin sangat cepat dan bapak Presiden telah menekankan hal itu. Sekarang kami tidak hanya sampai pada perencanaan output saja tapi outcomenyapun kami hitung. Karena itu seluruh Kadis kalau dia putih bersih macam nona - nona pakai pemutih itu tandanya dia tidak di lapangan," katanya.
Lanjut dia, provinsi ini memiliki semua kekayaan yang dibutuhkan. Pakan ternak yang dibeli dari Pulau Jawa senilai Rp. 1.1 triliun per tahun bisa diproduksi di NTT.
"Kita bisa bikin sendiri karena itu saya paksa Kadis Pertanian untuk membuat jagung karena itu 80 persen contain yang dari jagung. Kita punya asam amino yang bisa datang dari ikan dan juga bisa datang dari black soldier fly, lalat besar yang hitam dan itu bisa dikerjakan dengan cara mudah tapi kita masih tetap beli di Jawa," ungkapnya.
Baca juga: Chris Mboeik Ungguli Fary Francis Pimpin Asprov PSSI NTT
Gubernur Laiskodat berharap semua pihak terlibat dalam pembangunan NTT. Pemerintah setempat mendorong bersama - sama pengusaha untuk membangun budidaya baik kerapu maupun lobster.
"Lobster kemarin dengan Menteri Perikanan kami lihat berhasil dilakukan di mulut seribu. Maka pakan ternak menjadi masalah. Cara menangkap benur juga menjadi masalah. Saya ingin agar Politeknik Kupang terlibat di sana. Alat tangkap benur kita tidak punya. Yang sederhana sekali saya lihat alat tangkapnya. Harus dapat dilakukan," ujar Gubernur Laiskodat.
"Ada Pak John di sini nanti setelah ini tolong bekerja sama dengan Politeknik untuk alat tangkap, melatih nelayan untuk tangkap benur. Satu ekor benur bayi lobster itu dibeli oleh pemerintah lima ribu. Kita punya sangat banyak tapi kemampuan menangkapnya tidak ada. Lalu pakannya datang dari keong, baik keong hijau maupun keong emas. Jadi kalau umpamanya di sawah keongnya jangan buang kami mau beli dan itu proteinnya tinggi untuk pakan ternak lobster," urainya.


 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/flores/foto/bank/originals/hujan-lebat.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/flores/foto/bank/originals/Tim-Satgassus-Mabes-Polri-memantau-penyaluran.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/flores/foto/bank/originals/HUJAN-DI-BAJAWA.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/flores/foto/bank/originals/SMKN-1-Larantuka-Flores-Timur.jpg)