Berita Sikka

Dua Hari Berselang Setelah 29 Tahun, Gempa Kembali Guncang Pulau Flores

Gempa bumi melanda Pulau Flores,Selasa siang 14 Desember 2019 menjadi gempa besar setelah musibah gempa bumi dan tsunami 12 Desember 1992.

Editor: Egy Moa
TRIBUN FLORES.COM/EGY MO'A
Kepanikan warga Kota Maumere ketika terjadi gempa bumi Selasa siang 14 Desember 2021. 

Penulis: Egy Mo'a

TRIBUN FLORES.COM, MAUMERE-Sabtu, 12 Desember 1992 pukul 13.29 Wita. Tepat 29 tahun yang lalu, gempa bumi disertai dengan tsunami mengunjang Pulau Flores pada Minggu 12 Desember 2021.

Guncangan gempa berkekuatan 7.8 Mw atau Magnitudo Momen berpusat pada koordinat 8.340°LS dan 122.490°BT, dengan kedalaman 20.4 kilometer.

Kerusakan maha hebat. Sampai kini masih ada bekas-bekasnya. Bangunan fasilitas umum yang tak diperbaiki masih bisa kita saksikan di kota dan di pedesaan Pulau Flores.

Gempa bumi disusul tsunami menghancurkan apa saja di pesisir Pantai Flores, membunuh 2.100 jiwa, 500 orang hilang, 447 orang luka-luka dan 5.000 orang mengungsi.

Baca juga: Trauma Tsunami 1992, Warga Maumere Lari ke Arah Gunung

Bangunan rumah sejumlah 18.000 rumah, 113 sekolah, 90 tempat ibadah dan lebih dari 65 tempat lainnya. Kabupaten yang paling parah dampaknya yakni Kabupaten Sikka, Kabupaten Ngada, Kabupaten Ende dan Kabupaten Flores Timur. Kota Maumere paling parah dampaknya. Lebih dari 1.000 bangunan hancur dan rusak berat.

Tsunami hebat terjadi karena gempa tersebut memicu longsor di bawah laut. Peristiwa gempa disertai tsunami di Flores tidak terdekomentasi dengan baik di dalam negeri. Saat itu sangat minim perhatian dari ilmuwan Indonesia.

Seperti ditulis nationalgeographic.co.id, sampai 1992 Indonesia belum memiliki ahli tsunami, sehingga riset soal tsunami Flores lebih banyak dilakukan ahli-ahli Jepang. Perhatian kalangan ilmuwan Indonesia terhadap tsunami baru terbangkitkan setelah tsunami Aceh.

Tsunami hebat hingga 26,2 meter di Pantai Riangkroko, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur. Meskipun di beberapa daerah yang dekat dengan sumber gempa, tinggi tsunami berkusar 2-6 meter. Dampaknya merusak desa-desa bagian selatan di Pulau Babi.

Baca juga: Pasca Gempa Bermagnitudo 7,5, Pemilik Toko di Maumere Gembok Tempat Usaha

Namun gempa Flores akhirnya mengundang perhatian para peneliti.Tsunami tidak hanya disebabkan oleh gempa. Di bagian utara Flores, terdapat sesar naik bagian belakang busur Flores (Flores Back Arc Thrust) yang dapat membangkitkan gempa bawah laut dan tsunami.

Walaupun tidak sebesar zona subduksi di Palung Sunda, tetapi zona sesar naik di sebelah utara Flores mampu membangkitkan tsunami, sesar ini penyebab terjadinya gempa di Flores pada tahun 1992 sehingga membangkitkan tsunami di sejumlah pesisir Kepulauan Flores.

Menurut Tim Survei Tsunami Internasional (International Tsunami Survey Team (ITST), run-up tsunami yang terukur setinggi 2 meter di Maumere, 3 meter di Wuring, dan 6 meter di Pulau Babi. Run-up tsunami yang sangat tinggi di bagian timur Pulau Flores setinggi 11 meter di Waibalan dan 26 m di Riangkroko.

Bencana ini menjadi menyedot perhatian nasional. Presiden RI, Soeharto menetapkanya sebagai bencana nasional dan menyedot perhatian internasional.Masyarakat bahu-membahu membantu Sikka dari reruntuhan. Bangkit kembali!.

Ingatan kelam 29 tahun silam kuat membekas dalam diri setiap kita yang pernah mengalaminya. Telah banyak yang berubah pasca gempa. 'Luka-luka' juga telah sembuh, namun bekasnya tak pernah hilang. Setiap kita punya refleksi memaknai musibah ini.

Dua hari berselang setelah musibah 29 tahun silam, Selasa, 14 Desember 2021 pukul 11.05 Wita, gempa bermangnitudo 7,4 mengguncang Pulau Flores. Getarannya keras, bikin puyeng kepala.

Guncangan melanda seantero Flores, tapi yang paling terasa di Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Sikka dan Lembata letaknya lebih dekat dengan episentrum gempa.

Di Kabupaten Sikka, warga Kota Maumere berhambur keluar rumah. Panik akan muncul bahaya susulan tsunami, mencari ke lokasi yang jauh kota dan pesisir pantai Maumere. Kebanyakan mengungsi ke Kecamatan Nelle di bagian selatan Kota Maumera dan Kecamatan Nita di sebelah barat Maumere.

Ratusan warga juga menempati lokasi penampungan pengungsi di Kantor DPRD Sikka dan Gudung Coksik Sikka. Warga enggan kembali ke rumah, kuatir gempa susulan dan tsunami.

Sikap waspada warga beralasan. Mereka punya pengalaman dengan gempa tahun 1992. Gempa Selasa siang itu memutar memori ke masa 29 tahun lalu. Cuaca terasa panas, bikin tubuh sangat gerah semenjak Senin. Udara lebih menyengat lagi pada hari Selasa. ***

Berita Sikka lainnya

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved