Berita Sikka
Akifah, Murid Kelas 1 MI di Sikka Penderita Jantung Bocor Bertahan Hidup dengan Obat
Derita pasangan suami-istri,Sukirman dan Mentari Febrianti dijalani lebih berat.Anaknya berusia delapan tahun menderita jantung bocor.
Laporan Wartawan TRIBUN FLORES.COM, Egy Mo'a
TRIBUN FLORES.COM, MAUMERE-Hari-hari yang berat ditanggung pasangan suami-istri Sukirman (31) dan Mentari Febrianti (28).
Beban hidup rumah tangga dengan tiga orang anak sudah terasa berat ditanggung warga Kampung Bebeng, Kelurahan Wolomarang, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Pulau Flores.
Sukirman, berprofesi sebagai buruh di Pelabuhan Rakyat (Pelra) Wuring. Bila tak ada kapal rakyat yang bongkar dan muat barang, Sukirman beralih nekerja di kapal ikan.
Sementara sang istri, buruh harian lepas di pabrik pengawetan gurita dan ikan. Kalau pasokan ikan dan gurita banyak, tenaganya dibutuhkan diupah Rp 10.000/jam. Bila tidak, ia membeli tatalan ikan tuna dari pabrik itu seharga Rp 20.000/kg dijual eceran Rp 10.000/piring di Pasar Wuring.
Baca juga: Januari 2022, Polisi Tangani 61 Kasus Lakalantas di Sikka
Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Keseharian hidup sudah berat ditanggung, anak ketiga, Siti Nur Akifah (8) divonis menderita jatung bocor sejak enam tahun yang lalu.
Kepada TRIBUNFLORES.COM,Senin 17 Januari 2022, Mentari menuturkan tanda awal sakit dialami Akifah ketika usianya menginjak dua tahun lebih. Ujung-ujung jari kaki dan tangan membesar dan berwarna ungu. Jantungnya berdebar kenyang, matanya merah, keringat dan wajahnya tampak sangat kelelahan.
Dibawa berobat ke Puskesmas Wolomarang, petugas kesehatan menyatakan Akifah mengalami kelainan pada jantungnya. Pemeriksaan lanjutan dilakukan di RSUD Maumere makin menguatkan lagi, jantung Akifah bocor dan harus dioperasi di salah satu RS di Pulau Jawa.
Sejak divonis menderita penyaki itu, hari-hari Akifah menjadi berat. Sukirman dan Mentari harus ekstra menjaga putrinya. Bila Sukirman berangkat kerja, maka Mentari harus selalu berada di rumah.
Baca juga: Berkas P21, Polisi Limpahkan Kasus Tewasnya 4 Warga Hoder ke Kejaksaan Negeri Sikka
Tak hanya menjaga putrinya di rumah, dua jenis obat seharga Rp 400 ribu juga wajib tersedia di dalam rumah.
Bila gelajah sakitnya muncul, keringat, kelelahan, matanya merah, dan kukunya bewarna unggu maka segera diberi obat. Bila kondisinya kritis, sesak nafas ia dirujuk ke RSUD Maumere mendapat perawatan lebih lanjut.
Semenjak dokter memvoni sakit jantung bocor, aktivitas Akifah juga terbatas. Ia tidak boleh lelah bermain. Bila lelah bermain ia mengalami sesak napas, batuk, banyak keringat, ujung jari tangan dan kaki berwarna ungu. Lidahnya seperti terbelah.
Bahkan suatu ketika, kuku jari tangannya terlepas mengeluarkan berdarah. Beberapa waktu kemudian tumbuh lagi kuku jari.
Baca juga: BREAKING NEWS : Rem Blong & Hilang Kendali, Pengendara di Sikka Tabrak Pohon Kemiri, 2 Orang Tewas
Tidak memiliki Kartu BPJS Kesehatan menjadi beban bagi Sukirman dan Mentari. Cadangan uang Rp 400 ribu harus selalu tersedia, bila sewaktu-waktu dibutuhkan membeli obat atau dirujuk ke RS.
Sukirman dan Mentari tak berani membawa anaknya menjalani operasi. Trauma dialami salah satu sanak fimilinya membuat mereka mengurungkan niat itu. Saat itu salah satu anak kerabatnya meninggal dunia setelah menjalani operasi jantung.