Berita Lembata

Mutasi di Lembata, Direktur RSUD 'Diturunkan' Ke Puskesmas Pada, Sekretaris PMD Jadi Staf Pol PP

Bupati Lembata,Thomas Ola Langodai memutasi Direktur RSUD Lembata menjadi ahli madya Puskesmas Pada dan Sekretaris Dinas PMD menjadi staf Pol PP.

Editor: Egy Moa
TRIBUN FLORES.COM/RICKO WAWO
Mutasi puluhan pejabat eselon 3 Pemda Lembata di Aula Kantor Bupati Lembata, Jumat, 4 Februari 2022. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Ricko

TRIBUNFLORES.COM, LEWOLEBA-Mutasi puluhan pejabat eselon 3 di lingkup Pemda Lembata dilakukan di Aula Kantor Bupati Lembata, Jumat, 4 Februari 2022. Mutasi pejabat merupakan bagian dari upaya reformasi birokrasi yang sejak awal sudah dicanangkan Bupati Lembata Thomas Ola Langoday.

Kritik terhadap pelantikan pejabat eselon 3 yang baru dilakukan ini dilayangkan Anggota DPRD Lembata Paul Makarius Dolu.

Politisi Partai Gerindra ini menyebutkan mutasi pejabat eselon 3 ini merupakan misi pembantaian politik yang sukses.

Dia menganggap nama beberapa pejabat yang dimutasi menunjukan adanya ‘pembantaian’ yang sifatnya politis akibat ‘kedekatan’ pejabat-pejabat tersebut dengan kepala daerah sebelumnya.

Baca juga: Yoris Wutun, Anak Petani Lembata Jadi Panelis Muda Plan Internasional di Inggris

Dia memberi contoh dimutasinya kakak beradik. Direktur RSUD Lewoleba, dr Yosep Bernad Beda menjadi ahli madya di Puskesmas Pada. Adiknya, Paskalis Setet atau Pace Punang dari Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) menjadi staf di Polisi Pamong Praja.

Mirisnya lagi, katanya, Pace Punang bahkan menjadi bawahan dari Usman Ahmad yang sebelumnya adalah staf di Dinas PMD. Para pejabat ini menurutnya sejak lama sudah masuk dalam ‘bidikan’ untuk dimutasi dari jabatan lama mereka.

”Ini mengganggu psikologis orang dalam bekerja,” katanya saat ditemui di Kantor DPRD Lembata.

Dia mengapresiasi sejumlah pejabat eselon 3 yang dipromosi dalam jabatan untuk kepentingan daerah. Namun, Paul Dolu berujar sejak beralih kepemimpinan perhatian matanya tertuju pada orang-orang yang dianggap punya ‘kedekatan’ dengan pemimpin sebelumnya.

Baca juga: Milenial Tentukan Masa Depan Lembata 2024, Pemilih Pemula 42.558 Orang

Dia menyebut proses mutasi merupakan misi pembantaian secara politis yang dinantikan sekelompok orang. Akan tetapi dikemas dengan nama ‘reformasi birokrasi’.

"Dan hari ini terbukti misi pembantaian itu sukses,” sindirnya.

Menurut Paul Dolu, jika Aada misi yang politis semacam ini, maka tentu hal ini berlawanan dengan 'spirit sare dame' yang selama ini digaungkan pemerintah daerah, bahwa orang harus berdamai dengan Tuhan, diri sendiri, sesama dan alam semesta.

Sebelumnya, Bupati Lembata Thomas Ola Langoday menegaskan mutasi pejabat eselon 3 dilakukan untuk tujuan yang lebih besar yakni pelayanan publik karena birokrasi merupakan mesin penggerak pelayanan publik.

Baca juga: Yoris Wutun, Anak Lembata Jadi Penasihat Internasional Pendidikan Masa Darurat Plan di Inggris

"Kita yang ditempatkan di tempat baru harus punya keyakinan tempat yang saya duduki adalah tempat yang baik untuk saya untuk pelayanan kepada masyarakat," katanya usai pelantikan sebanyak 46 pejabat eselon 3 di Aula Kantor Bupati Lembata.

Menurut dia, proses mutasi dilakukan dengan suatu kajian yang mendalam sehingga dia meminta para abdi negara untuk bekerja optimal di tempat tugas yang baru.

"Semua tempat di birokrasi baik adanya, semua tempat di Lembata baik adanya. Tidak ada tempat di Lembata yang tidak baik," tegasnya.

Dia kemudian menekankan kembali tugas pemerintah yang salah satunya untuk mengelola uang rakyat dalam bentuk APBD untuk kesejahteraan masyarakat.

"Saya minta semua pihak memainkan perannya secara optimal," pesannya..

Berita Lembata lainnya

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved