Berita Ende
Detusoko Barat Tawarkan Wisata Premium Ala Kampung di Seminar Nasional SAME 4
Kepala Desa Detusoko Barat,Kabupaten Ende,Nando Watu menawarkan wisata premium ala kampung yang menonjolkan unsur orisinalitas dan keunikan.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Oris Goti
TRIBUNFLORES.COM, ENDE-Wisata premium ala kampung adalah sebuah konsep wisata yang menonjolkan originalitas, lokalitas, keaslian dan keunikan sesui dengan citarasa Flores, living like a locals, be a Floreness /hidup seperti orang lokal dan menjadi seperti kebiasaan kita orang Flores itulah yang premium.
Demikian kata Nando Watu, Kepala Desa Detusoko Barat, Kabupaten Ende, dalam Seminar Nasional Akuntansi dan Managemen dan Ekonomi (SAME 4) yang diselenggarakan oleh oleh Program Studi (Prodi) Manajemen, Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Undana Kupang di Labuan Bajo, Pulau Flores, Selasa 15 Maret 2022.
Menurut Nando, premium itu harus mampu membawa pemahaman, pertukaran pengalaman, edukasi pada nilai nilai kearifan lokal serta serentak menggerakan bersama untuk menjaga alam, meslestarikan budaya dan mendukung orang orang lokal.
"Biasanya makin ke kampung, makin asli, makin primitif/makin original narasinya makin kuat , dan karena keaslian nya makin banyak dicari dan karena itu tentu akan makin mahal. Originalitas Dan keaslian ini adanya di kampung kampung Dan tentu yang Ada hanya di Desa," ujarnya.
Baca juga: Rapat Dengan Wapres, Wabup Ende Harapkan Presiden dan Wapres Hadiri Hari Lahir Pancasila
Mengutip Avlin Tovler, penulis Buku The 4th Wave, Nando menyebut, tradisionalisme adalah masa depan. yang tradisional itu berdekatan dengan yang ada di desa.
Dia menguraikan, jiwa wisata premiun adalah pengalaman, karena itu bicara wisata premium tanpa melibatkan konsep tentang pengalaman di desa wisata dengan aneka nilai nilai tradisi dan kearifan lokal ibarat bangun wisata namun tidak ada jiwanya.
Nando melanjutkan premium itu adalah pengalamanya. Bagaimana wisatawan ketika datang ke Flores selain keindahan alam, pantai gunung, budaya lokal namun wisatawan harus mendapat pengalaman hidup yang lebih. Ada interaksi langsung antara tamu dan tuan rumah, ada ruang saling belajar dan memperkaya pemahaman, pengetahuan serentak memberikan dampak ekonomi.
Dia menjelaskan, pariwisata adalah pergerakan tidak hanya untuk sesuatu yang bisa dilihat, diraba, fisik /(yangible). Namun lebih dalam dari itu adalah, jika untuk sesuatu yang tidak bisa dilihat/disentuh seperti pikiran pengetahuan, pengalaman, emosi (Integible).
Baca juga: Bupati Ende Beberkan Potensi Perikanan Tangkap di Kementrian Kelautan dan Perikanan
Seminar itu dihadiri oleh rektor dan seluruh civitas akademika Undana dan 80an peserta sidang pleno APSMBI dan Seminar SAME 2022 dari seluruh Indonesia.
Seminar nasional membawa tema Tantangan Digitalisasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Menuju New Society 5.0, memnghadirkan Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional, Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo sebagai pembicara utama,. Kemudian menghadirkan dua narasumber lainnya, yaitu: Kepala Desa Detusoko, Kabupaten Ende, Ferdianus Watu, dan Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores, Shana Fatina.
Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo, Shana Fatina dalam materi yang disampaikan oleh Sisilia Lenita Jemana terkait Amenitas melakukan sertifikasi CHOSE untuk hotel dan restorant, atraksi dengan pembangunan waterfront city, puncak waringin, 30 desa wisata tematik.
Sementara itu, dalam hubungan dengan industri, melalukan Floratama academy, Floratama digital Investment, made in Floratama, passe Floratama, Floratama travel pass. Dalam kaitan dengan desa, membuat 30 Desa wisata tematik dan pengembaangan pariwisata berbasis masyarakat di 9 desa wisata.
Baca juga: Airlangga Hartarto Optimis BTPKLWN Turunkan Kemiskinan Ekstrim Mendekati Nol
Rektor Undana, Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M. Sc menyatakan, Pemprov NTT sebelumnya telah menetapkan pariwisata sebagai prime mover (penggerak utama) pembangunan ekonomi di NTT, karena sumber daya lokal yang dimiliki, baik wisata alam, budaya, bahari dan lainnya yang luar biasa.
Rektor mengungkapkan, di tengah stigma NTT sebagai provinsi miskin dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang berada di bawah adalah tantangan bagaimana agar keluar dari stigma tersebut.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/flores/foto/bank/originals/SAME-4-DI-LABUAN-BAJO.jpg)