Berita Maumere
Kisah Perempuan Sikka, Hidupi Keluarga dari Tenun Ikat
Usahanya sebagai pengrajin tenun ikat sudah ia geluti selama beberapa tahun, dan itu sudah menjadi pekerjaan pokoknya.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Seorang perempuan nampak begitu serius, mengerjakan tenunannya yang baru dalam tahap proses pengikatan benang di depan teras rumahnya.
Perempuan yang memiliki nama lengkap, Gerarda Guilberta, tinggal di Desa Nele Lorang, Kecamatan Nele Lorang, Kabupaten Sikka.
Ia berprofesi sebagai pengrajin tenun ikat tradisional motif Maumere, Kabupaten Sikka.
Usahanya sebagai pengrajin tenun ikat sudah ia geluti selama beberapa tahun, dan itu sudah menjadi pekerjaan pokoknya.
Baca juga: Isu Lingkungan dan Perubahan Iklim Harus Jadi Prioritas Anggaran Pemda Lembata
"Saya seorang pengrajin tenun ikat, ini mata pencaharian saya. Saya sudah menenun kain tradisional sejak dulu saya masih muda," ungkap Gerarda Guilberta saat ditemui TribunFlores.com, Kamis 17 Maret 2022.
Saat ditemui, nampak ia sementara mengerjakan tenunannya tersebut secara alami menggunakan tangannya sendiri, berbekalkan benang dan alat tenun yang terbuat dari kayu.
Perempuan yang memiliki 3 orang anak ini mengungkapkan meskipun menggunakan alat seadanya dalam bekerja ia tidak patah semangat sebab itu merupakan mata pencahariannya dan untuk kebutuhan hidup keluarga serta biaya pendidikan bagi anak-anaknya.
"Saya hanya gunakan alat seadanya, hanya tetap kerja, dan tidak putus asa karena ini sudah menjadi mata pencaharian saya dalam keluarga, juga untuk kebutuhan makan dan minum dalam rumah dan juga terkhusus bantu anak-anak untuk sekolah," ujar Gerarda.
Baca juga: Inspirasi Lintas Budaya Hari Ini, Berbahagialah Orang Beriman yang Tidak Melupakan Allah dalam Hidup
Diketahui, suami dari Gerarda saat ini berprofesi sebagai pedagang di pasar.
"Suami saya berjualan di pasar, dan saya mau tidak mau harus bantu suami, tentunya hanya untuk cari hidup jadi lebih baik," ungkapnya.
Penghasilannya dari tenun ikat, jika dihitung perbulan Gerarda menghasilkan 2 lembar kain tenun ikat dengan harga perlembar Rp. 500.000. Terkait omzet penjualan dan keuntungannya tergantung pada yang membeli.
"Soal untungnya tergantung nasib pak, kalau yang beli banyak yah syukur, tapi jika tidak sabar saja," katanya.
Selain sebagai pengrajin tenun yang sudah ia geluti sejak masa mudanya, Gerarda juga membantu suaminya dengan bertani atau mengolah kebun.