Berita Lembata
Hutan Bakau Desa Merdeka Dibabat Pengaruhi Tangkapan Ikan Nelayan Hadakewa
Peneliti Lingkungan, Piter Pulang menegaskan pembabatan hutan mangrove di Desa Merdeka, Kabupaten Lembata berdampak terhadap tangkapan ikan.
lihat foto
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, RICKO WAWO
TRIBUNFLORES.COM, LEWOLEBA-Peneliti lingkungan, Piter Pulang, mengatakan pembabatan hutan mangrove (bakau) di Desa Merdeka, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata, berdampak terhadap menurunnya hasil tangkapan ikan nelayan di Teluk Hadakewa dan perubahan iklim.
Hal ini dia paparkan saat bertemu dengan perwakilan masyarakat adat Desa Dikesare, Lamatokan, Lamawolo, Tapobaran, dan Kolontobo di Moting Ema Maria, LSM Barakat, Lewoleba, Senin, 21 Maret 2022.
Piter memaparkan secara ilmiah proses hilangnya hutan mangrove berdampak pada perubahan iklim dan menurunnya hasil tangkapan ikan di Teluk Hadakewa. Mangrove merupakan tempat ikan bertelur.
Lalu setiap tahun, banjir membawa tanah dari daratan yang sudah tercampur dengan pupuk kimia, pestisida atau material polutan. Jika hutan bakau tak ada, maka tanah yang tercampur dengan zat kimia itu juga mencemari laut. Kondisi ini kemudian diperparah lagi dengan erupsi Gunung Ile Lewotolok yang memuntahkan zat kimia ke lautan. Komposisi air laut pun berubah.
Baca juga: Cegah Pemboman Ikan, Bupati Lembata Minta Kapal Pengawas ke Menteri Kelautan dan Perikanan
"Bakau punya kemampuan menguraikan cairan kimia dari darat ke laut. Bahan kimia terbawa ke laut," ungkap Piter Pulang.
Akibat dari konsentrasi kimia yang tinggi di laut dan tak ada tempat untuk bertelur, maka otomatis ikan akan keluar dari Teluk Hadakewa. Ini berpengaruh pada hasil tangkapan nelayan.
Menurut dia, nelayan Hadakewa telah mengeluhkan penurunan hasil tangkapan ikan yang berbeda dengan tahun sebelumnya. Selain dampak alat tangkap kapal purse seine dan lampara, terumbu karang yang rusak, hasil tangkapan ikan berkurang juga jadi dampak nyata dari berkurangnya hutan mangrove di desa Merdeka, salah satu desa pesisir di Teluk Hadakewa.
Bersama LSM Barakat, Piter mendorong dilakukannya konservasi laut dengan kearifan lokal yakni Muro. Ini sudah diterapkan di desa Dikesare, Tapobaran, Lamawolo, Lamatokan dan Kolontobo.
