Berita Manggarai

11 Tahun Tak Bisa Berjalan, Bocah di Manggarai Ini Butuh Kursi Roda

Karlianus merupakan putra bungsu dari pasangan Longginus Non (43) dan Teresia Amis (37) asal Malip, desa Lenda, kecamatan Cibal Barat, kabupaten Mangg

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/HO-YOS
TAK BISA BERJALAN- Karlianus Damar tak bisa berjalan di Malip, Desa Lenda, Kecamatan Cibal Barat, Kabupaten Manggarai, Sabtu 26 Maret 2022. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Charles Abar

TRIBUNFLORES.COM, RUTENG - Mengalamai cacat fisik sejak lahir, Karlianus Damar (11) hanya bisa merangkak dan berdiam diri di tempat duduknya selama 11 tahun dengan keterbatasan fisik yang dialaminya.

Selain mengalami keterbatasan fisik Karlianus juga penyandang disabilitas tunawicara. Karlianus hanya bisa mengangguk dan menggelengkan kepala ketika ada mengajaknya untuk berbicara.

Karlianus merupakan putra bungsu dari pasangan Longginus Non (43) dan Teresia Amis (37) asal Malip, desa Lenda, kecamatan Cibal Barat, kabupaten Manggarai, membutuhkan bantuan dari berbagai pihak.

Baca juga: Renungan Katolik Hari Ini, Tuhan Mengetahui Kebutuhan Kita            

 

Kondiis fisik yang sangat lemah membuat Kondis Karlianus hanya bisa terbaring lemas selama hampir 11 tahun.

"Saya merasa sedih sekali melihat anak saya ini (Karlianus) yang sudah 11 tahun tidak bisa berjalan karena menderita lumpuh dan bisu. ", ungkap Teresia, Sabtu 26 Maret 2022.

Teresia mengisahkan kehidupan keluarganya, apalagi kasih sayang seorang ayah tidak dirasakan oleh sang anak.

Teresia menceritakan bahwa suami tercinta Longginus Non sudah merantau sejak Karlianus dilahirkan, sejak saat itu pula Longginus tidak ada kabar sehingga dengan segala keterbatasan Teresia menghidupi kedua orang anaknya dengan berbagai upaya.

"Suami saya sudah merantau sudah 11 tahun pak, sejak anak saya yang bungsu ini dilahirkan dan sampai sekarang pun sudah tidak kabar sama sekali,"kisahnya.

Baca juga: Rutan Kelas IIB Maumere Sosialisasi Sistem Penilaian Pembinaan Narapidana

Adapun niat untuk membawa sang buah hati untuk periksa di Rumah Sakit, namun dengan segala keterbatasan ekonomi, Teresia hanya bisa pasrah dengan keadaan.

Teresia menceritakan, untuk menghidupi kedua anaknya ini, ia harus bekerja serabutan dengan bayaran Rp. 25.000 perhari itu pun tidak setiap hari.

"Untuk membiayai kedua anak saya ini, saya terpaksa pergi harian pak, itu pun tidak setiap hari, kalau ada yang minta untuk membersihkan kebunnya baru saya dapat kerja. Namun sebagai orang tua saya berusaha keras untuk menghidupkan kedua anak saya ini begitupun dengan biaya sekolah dari si Sulung yang sekarang SMA,"ungkapnya.

Butuh Kursi Roda

Keterbatasan yang dialami oleh Keluarga dan Ibu Teresa sangat mengharapkan bantuan dari para dermawan.

Hingga kini belum ada bantuan dari pemerintah untuk meringankan beban yang dialami oleh putra bungsunya.

Teresia menceritakan segala bentuk bantuan dari pemerintah, ia tidak pernah rasakan. Memang dulu pernah menerima bantuan tetapi hanya 1 karung beras.

"Saya ini pak tidak pernah bantuan dari pemerintah, memang dulu pernah ada bantuan berupa beras, tetapi itu hanya satu kali saja pak," ungkap ibu tiga orang anak ini.

Baca juga: Ganjar Pranowo Sampaikan Urgensi Perbaikan Sistem Kesehatan di Indonesia

Ia pun berharap agar pemerintah bisa membuka mata dengan kondisinya ini.

"Saya mohon kalau bisa pemerintah bisa melihat kondisi saya saat ini," harapnya.

Harapan yang lain yang ingin disampaikan oleh Ibu Teresia adalah bantuan dari berbagai pihak seperti kursi roda agar anaknya bisa beraktivitas.

"Saya mohon kepada orang yang merasa kasihan dengan kondisi anak saya ini kalau bisa membatu kursi roda karena saya sangat kesulitan, apalagi usianya sekarang sudah semakin bertambah,"ujarnya penuh harap. (Cr2).

Berita Manggarai lainnya

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved