Berita Sikka
Kepulan Asap Penuh Berkah, Dua Kerabat Pasarkan Ikan Bakar di Kota Maumere, Sikka
Meski banyak menjual jenis kuliner, Imam tetap sabar melayani pembeli yang kadang sedikit mendesak karena terburu-buru.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paulus Kebelen
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Pemuda 27 tahun itu menyambut pembeli dengan senyuman ramah.
Meski setiap hari diseruduk kepulan asap, Imam Pandewa (27) tetap tegar mencari lembaran rupiah dengan menjual ikan bakar.
Hampir saban sore, Imam Pandewa dibantu iparnya Ady Aken (24) rutin menjual aneka jenis ikan segar.
Istri Imam Pandewa adalah saudari kandung Ady Aken.
Baca juga: Kepala Dusun Nikahi Gadis 16 Tahun, Setelah 2 Hari Menikah Langsung Jadi Tersangka, Ini Kasusnya
Keduanya kompak menjual ikan persis di pinggir jalan Kelurahan Wairotan, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka.
Saat disambangi wartawan, Imam Pandewa berujar usaha itu awalnya dirintis sang ayah mertua bernama Yahuda Malanton Dede yang bekerja sebagai seorang nelayan.
"Usaha ini sudah lama, awalnya dari bapa mantu (ayah mertua). Saya baru mulai pada awal tahun 2022. Setiap hari saya dibantu oleh saudara ipar," kata Imam, Senin 13 Juni 2022.
Ia mengatakan, sebagaian besar jenis ikan yang dijual merupakan hasil tangkapan sendiri. Ketika mulai sore, ikan itu sudah dibelah sebelum membawa menuju lapak jualan.
"Jenis ikan tergantung hasil tangkapan. Biasanya kami jual itu ikan kakap, ikan merah, ikan kerapu, ikan wojong, dan masih banyak lagi," papar Imam.
Baca juga: Hasil Survei, 63,1 Persen Warga Setuju Presiden Jokowi Reshuffle Menteri di Kabinet
Wadah panggang yang disediakan, kata dia, adalah potongan besi yang dibuat sepanjang dua kali alat panggang besar. Para pembeli yang memesan lebih dari dua ekor hanya menunggu kurang lebih 25 menit.
Ia bercerita, dalam semalam bisa menghabiskan 50-an ikan dengan kisaran harga per ekor Rp.25.000 sampai Rp.50.000 rupiah, tergantung ukuran dan jenisnya.
Bahkan, jumlah pembeli yang kadang membeludak sering membuat keduanya kewalahan. Sebaliknya jika jualan sepih, Imam dan Ady harus berdamai dengan kenyataan.
"Sejauh ini hasilnya baik. Tapi kadang-kadang harus siap terima risiko jika ikan banyak tapi pembeli kurang, kami pasti rugi. Namanya usaha pasti ada hari baik dan hari kurang baik," ceritanya.