Berita Sikka

Imelda Wara Nafkahi Keluarga dari Tumpukan Sampah Plastik di Kota Maumere, Sikka

Imelda Wara dan empat anaknya tinggal di Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Alok Timur. Suami Maria kini sedang merantau di Kalimantan.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/EWALD GELI
PUNGUT SAMPAH - Imelda Wara (53) saat memulai pekerjaan memungut sampah di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Rabu 29 Juni 2022. 

Laporan reporter TRIBUNFLORES.COM, Paulus Kebelen

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Matahari pagi menggelitik tubuh Imelda Wara (53), sesosok wanita penafkah yang saban hari berkeliling Kota Maumere, Ibu Kota Kabupaten Sikka untuk mencari sampah plastik, Rabu 29 Juni 2022.

Langkah kakinya tertatih-tatih sambil menarik gerobak besi. Saban hari ia memungut barang bekas untuk di jual ke pengepul.

Pekerjaan itu ia lakukan demi membantu sang suami menafkahi keluarga kecilnya hingga biaya sekolah empat anaknya.

Imelda Wara dan empat anaknya tinggal di Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Alok Timur. Suami Maria kini sedang merantau di Kalimantan.

Baca juga: 319 Guru Honor di Flores Timur Terima SK PPPK

 

"Saya keliling kota, cari kardus bekas, botol plastik, kemudian jual di gudang," ujar Imelda saat disambangi TRIBUNFLORES.COM.

Gurat wajahnya menggambarkan sosok wanita petarung kehidupan. Tiba di tumpukan sampah, wanita paruh baya itu mulai memilah barang-barang bekas kemudian menaruhnya di atas gerobak besi miliknya.

Selepas dari satu titik, pekerjaan masih berlanjut yaitu menyisir kompleks pertokoan hingga lokasi pembuangan sampah. Aroma busuk sampah seolah tak sebanding dengan beban hidupnya sehari-hari.

"Nanti saya ke area toko-toko, habis dari sana saya pindah lagi. Pokoknya di tempat-tempat yang sering orang buang sampah," ucapnya ramah.

Jika mobil truk pengangkut sampah milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) tiba, rejekinya semakin tergerus. Namun, hal itu bukan masalah besar untuknya karena sebagai bagian dari warga, kebersihan kota adalah kemaslahatan.

"Pendapatan satu hari tergantung. Kalau mobil sampah duluan pasti dapatnya sedikit saja," kisahnya.

Baca juga: Sekolah di Flores Timur Sepakat Terapkan Muatan Lokal

Imelda sebenarnya ingin memuali pekerjaan lebih pagi, namun dirinya masih mengurus anak-anaknya yang hendak berangkat sekolah.

"Saya berangkat pukul 08.00. Maunya jalan awal tapi nanti siapa yang akan urusn anak pergi sekolah," sahutnya lagi.

Meski demikian, Imelda tetap bersyukur dengan keadaan meski pekerjaan itu berpotensi mengganggu kesehatan karena banyak kuman yang terkandung dalam tumpukan sampah.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved