Berita Nasional

Kompak, Jokowi dan Iriana Menuju Kyiv Pakai Jaket Biru Naik Kereta

“Jika kita ingin mencoba dan mencapai semacam negosiasi dan penyelesaian damai, negara seperti itu yang dapat membantu,” ungkapnya.

Editor: Gordy Donovan
SEKERTARIAT KABINET RI
KOMPAK - Presiden Joko Widodo Menuju Kyiv, Ukraina menggunakan Kereta api luar biasa. Presiden dan Ibu Iriana kompak kenakan jaket warna biru. Jokowi dan rombongan terbatas berangkat dari Stasiun Przemysl Glowny, Polandia, Selasa (28/06/2022) tepat pada pukul 21.15 waktu setempat. 

Pengaturan agenda kunjungan Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Jokowi beserta rombongan terbatas ke Ukraina tentunya sudah dipersiapkan sangat matang, namun tentu saja pengaturan tersebut bersifat fleksibel menyesuaikan setiap dinamika kondisi di lapangan.

Analisis Pengamat Luar Negeri

Seperti yang Diberitakan Tribunnews.com, Pakar politik internasional sekaligus Direktur Program Asia-Pasifik di Chatham House, Ben Bland memberikan tanggapan terkait rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Bland memprediksi upaya Jokowi tak akan memberikan hasil besar.

Selain itu, Bland menembahkan, peluang Presiden Jokowi untuk menemukan titik temu antara pemimpin Rusia dan Ukraina sangat minimal.

Namun, ia menyebut, peranan Indonesia terkait masalah Ukraina sangat penting.

“Tetapi sebagai salah satu negara berkembang terbesar di dunia dan mitra persahabatan Rusia dan Ukraina, Indonesia adalah suara penting di panggung global,” ucapnya, dikutip dari Swiss Info.

Dikatakan, Indonesia menganut politik luar negeri, “Bebas Aktif”, yang berarti non-blok dan berusaha untuk tetap mandiri.

Baca juga: Monumen Tsunami Maumere di Mata Pengunjung, Pendingin Alam Ditengah Hawa Panas


Menurut Analis Pertahanan Senior dari RAND, Derek Grossmann, negara seperti Indonesia yang dapat membantu dalam permasalahan, seperti Ukraina dan Rusia.

“Jika kita ingin mencoba dan mencapai semacam negosiasi dan penyelesaian damai, negara seperti itu yang dapat membantu,” ungkapnya.

Tetapi, Grossman menilai pertemuan Jokowi dengan Putin dan Zelensky hanya akan memberikan kemajuan yang rendah.

Sementara itu, Peneliti hubungan internasional Indonesia di University of Queensland, Australia, Dr Ahmad Rizky Mardhatillah Umar, mengatakan Indonesia prihatin tentang bagaimana perang akan mempengaruhi kepresidenan G20, serta energi domestik dan ketahanan pangan.

“Indonesia ingin memastikan bahwa Rusia dan negara-negara Barat tidak menjadikan G20 sebagai medan perang untuk memajukan perjuangan mereka,” kata Umar kepada Arab News.

Meski demikian, lanjut Umar, karena masih belum jelas apa yang akan diusulkan Indonesia kepada Zelensky dan Putin dalam pertemuan mendatang, kunjungan Jokowi tak mungkin mengubah situasi di Eropa.

Berita Nasional lainnya

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved