Berita Manggarai Barat
Korban Kecelakaan Kapal Wisata di Labuan Bajo Disantuni Jasa Raharja
Tiga orang wisatawan mengalami kecelakaan kapal tenggelam di Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat mendapat santun kecelakaan.
"Informasi dari Kapten pukul 05.00 Wita, tiba-tiba angin kencang dan kapal langsung terbalik, kapten berteriak dan mengevakuasi korban yang sudah selamat. Kurang lebih sepuluh penumpang," katanya.
Setelah mendapatkan informasi tersebut, pihaknya langsung berkoordinasi dengan potensi SAR untuk melakukan penyelamatan dan pencarian korban.
Baca juga: Kronologi Kapal Tiana Tenggelam di Pulau Kambing Labuan Bajo, 2 Orang Meninggal
"Kejadian itu kurang lebih jam lima pagi dan kita dapat laporan itu kurang lebih jam lima tiga puluh pagi dan langsung koordinasi dengan pol air, syahbandar, kita langsung menuju mengevakuasi yang selamat dan kembali ke Pelabuhan Labuan Bajo," katanya.
Sementara itu, salah seorang penumpang, Saraswanto (59) yang juga suami dan ayah korban mengaku kaget atas kejadian tersebut.
Saat kejadian, lanjut Saraswanto, ia sempat bangun untuk melakukan salat subuh. Ia masih bertanya kepada anak buah kapal apakah sudah sampai di tujuan destinasi wisata Pulau Padar.
Akan tetapi, seorang anak buah kapal mengatakan pelayaran menuju Pulau Padar tidak bisa dilakukan karena arus sangat kuat dan angin kencang.
Baca juga: SAR Gabungan Evakuasi 24 Wisatawan Korban Kapal Tiana Tenggelam di Pulau Kambing Labuan Bajo
"Saya keluar kamar ternyata kru dan kapten kapal itu masih tertidur, kapten terbangun setelah saya nyalakan lampu, saya tanya apa sudah sampai di Padar karena pada saat itu kapal berhenti, kaptennya bilang kita sudah menuju Padar tapi balik lagi karena arus sangat kuat dan angin kencang," katanya mengulang percakapan dengan kapten kapal, Rusli.
Selanjutnya, ia kembali ke kamar tidurnya, dan tidak berselang lama ia mendengar suara kayu yang patah dan kapal telah miring dan terbalik.
"Terus saya balik masuk ke kamar, hanya tiduran sajalah, sekitar lima tiga puluh itu baru terdengar suara berderak, kayu patah atau apa begitu, saya nggak tau karena tiba tiba kapal itu miring dan terguling. Tiba tiba air sudah masuk," kisahnya.
Dalam kondisi tersebut, Saraswanto berusaha menyelamatkan istri dan anaknya yang tidur di dek bagian bawah kapal, namun tidak bisa karena air laut telah memenuhi area kabin kapal.
Baca juga: Gubernur NTT dan Menteri ESDM Parade Sepeda Motor Listrik di Labuan Bajo
"Saya baru buru keluar mau nyelamatin anak dan istri saya yang di kamar dek paling bawah tapi dicegah karena air sudah memenuhi ruangan itu, yah udah saya pasrah. Korban istri saya dan anak saya yang bungsu," katanya.
Sementara itu, berdasarkan data manifes, KLM Tiana Liveboat memuat sebanyak 10 penumpang dan 5 anak buah kapal. Dari 10 penumpang, terdapat sebanyak 2 orang wisatawan berkebangsaan Denmark.