Berita NTT
Tidak Nyaman di Tanah Rantau, Pemuda NTT Pulang Kampung Jual Sirih Pinang di Kupang
Namun baginya Gaji yang didapat terbilang kecil ditambah lagi dengan biaya hidup yang mahal menjadi beban tersendiri baginya.
TRIBUNFLORES.COM, KUPANG - Yeter Nomleni warga Desa Oinlasi, Kabupaten TTS, Provinsi NTT menghabiskan sebagian masa mudanya dirantau dengan meninggalkan kampung halaman, orang tua dan teman-teman sepermainan.
Hal ini dilakukan pria 27 tahun itu lantaran ia berpikir tidak ada arah dan harapan bisa hidup lebih baik jika terus tinggal di kampung. Ibukota Jakarta menjadi pilihannya kala itu.
Selama di Jakarta ia bekerja pada sebuah agen telur.
Namun baginya Gaji yang didapat terbilang kecil ditambah lagi dengan biaya hidup yang mahal menjadi beban tersendiri baginya.
Baca juga: Petugas Sampah dan Taman di Sikka Pasrah Upah Dipotong
Dengan penuh pertimbangan, ia memilih meninggalkan Ibukota untuk pergi ke Makassar.
Harapan untuk berhasil dan sukses secara ekonomi di perantauan tidak semudah yang dibayangkan. Untuk bertahan hidup di Makassar, Yeter menekuni berbagai pekerjaan mulai dari pengantar galon hingga tukang parkir pernah ia rasakan.
"Biasa antar galon ke warung-warung makan, tetapi sama penghasilan juga tidak tetap, " ungkapnya saat ditemui Senin 4 Juli 2022.
Karena tidak lagi merasa nyaman, pada tahun 2017 Yeter memilih untuk kembali ke kampung halaman di Oinlasi.
Setahun berselang ia memilih untuk datang ke Kupang, menjual sirih pinang di Pasar Kasih Naikoten menjadi pilihannya untuk terus bertahan hidup ditengah himpitan ekonomi.
Dengan lapak sederhana ia menjajakan buah pinang, pinang kering, sirih, dan kapur sirih.
Ia berjualan setiap hari mulai pukul 08.00 sampai 23.00 wita.
Baca juga: Lima Hari Sampah Menumpuk di Kelurahan Alok,Kadis DLH Bilang Truk Rusak
Seluruh jualannya itu diambil dari Desa Kuanfatu, Kabupaten TTS yang dikirim ke Kupang menggunakan bus oleh masyarakat disana.
"Misalnya saya ambil satu dus, sudah sepakat harga memang dengan yang jual, lalu mereka bungkus kirim lewat bis, barang sampai baru kami titip uang lewat bis yang sama, " jelas Yeter.
Saat dijual di Kupang, harga yang dipatok mulai dari Rp. 5000 sampai yang paling mahal Rp. 10000. Dengan harga begitu, pendapatan yang di dapat setiap hari juga tidak menentu.
"Biasa satu hari dapat Rp. 100.000 kadang juga Rp. 75.000 tidak menentu karena sirih pinang ini tidak semua orang cari, tetaoi syukur saja yang penting bisa dapat uang setiap hari untuk pakai makan minum dan bayar kos, "ucap Yeter. (Pos Kupang).