Berita Nasional
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan Bilang Dirinya Pernah Hidup Susah di Luar Negeri
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan bahwa dirinya pernah susah ketika kuliah di luar negeri beberapa waktu lalu.
“Ketika sampai pada kesetaraan, ukurannya gampang saja. Kalau ada pengunjung datang ke Indonesia atau datang ke Jakarta berasal dari kota global lainnya, begitu sampai di sini, mereka akan ketemu dengan fasilitas yang sama dengan kota-kota global lainnya,” ungkap Anies.
Dia mencontohkan, para pendatang di Jakarta biasanya akan mencari angkutan umum yang cenderung saling terintegrasi. Sistem transportasi seperti ini bisa mempermudah pendatang untuk menunjang mobilitasnya.
Apalagi pemerintah daerah berencana menerapkan tarif integrasi Rp 10.000 per orang untuk tiga transportasi umum selama tiga jam. Adapun tiga angkutan umum itu adalah Transjakarta, MRT Jakarta dan LRT Jakarta.
“Paling gampang begitu datang ke sini, dia akan pindah ke suatu tempat-tempat lain itu biasanya mencari kendaraan umum. Ada atau tidak kendaraan umumnya?terus kalau dia datang ke pusat perpustakaan kebudayaan, standarnya global atau tidak,” katanya.
Saat naik angkutan umum, para pendatang akan menyaksikan jalur pejalan kaki atau pedestrian yang berstandar global. Bahkan salah satu transportasi yang dikelola Pemprov DKI Jakarta dianggap lebih bagus dibanding dari negara asalnya, yaitu Jepang.
“Katanya MRT kami lebih bagus dari Jepang, padahal ini bikinan Jepang. Bukan apa-apa karena Jepang lebih tua umurnya, kalau kami lebih bagus karena muda umurnya,” imbuhnya.
Pengguna kendaraan umum di Jakarta melesat hingga 1 juta orang per hari. Meski begitu, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI ini bermimpi, jumlah penumpang angkutan umum bisa tembus 4 juta orang per hari.
“Penggunaan kendaraan umum di Jakarta tahun 2017 itu 350.000 orang per hari, lalu di tahun 2020 itu jadi 1 juta orang per hari. Lompatannya tiga kali lipat, itu artinya masyarakat berpindah dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum,” kata Anies.
Provinsi DKI Jakarta kini dikenal sebagai kota global. Daerah yang menjadi pusat pemerintahan, teknologi, ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial-budaya dan sebagainya ini telah membuat Super Apps Jakarta Kini (JAKI).
Anies Baswedan mengatakan, pemanfaatan teknologi digital menjadi salah satu indikator Ibu Kota menjadi kota global. Sebagai contoh, SuperApps JAKI yang telah dilengkapi berbagai fitur pelayanan publik.
“Super Apps JAKI memiliki fitur-fitur yang membantu kebutuhan warga dan ini diiringi dengan sistem internal kami. Kalau ada laporan pohon tumbang masuk, dikasih jeda waktu berapa jam harus beres,” kata Anies. (faf/m26/m36/amb).