Berita Manggarai Timur
Tidak Ada Jembatan, Warga Bertaruh Nyawa Terobos Sungai Wae Musur di Manggarai Timur
Akses desa itu tidak ada jembatan penghubung di sungai Wae Musur bagian hilir yang menghubungkan ruas jalan Sok-Lidi.
"Tidak tentu juga tarifnya bervariasi, tapi sebagai bentuk terima kasih kepada mereka (warga) saya harus kasih mereka untuk beli rokok, karena mereka sudah menolong saya,"ujarnya.
Bukan hanya sewa sepeda motor untuk diangkut, warga juga bertaruh nyawa menyeberangi derasnya arus sungai itu.

Warga harus saling berpegangan tangan agar tidak terjatuh atau kaki tidak terpeleset sehingga tidak terhanyut.
Siti Hamidan kepada TRIBUNFLORES.COM, mengaku takut menyeberangi arus sungai yang deras itu, namun terpaksa karena kebutuhan yang sangat penting.
"Saya dari Kampung Compang Ndejing tapi saya kesini karena kebun ada di sebelah sungai ini. Kalau saya tidak berani menyeberang mau makan apa karena makanan ada di kebun, maka terpaksa saya harus bertaruh nyawa,"ujarnya.
Siti Nurhamzah warga lainya, juga menyampaikan hal yang sama. Ia terpaksa menyeberangi derasnya arus sungai itu karena harus pergi kebun.
Nurhamzah juga berharap, agar pemerintah memperhatikan pembangunan jembatan penghubung di sungai itu.
"Kasihan kami sudah bertahun-tahun lamanya, setiap kali musim hujan kami harus bertaruh nyawa untuk menyeberangi sungai ini. Mohon bapak-bapak DPRD terhormat dan bapak pemerintah buka mata bangun jembatan ini,"ungkapnya.
Warga lainya Teodorus Pamput juga mengaku sudah bertahun-tahun warga di tiga desa tersebut menderita. Setiap saat musim hujan terjadi banjir maka arus transportasi terhambat.
Baca juga: Tinggalkan Bima, Sarwan Sukses Jadi Petani Bawang di Sikka
Dikatakan Teodorus, akibat tidak adanya jembatan itu, mobil tak bisa melintas. Sehingga hasil pertanian warga seperti padi, jagung, kopi, cengkeh, kemiri dan lainya sebagainya pun dijual dengan harga murah.
Selain itu, jika ada kematian warga, maka jenazah akan digotong bersama keluarga dan warga melintasi arus air sungai yang deras. Jumat 1 Juli 2022, warga nekad gotong jenazah Alm MM.
Alm MM adalah seorang pensiunan ASN dari Desa Lidi. Alm MM menghembuskan nafas terakhir di RSUD dr Ben Mboi Ruteng, Jumat sekitar pukul 01.00 Wita dini hari.
Teodorus juga berharap kepada Pemerintah Daerah Manggarai Timur, Pemprov NTT, dan Pemerintah Pusat dengan adanya peristiwa-peristiwa yang dialami warga itu, pemerintah segera membangun Jembatan di sungai itu. Karena jalan itu selain menuju ke tiga desa itu juga merupakan akses di sejumlah wilayah desa di Kecamatan Rana Mese dan akses menuju Kecamatan Satarmese Kabupaten Manggarai.
Sementara itu, Pantauan TRIBUNFLORES.COM, Selasa 5 Juli 2022 sore, terlihat di sungai Wae Musur hilir di Nanga Lanang, tidak ada jembatan. Lebar sungai itu diperkirakan sudah mencapai 100 meter karena terus terjadi abrasi.
Arus air di sungai itu terlihat cukup deras karena pada beberapa hari terakhir terus terjadi hujan.