Berita Manggarai Timur

Mobil Dump Truck Terjebak di Tengah Derasnya Arus Sungai Wae Musur,Matim

Sebuah dump truk mengalami macet terjebak ditengah banjir Sungai Wae Musur di Desa Bea Ngencung, Kecamatan Ranamese, Kabupaten Manggarai Timur

Editor: Egy Moa
TRIBUNFLORES.COM/ROBERT ROPO
MACET MESIN-Mobil dump truck macet mesin di tengah Sungai Wae Musur, Desa Bea Ngencung, Kecamatan Ranamese, Kabupaten Manggarai Timur.  

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Robert Ropo

TRIBUNFLORES.COM,BORONG-Sebuah mobil dump truck mengalami macet mesin di tengah derasnya Sungai Wae Musur di Nanga Lanang, Desa Bea Ngencung, Kecamatan Ranamese, Kabupaten Manggarai Timur, Minggu 10 Juni 2022 siang. 

Mobil tersebut berusaha ditarik keluar menggunakan sebuah mobil col dibantu di dorong warga. Sekitar 3 jam mobil itu baru bisa ditarik keluar dari dalam sungai tersebut. 

Terlihat di Sungai Wae Musur hilir ini tidak ada jembatan. Lebar sungai itu diperkirakan sudah mencapai 100 meter karena terus terjadi abrasi. Arus air di sungai itu terlihat cukup deras karena pada beberapa hari terakhir terus terjadi hujan. 

Tidak adanya jembatan penghubung di sungai Wae Musur itu hilir itu mengakibatkan arus transportasi terhambat pada saat musim hujan. Akibatnya warga tiga desa yakni Desa Bea Ngencung, Lidi, dan Desa Satar Lenda di Kecamatan Ranamese menderita.

Baca juga: TKK Kasih Tiara Nusa Borong Wisuda Perdana 15 Anak

Untuk bisa melintas dengan menggunakan sepeda motor warga harus merogo kocek puluhan ribu rupiah untuk menyewah kepada warga yang membantu menggotong sepeda motor. Sedangkan untuk kendaraan angkutan umum mobil sama sekali tidak bisa melintas. 

Yance Dorkas salah satu warga Desa Bea Ngencung mengaku agar sepeda motornya bisa menyeberangi sungai Wae Musur, Ia menyewah warga Rp 50.000 untuk menggotongnya. 

"Saya kasih Rp 50 ribu untuk warga yang angkat motor saya seberangi sungai ini. Biasanya bervariasi harga sewa, tapi saya kasih sebesar ini karena saya mau Terima kasih kepada mereka (warga) karena sudah mengangkat motor saya,"ungkap Yance. 

Dikatakan Yance, terpaksa Ia harus mengeluarkan uang untuk menyewah warga menggotong sepeda motornya. Jika tidak maka motor tidak bisa melintas sebab arus sungai cukup deras dan sangat dalam, apalagi pada dasar sungai terdapat batu-batu besar.

Baca juga: Tidak Ada Jembatan, Warga Bertaruh Nyawa Terobos Sungai Wae Musur di Manggarai Timur

Lanjut Yance tak ada jembatan penghubung di sungai tersebut, warga di tiga desa tersebut sangat perihatin, sebab arus transportasi terhambat, apalagi saat banjir besar sama sekali lumpuh total. Warga di tiga desa sangat terisolir. 

"Kita sudah berulang kali minta bangun jembatan ini, tapi sampai sekarang juga pemerintah belum bangun-bangun tidak tau kapan baru bangun. Kita terus berharap agar Pemerintah tetap memperhatikan jembatan,"ungkap Yance. 

Siti Hamidan mengaku takut menyeberangi arus sungai yang deras itu, namun terpaksa karena kebutuhan yang sangat penting. 

"Saya dari Kampung Compang Ndejing tapi saya kesini karena kebun ada di sebelah sungai ini. Kalau saya tidak berani menyeberang mau makan apa karena makanan ada di kebun, maka terpaksa saya harus bertaruh nyawa,"ujarnya.

Baca juga: Dikunjungi Banyak Wisatawan,Desa Wisata Golo Loni Manggarai Timur Terima Orbit Telkomsel

Siti Nurhamzah warga lainya, juga menyampaikan hal yang sama. Ia terpaksa menyeberangi derasnya arus sungai itu karena harus pergi kebun. 

Nurhamzah juga berharap, agar pemerintah memperhatikan pembangunan jembatan penghubung di sungai itu. 

"Kasihan kami sudah bertahun-tahun lamanya, setiap kali musim hujan kami harus bertaruh nyawa untuk menyeberangi sungai ini. Mohon bapak-bapak DPRD terhormat dan bapak pemerintah buka mata bangun jembatan ini," ungkapnya.

Warga lainya Teodorus Pamput juga mengaku sudah bertahun-tahun warga di tiga desa tersebut menderita. Setiap saat musim hujan terjadi banjir maka arus transportasi terhambat.

Baca juga: Doa Lintas Agama dan Tabur Bunga, Polres Manggarai Timur Peringati Hari Bhayangkara ke-76

Dikatakan Teodorus, akibat tidak adanya jembatan itu, mobil tak bisa melintas. Sehingga hasil pertanian warga seperti padi, jagung, kopi, cengkeh, kemiri dan lainya sebagainya pun dijual dengan harga murah. 

Selain itu, jika ada kematian warga, maka jenazah akan digotong bersama keluarga dan warga melintasi arus air sungai yang deras. Jumat 1 Juli 2022, warga nekad gotong jenazah Alm MM. 

Alm MM adalah seorang pensiunan ASN dari Desa Lidi. Alm MM menghembuskan nafas terakhir di RSUD dr Ben Mboi Ruteng, Jumat sekitar pukul 01.00 Wita dini hari.

Teodorus juga berharap kepada Pemerintah Daerah Manggarai Timur, Pemprov NTT, dan Pemerintah Pusat dengan adanya peristiwa-peristiwa yang dialami warga itu, pemerintah segera membangun Jembatan di sungai itu. Karena jalan itu selain menuju ke tiga desa itu juga merupakan akses di sejumlah wilayah desa di Kecamatan Rana Mese dan akses menuju Kecamatan Satarmese Kabupaten Manggarai. 
 

Berita Manggarai Timur lainnya
 
 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved