Warga NTT Korban KKB
Damianus Tuba Pimpin Ritual Mata Golo Pemakaman Jenazah Korban KKB Asal Ngada
Damianus Tuba, salah satu tetua adat Desa Dadawea, Ngada didaulat akan memimpin ritual Mata Golo, untuk memakamkan Hubertus Goty (42), korban KKB.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen
TRIBUNFLORES.COM, BAJAWA - Damianus Tuba, salah satu tetua adat Desa Dadawea, didaulat akan memimpin ritual Mata Golo, untuk memakamkan Hubertus Goty (42), salah satu korban aksi brutal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, Senin 18 Juli 2022.
Hubertus Goty tewas di tangan KKB di Kampung Nanggolait, Nduga, Papua, pada Sabtu pagi 16 Juli 2022.
Saat ini di rumah adat Nua Zia di Kampung halaman Hubertus di Desa Dadawea, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada sanak keluarga dan sejumlah tetua adat sedang menunggu kedatangan jezanah Hubertus.
Informasi yang dihimupun TRIBUNFLORES.COM, Senin 18 Juli 2022, jenazah Hubertus sedang dalam perjalanan dari Bandara Komodo, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat menuju Desa Dadawea.
Baca juga: Istri dan Anak Antar Jenazah Hubertus Korban KKB Papua ke Ngada
Sanak keluarga dan tetuah adat berkumpul di rumah adat Nua Zia sambil mempersiapkan segala keperluan untuk menyambut kedatangan jenazah Hubertus.
Persis di halaman rumah adat Nua Zia, sudah terpasang tenda duka dan tempat persemayaman jenazah di depan rumah adat sebelum dikuburkan. Menurut adat dan budaya etnis Bajawa jenazah Hubertus disemayamkan di luar rumah adat.
Hingga saat ini, puluhan pelayat terus bertambah di pelataran rumah duka. Mereka datang untuk menyambut kedatangan jenazah sambil memberikan penghormatan terakhir.
Selain dari rumah duka, ucapan belasungkawa juga terus membanjiri halaman facebook TRIBUNFLORES.COM.
Leonardus Bhara, salah satu Tetua Adat di Kampung Dadawea, menerangkan, sanak keluarga sudah menyediakan tempat persemayaman Hubertus di depan rumah adat.
"Menurut adat budaya kami di sini, karena mati ditembak berarti dia mati tidak wajar, jadi mayatnya tidak boleh dibawa ke dalam rumah tetapi disemayamkan di luar," jelas Leonardus saat diwawancarai TRIBUNFLORES.COM, di rumah duka di Desa Dadawea.
Baca juga: Korban KKB Asal Manggarai Dikenal Sosok Baik,Ramah dan Rajin
Leonardus menerangkan, beberapa contoh kematian yang dikategorikan mata golo, seperti kecelakaan lalu lintas, jatuh, dibunuh dan bunuh diri. Kematian seperti ini diyakini didalangi oleh roh jahat.
Dia menguraikan, ada rangkaian seremoni adat yang mesti dijalankan untuk memakamkan orang yang meninggal secara tidak wajar atau mata golo.
Inti dari upacara adat yakni demi keselamatan sanak keluarga atau orang -orang setempat yang masih hidup agar mereka tidak mengalami mata golo atau terlepas dari kutukan dan pengaruh roh jahat.
Rangkaian upacara tersebut, kata Leonardus, diawali dengan upacara keku, yakni saat jenazah tiba di rumah duka. Dalam upacara ini, tetua adat akan menyebut nama dan menyapa jenazah dalam bahasa atau kalimat -kalimat adat.
Selanjutnya, dilangsungkan ibadat lalu jenazah diarahkan ke kubur.
Baca juga: Jenazah Korban KKB Asal Ngada Disemayamkan di Luar Rumah
Leonardus menerangkan kubur bagi orang yang mata golo tidak boleh ada bersama dengan orang -orang yang meninggal secara wajar. "Dia harus ditempatkan tersendiri," ujar Leonardus.
Setelah jenazah dikuburkan, dilanjutkan dengan seremoni Pa'i Tobo, dimana para tetua adat dan yang ikut dalam ritual tidak tidur selama tiga malam.
"Jadi selama tiga malam kita mencaritau mereka ditembak alasannya apa, dosanya dia apa sampai mati dengan cara seperti itu. Dan itu pasti kita ketemu penyebabnya. jadi kita mete (tidak tidur) untuk menemukan pokok permasalahannya apa," jelasnya.
Tahap terakhir dari upacara adat ini adalah membuang sial atau tolak bala. Hal ini bertujuan agar sanak keluarga yang masih hidup tidak terhindar dari segala pengaruh dan kutukan roh jahat.
Sementara itu terkait dengan pemulangan jenazah, Leonardus menerangkan, jenazah akan tiba hari ini di Kabupaten Ngada. "Untuk rangkaian acara adatnya keluarga, orang di kampung tentu sudah siap," ujarnya. (*).