Harga Tiket Masuk Taman Nasional Komodo
Mau ke Pulau Komodo Labuan Bajo, Ada Hotel 115 Restorant 100 Sudah Siap Menerima Wisatawan
Harga tiket masuk taman nasional Komodo tetap naik. di Pulau Komodo Ada Hotel 115 Restorant 100 Sudah Siap Menerima Wisatawan.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Aris Ninu
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Mau tahu berapa banyak hotel dan restaurant di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores.
PHRI Manggarai Barat di tengah protes tiket masuk ke Pulau Komodo yang diberlakukan 1 Agustus 2022 lalu menyebutkan di kabupaten destinasi wisata premium di NTT ini sudah ada 115 hotel dan 100 restaurant yang setiap hari melayani wisatawan domestik dan mancanegara.
Ketua PHRI Manggarai Barat, Sil Wangge kepada TRIBUNFLO-RES.COM ketika dihubungi per-telepon, Rabu, 3 Agustus 2022 malam menjelaskan, hotel yang ada di Labuan Bajo semuanya non bintang seperti homestay, hotel-hotel kecil dan bungalow yang berada di pulau.
“Keberadaan hotel di Labuan Bajo memang segmen masih ke orang-orang menengah. Maka itu, kami merasa dampak dari ke-naikkan tiket masuk Pulau Komodo perlu ditunda dulu. Kami tentunya mendukung langkah konservasi tapi kenaikkan itu harus bertahap. Misalnya di Pulau Komodo Rp 1 juta tapi di pulau lain jangan dikenakan biaya. Harus ada kompensasi bagi pengunjung yang mau ke pulau lain. Saya ambil contoh orang mau ke Pulau Padar hanya mau lihat view pulau di lokasi itu. Lalu di sana komodonya hanya 9 ekor. Harusnya jangan dikenakan biaya,” paparnya.
Baca juga: PHRI Manggarai Barat Sebut Ada Dampak Kenaikkan Tiket Masuk Pulau Komodo
Ia menegaskan, protes kenaikan tiket masuk yang dilakukan pelaku pariwisata ada langkah agar pariwisata di Labuan Bajo ju-ga memperhatikan dan memajukan Kabupaten Manggarai0 Barat.
Ia pun berharap langkah pemerintah menaikkan tiket masuk Pu-lau Komodo harus dikaji ulang lagi.
Ada Dampak Kenaikkan Tiket
Sebelumnya, Ketua PHRI Manggarai Barat, Sil Wangge mengaku dampak kenaikkan tiket masuk ke Pulah Komodo telah membuat banyak agen-agen travel membatal paket perjalanan wisata.
“Memang dampaknya bukan hanya di hotel atau di restorant saja tetapi yang paling terdampak itu adalah agen-agen perjalanan yang sudah memjual paket wisata sampai dengan akhir tahun ti-ba-tiba ada pembatalan. Walaupun ada kompensasi misalnya sampai 31 Desember itu masih pakai harga lama tetapi karena viral berita baik nasional maupun internasional,” kata Sil yang dihubungi TRIBUNFLORES.COM dari Maumere, Rabu, 3 Agustus 2022 malam.
Baca juga: Yano Bilang Layanan Mobile JKN dan Pandawa Permudah Akses Layanan Program JKN
Ia menjelaskan, wisatawan saat ini terus memantau situasi di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai. Maka itu, tetap menginginkan wisatawan harus ada di Labuan Bajo.
“Kenaikkan tiket masuk ke Pulau Komodo sebesar Rp 3,75 jutaba-gi kami sangat besar sehingga kami minta ditunda. Jika pun ada kenaikkan harus secara bertahap. Misalnya dari Rp 500 ribu ke Rp 1 juta. Atau di Pulau Komodo ada tiket masuk tapi di pulau lain jangan diberlakukan tiket masuk,” ujar Sil.
Ia mengatakan, harusnya kenaikkan tiket masuk ke Pulau Komodo diberlakukan dengan sosialisasi yang baik dan ada kompensasi sehingga tidak mempengaruhi kunjungan wisatawan.
“Maka itu, kami minta ditunda dulu. Apalagi barus selesai masa pandemi Covid-19,” paparnya.
Ia mengatakan, sosialisasi soal kenaikkan tiket masuk Komodo pun baru dilakukan pasca ada protes dari pelaku pariwisata di La-buan Bajo.
“Saya sarankan mari kita duduk bersama dan bicarakan sehingga ada jalan keluar,” tegas Sil.
Minta Pertimbangan
Sebelumnnya, Cafe dan Laundry G20 Komodo di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat tanpa pengunjung sejak tarif harga tiket masuk ke Taman Nasional Komodo yang diberlakukan, Senin 1 Agustus 2022.
Eusebius Neno Tembek, pemilik tempat usaha tersebut, mengaku resah dengan kondisi yang dia hadapi saat ini. "Memang kosong, tidak ada pengunjung," kata pria yang akrab disapa Ebit Neno ini, Rabu 3 Agustus 2022.
Oleh karena itu, Ebit Neno meminta agar pemerintah pusat perlu mempertimbangkan kembali kebijakan menaikkan harga tiket masuk ke Pulau Komodo dan Padar.
"Begini kita baru mulai dengan pemulihan ekonomi karena Pandemi Covid 19, tetapi harus dihadapkan dengan kenyataan saat ini yang tentunya ganggu roda perekomian pelaku usaha di sini," ungkapnya.
Dia menguraikan Pulau Komodo dan Padar adalah destinasi yang memang paling digandrungi para wisatawan sehingga naikknya harga tiket bisa berakibat jumlah wisatawan menurun.
Ebit Neno mengatakan, kebijakan pemerintah menaikkan harga tiket masuk ke Pulau Komodo dan Padar tentu didasari dengan pertimbangan yang matang.
Baca juga: Renungan Katolik Hari Ini, Membangun Relasi yang Intim & Intens dengan Tuhan Melalui Doa
Namun menurutnya kebijakan tersebut belum tepat diberlakukan saat ini, karena masyarakat dan pelaku usaha sedang dalam pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid 19.
Ebit Neno menguraikan sebelum diberlakukannya tarif baru masuk sehari jumlah wisatawan yang mampir di cafenya dan yang memakai jasa laundry miliknya berkisar 20 hingga 25 orang.
"Wisatawannya beragam tapi kebanyakan dari luar daerah dan wisawatan asing," kata Ebit Neno.
Produk Cafe G20 yakni makanan ringan dari pangan lokal yang dihimpun dari berbagai daerah di daratan Flores.
Ebit kwatir, jika cafenya sepi terus, maka akan berdampak pula bagi para pemasok makanan ringan.
Selain menjual makanan ringan Ebit juga menjual jus buah seperti jus buah naga, jus buah advokat,jus buah jeruk,
Dia juga menjual makanan seafood dan coffe break barista seperti, expreso, americano, longBlack, capucino, late Art, Francepress, V60, vietnam drip, moccapot, dan minum varian ice coffe lainnya.
Selain makanan dan minuman tersedia souvernir hasil kerajinan Lokal seperti gelang tangan, gantungan kunci, selendang songket, kain songket, macam-macam topi songket dan lain-lain. (*).