Berita Sikka
Warga Kangae Bilang Asam Komoditi Unggulan, Bisa Menopang Hidup Keluarga di Sikka
Warga Kangae Bilang Asam Komoditi Unggulan, Bisa Memenuhi Kebutuhan Hidup di Sikka. Asam menjadi komoditi unggulan untuk hidupi keluarga di Sikka.
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Asam menjadi satu diantara sejumlah komoditas unggulan dan penunjang ekonomi alternatif untuk masyarakat beberapa desa di wilayah Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka.
Akhir bulan Juni hingga awal September setiap tahunnya, masyarakat beberapa desa di wilayah Kecamatan Kangae mulai mencari asam untuk dijual kepada para pengusaha yang pergi ke kampung untuk membeli asam milik warga.
Bagi warga yang memiliki pohon asam, mereka biasanya menyewa orang lain ataukah mereka sendiri yang memetik. Tradisi memetik asam bagi warga Kangae khususnya Desa Habi dan Desa Langir disebut dengan 'reon mage'.
Reon mage dilakukan dengan cara naik ke atas pohon asam lalu menggoyangkan dahan pohon asam yang berbuah lebat.
Dengan cara itu, maka buah asam akan jatuh ke tanah dan siap untuk dipilih.
Baca juga: Sampai Agustus 2022, Tujuh Kasus Kematian Ibu dan Bayi di Flores Timur
Warga Desa Habi, Fransiskus, menjelaskan setelah dipilih, buah asam di bawah pulang ke rumah dan kemudian dijemur untuk beberapa hari. Tujuan dari menjemur buah asam ini agar mudah pada saat memisahkan daging dan biji asam.
"Sebelum cungkil untuk pisahkan biji dan daging buah asam, biasanya dijemur terlebih dahulu, supaya mudah saat dibersihkan dari kulit hingga bijinya," jelas Fransiskus saat dijumpai TRIBUNFLORES.COM Jumat 19 Agustus 2022.
Aktifitas memisahkan daging dan biji asam ini oleh masyarakat setempat, kata Fransiskus disebut dengan 'huri mage'.
Setelah buah dan biji asam dipisahkan, maka asam siap untuk dijual ke para pengusaha.
Para pengusaha itupun sebagainnya merupakan warga Kabupaten Sikka atau warga pribumi yang memiliki modal dan akses untuk mengirim asam-asam tersebut keluar pulau Flores.
Sementara itu, Maria Aleksa, salah satu warga Desa Langir yang mengaku, harga asam yang dijual memiliki harga yang berbeda.
Baca juga: 58 Desa di Flores Timur Terima Bantuan Dana Stunting
"Kalau asam yang sudah dipisahkan dari biji, sekarang harganya belerkis Rp 12.500/kilogram, kalau asam yang dijual sekalian dengan bijinya itu sekarang harganya berkisar Rp 4.000/kilogram," ungkap Alexa.
Alexa mengaku, hasil dari menjual asam ini cukup membantu perekonomian warga setempat di sebelum memasuki musim hujan dan musim tanam jagung.
"Meskipun tidak banyak, tapi hasil dari menjual asam ini cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ada warga punya pohon asam lebih dari satu, ada juga warga yang tidak memiliki pohon asam sama sekali," ujarnya.
Ditambahkan, bagi warga yang sama sekali tidak memiliki pohon asam, bisa memilih asam yang jatuh di bawah tanah. Namun, meraka dilarang untuk mengambil asam yang masih berada di atas pohon.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/flores/foto/bank/originals/Daging-dan-biji-asam-siap-untuk-dijual.jpg)