Profil Biara di Flores
Melihat Kehidupan Para Frater SVD Unit Fransiskus di Maumere Sikka
Unit Fransiskus namanya atau disingkat FX. Notabene ditinggali oleh para frater yang sementara mengenyam pendidikan di Prodi Teologi (S2).
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Kampus Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero berdiri seatap dengan Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero milik Serikat Sabda Allah (SVD).
Dibangun diatas sebuah bukit yang bernama Ledalero, Desa Takaplager, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Flores, NTT.
Dikarenakan berdiri di lokasi yang berdampingan, maka tak mengherankan jika pemandangan aktivitas para biarawan SVD terkadang terlihat 'samar samar' di depan teras biara atau unit yang dihuni.
Hari Senin 29 Agustus 2022, TribunFlores.com, berkesempatan mengunjungi salah satu unit yang menjadi bagian dari SVD.
Baca juga: Tak Hanya Berdoa, Para Frater di Biara Agustinian Maumere Olah Kebun Tanam Hortikultura
Unit Fransiskus namanya atau disingkat FX. Notabene ditinggali oleh para frater yang sementara mengenyam pendidikan di Prodi Teologi (S2).
Bangunan rumah tersebut terdiri dari dua lantai. Berada di tanah yang cukup miring, sehingga banyak anak tangga dibuatkan untuk memudahkan perjalanan menuju ke unit itu.
Ada juga tanaman hijau yang tumbuh subur membungkus teras depan unit tersebut sehingga tampak tidak terlihat seutuhnya.
Ada juga lukisan Santo Fransiskus terpajang indah didepan unit itu.
Baca juga: Profil Biara Canonici Regulares A Jesu Domino atau Biara Agustinian di Maumere, Flores, NTT
Masuk kedalam unit tersebut, awak media TribunFlores.com, disuguhkan dengan pemandangan deretan kamar yang tersusun rapih.
"Kamar ini ditinggali oleh para frater. Masing-masing satu orang satu kamar," kata salah seorang frater yang tak menyebutkan namanya.
Tiap orang mengurus pribadinya masing-masing di kamar yang ia tinggali. Kunci kamar dipegang sendiri.
Selain itu juga, ada ruang tamu di unit itu, kamar untuk Prefek atau pembina. Dapur juga dibangun berdekatan dengan unit tersebut.
"Biasanya kami masak sendiri baik pagi dan malam pada hari biasa. Kalau siang kadang karyawati yang masak. Kecuali pada hari libur biasanya kami yang masak," kata frater itu.
Para frater juga memiliki kamar mandi dan toilet yang dibangun terpisah. Terdapat puluhan toilet dan juga bak mandi dalam ruangan maupun diluar ruangan.
Untuk mencuci pakaian, para frater tak perlu cemas, sebab ada penjemuran yang disiapkan untuk mereka sehingga pakaian yang dicuci dapat dijemur ditempat yang aman.
Baca juga: Doa Angelus Katolik di Biara Susteran Sang Timur Maumere Flores
Soal aturan hidup komunitas, dari pagi hingga malam sudah ada jadwal yang dibagikan. Gambaran umumnya, bangun pagi para frater membersihkan diri, ibadat dan misa pagi, sarapan setelah itu lanjut dengan aktivitas perkuliahan atau pekerjaan lain.
Pada siang hari, usai kuliah, mereka makan siang, sore ada kuliah sore juga dan saat petang ada ibadat sore. Pada malam hari ada makan malam, rekreasi bersama, jam untuk belajar dan kegitaan rohani lainnya.
"Intinya bahwa untuk aturan hidup komunitas itu sudah ada. Sekarang tinggal menjalaninya saja," katanya.
Jika dilihat menggunakan kacamata awam, unit tersebut berbeda jauh dengan bangunan-bangunan diluar sana. Bangunan itu sangat rapi dan menciptakan suasana yang tenang bagi pengunjung, nuansa religiusnya benar-benar terasa di tempat itu. (Cr1).