Warga Tenggelam di Napun Gete Sikka
Jasad Gervasius Gedo Korban Tenggelam di Napun Gete Sikka Mengapung, Ini Kata Kapolsek Waigete
Warga setempat melihat benda mirip tubuh mengapung di Bendungan Napun Gete. Kapolsek Waigete Ipda I Wayan Artawan menjelaskan sudah ditemukan jasad.
Gervasius Gedo (46) korban tenggelam di Bendungan Napun Gete, Desa Ilinmedo, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka ditemukan, Kamis 1 September 2022 pagi.
Gervasius ditemukan sudah tak bernyawa oleh tim SAR gabungan bersama keluarga dan warga Desa Ilinmedo.
Gervasius ditemukan sekitar pukul 10.34 Wita.
Usai ditemukan, Gervasius dibawa ke darat dan dibungkus dengan kantong jenazah milik Basarnas Maumere yang telah disiapkan dari kemarin, Rabu 31 Agustus 2022.
Diketahui, Gervasius hilang dan diduga tenggelam di Napun Gete Sikka, Selasa 30 Agustus 2022 sekitar pukul 19.30 Wita.
Saat itu Gervasius dan kerabatnya pulang dari acara adat di Desa Werang menggunakan sampan tradisional yang terbuat dari bambu.
Usap Air Mata
Sebelumnya, guyuran air mata membasahi pipi Maria Goreti yang menanti sang suami dari tepi Bendungan Napun Gete di Desa Ilinmedo, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, Rabu 31 Agustus 2022.
Pemandangan indah bendungan terbesar Pulau Flores itu berubah malapetaka sejak suaminya, Gervasius Gedo (46) jatuh dan tenggelam dari atas rakit bambu pada Selasa 30 Agustus 2022 kemarin, sekitar pukul 19.30 Wita.
Maria Goreti masih tak percaya musibah ini bakal menghampiri keluarganya yang bersahaja. Ia hanya bisa meratap sambil berharap personil Basarnas Maumere berhasil menemukan sang suami.
Maria Goreti tampak gelisah. Sudah puluhan kali dirinya ulak-alik dari rumah menuju Bendungan Napun Gete yang berjarak sekitar 100 meter.
Baca juga: Pengelola Bendungan Napun Gete Sikka Flores Larang Warga Pakai Rakitan, Darsono: Seringkali Imbau
Satu-satunya kekuatan yang membuatnya mampu tegar yaitu dua putrinya, Martha Kasiana dan Margarita Ignasia Kasiana.
Ia juga mendapat peneguhan dari sanak keluarga dan sejumlah suster CIJ yang turut menemaninya di tepi bendungan.
Maria Goreti terus memandang hamparan bendungan dengan tatapan kosong. Gurat wajahnya kian murung saat Tim Basarnas menghentikan proses pencarian hari pertama.
Persis di samping tenda darurat tempat ia duduk, air matanya kembali berlinang. Maria Goreti seolah enggan berdamai dengan kenyataan. Ia menyeka air mata menggunakan sarung tenun motif Sikka.