Berita Sikka
Tim Penilai Festival Desa Binaan Bank NTT Kunjungi Desa Bloro, Kades Daniel Paparkan Potensi Desa
Sebelum masuk kantor Desa Bloro, tim penilai disambut dengan tarian khas daerah Sikka, tarian Hegong dan pengalungan.
Laporan Reporter TRIBUNORES.COM, Kristin Adal
TRIBUNFLORES.COM,MAUMERE-Tim penilai Festival Desa Binaan Bank NTT mengunjungi Desa Bloro, satu dari 5 desa persiapan untuk mengikuti festival desa binaan Bank NTT cabang Sikka.
Kunjungan ini sebagai assesmen awal untuk Desa Bloro bertempat di Kantor Desa Bloro, Kecamatan Nita, Senin 5 September 2022.
Hadir saat itu Prof. Dr. Intiyas Utami yang merupakan anggota tim penilai Festival Desa Binaan Bank NTT didampingi pimpinan Bank NTT cabang Sikka, Yosefina G. Lely, Camat Nita, Kepala Desa Bloro, Daniel Desa, perangkat desa dan para pelaku UMKM mandiri.
Baca juga: Harga BBM Naik, Aris Bilang Tarif Travel Maumere-Bajawa Masih Normal Rp 200 Ribu Per Orang
Sebelum masuk kantor Desa Bloro, tim penilai disambut dengan tarian khas daerah Sikka, tarian Hegong dan pengalungan.
Kegiatan ini diawali dengan diskusi bersama. Prof Dr. Intiyas Utami membuka diskusi dengan mengajak para pelaku UMKM dan pemerintah Desa menceritakan potensi-potensi yang ada di Desa Bloro.
Kepala Desa Bloro, Daniel Desa dalam kesempatan itu memaparkan potensi yang ada di desa.
Ia menjelaskan Desa Bloro sebagai satu diantara desa penghasil kelapa skala nasional, penghasil kakao, dan memiliki UMKM tenun ikat pewarna alami.
Baca juga: Sopir di Sikka Minta Tarif Angkutan untuk Pelajar Mahasiswa Rp 5.000 Per Orang & Dewasa Rp. 8.000
Ia menyebutkan Desa Bloro memiliki 14 kelompok tani, BumDes yang baru terbentuk dan beberapa UMKM mandiri masyarakat. Namun, ia tidak memungkiri kurangnya kreativitas menjadi kendala utama dalam promosi.
"Kami memiliki beberapa pelaku UMKM mandiri, yang memproduksi kerajinan tangan, minyak asap cair, minyak goreng kelapa, VCO, cokelat dan tenun ikat. Semua masih berjalan,"tutur Daniel.
Pantauan TRIBUNFLORES.COM, Prof.Dr.Intiyas Utami, menyambangi tempat produksi cokelat, galeri lukisan , kelompok tenun ikat, dan berdiskusi bersama pelaku UMKM Desa Bloro.
Prof. Dr. Intiyas Utami meminta kepada pelaku usaha produksi minyak goreng kelapa dan VCO untuk mendapatkan izin dari BPOM. Sehingga produk yang dihasilkan bisa masuk ke pasar.
Lanjutnya, ia menekankan pemerintah desa setempat harus membentuk konsorsium untuk semua kelompok usaha yang ada di desa.
"Saya melihat kelompok- kelompok usaha masyarakat ini sangat bersemangat. Kepala desa harus membuat konsorsium untuk mengikat kelompok UMKM, kelompok tani dan BumDes," ujar Prof.Dr. Intiyas Utami.