Penemuan Jasad Bayi di Sikka
Josep Sediakan Lahan Kuburkan Jasad Bayi yang Ditemukan di Kali Mati Nangameting Sikka
Josep Mandasi mengaku ikhlas menyediakan sebidang lahan karena faktor kemanusiaaan. Iya juga membatin bayi tersebut akan menjadi malaikat penolong.
Dari TKP, pihak kepolisian melakukan kordinasi dengan pemerintah dan warga setempat. Mereka bersepakat menguburkan bayi di halaman rumah milik Josep Mandasi (55), warga RT 21 RW 01.
Proses penguburan diwarnai air mata sejumlah ibu-ibu. Mereka menggendong anaknya sambil meratapi nasib bayi terlantar itu.

Ibadat penguburan dipimpin Pater Erik Raymond SVD. Misionaris yang berlibur di Paroki Santo Thomas Morus memberikan sakramen permandian. Korban diberi nama Robertus Belarminus.
"Dia (korban) diberi nama itu karena hari ini pesta Santo Robertus Belarminus," ujarnya usai melangsungkan ibadat penguburan.
Pater Erik meminta kesediaan pemerintah dan warga setempat memasang Salib Yesus Kristus di kubur korban. Mereka juga diimbau mendoakan korban sesuai tata cara agama katolik.
"Nanti kalau mau minta saya bawakan misa malam ketiga, jangan lupa sampaikan ke Pastor Paroki," katanya.
Sementara sejumlah pelayat yang hadir menabur kembang bunga kamboja berwarna merah di atas kubur korban Robertus Belarminus. Korban dilayat bak keluarga kandung.
Baca juga: Jasad Bayi yang Ditemukan di Kali Mati Sikka Dipermandikan Sebelum Dikuburkan, Ini Namanya
Joseph Mandasi (55), mengaku menyediakan tempat itu karena dirinya prihatin melihat bayi tanpa dosa namun diterlantarkan orang tua.
"Karena faktor kemanusiaan makanya saya mau dia dikuburkan di samping rumah saya," katanya.
Ia berharap pihak kepolisian mengusut kasus ini hingga tuntas agar pelaku bisa ditangkap.
Sebelumnya diberitakan, sesosok bayi laki-laki ditemukan tewas di Kali mati Kelurahan Nangameting, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Sabtu 17 September 2022.
Ironisnya, bayi malang ditemukan dalam kondisi tertimbun material pasir. Korban diduga dibuang sejoli tak bertanggung jawab.
Yulianus Kenedi (37), saksi yang pertama kali menemukan korban mengaku terkejut melihat kaki dan lutut korban. Ia hendak mengiris moke lontar yang lokasinya dekat dengan Tempat Kejadian Perkara (TKP).
"Saya iris moke sekitar Pukul 06.30. Saya mau lanjut iris di pohon berikut dan lihat dia (korban) dalam kondisi tertimbun pasir. Saya lihat kaki dan lutut," ujarnya di lokasi, Sabtu 17 September 2022.
Yulius lantas memberitahu warga sekitar. Warga yang heboh menghubungi polisi dan tenaga kesehatan (Nakes) setempat untuk dilakukan evakuasi. Proses evakuasi berlangsung kurang lebih 30 menit.