Berita Manggarai

Kisah Hidup Matias Masir, Dari Penari Caci Hingga Jadi Ketua Kabupaten DPRD Manggarai

Mengupas tentang kilas balik jejak karir Ketua DPRD Matias Masir,  sebelum dan sesudah terpilih menjadi Ketua DPRD Kabupaten Manggarai.

Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/ CHARLES ABAR
MATIAS MASIR - Ketua DPRD Kabupaten Manggarai, Matias Masir saat bincang singkat, dalam liputan khusus  oleh Tim Tribunflores.com di ruang kerjanya, pada Jumat 23 September 2022 lalu. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Charles Abar

TRIBUNFLORES.COM,RUTENG - Tim Tribunflores.com menyempatkan waktu berbincang bersama Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Manggarai, Matias Masir di ruang kerjanya dalam program Liputan Khusus Tribunflores, Jumat 23 September 2022.

Bincang singkat yang di pandu oleh Klara Marly, mengupas tentang kilas balik jejak karir Ketua DPRD Matias Masir,  sebelum dan sesudah terpilih menjadi Ketua DPRD Kabupaten Manggarai.

Matias, demikian ia biasa disapa, mengisahkan sebelum menjadi wakil rakyat, kisah perjuangannya sangat menginspirasi. Mulai dari pelatih karate, seorang guru, bekerja sebagai pelayan rumah makan bahkan dalam bidang kebudayaan ia adalah seorang pemain caci yang handal.

Terkait riwayat Pendidikan, Matias merupakan Alumni Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar. Sebagai seorang anak kampung, Matias muda mengadu nasib di Kota Makassar sejak dirinya duduk di Bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

Baca juga: 27 Anggota DPRD Matim Dipastikan Memilih Calon Wakil Bupati

 

Matias sempat mengenyam pendidikan di SMAK Santo Thomas Aquinas Ruteng, namun hanya sampai kelas dua SMA  saja. Ia pun melanjutkan pendidikan SMA-nya pada salah satu sekolah Swasta di Makassar hingga lulus dan menempuh pendidikan tinggi di UPRI Makassar.

Saat menempuh Pendidikan tinggi, Anggota DPRD dua periode ini harus membagi waktunya untuk kuliah sambil kerja. Selepas kuliah, ia menjadi pelayan di salah satu rumah makan Coto di Kota Makassar.

Bukan hanya itu, bermodalkan keuletan dan kerja keras Matias muda selain menjadi pelayan di warung, dirinya juga menjadi guru ekstrakurikuler pada salah satu sekolah menengah di  Makassar.

Dia berperinsip, hidup di tanah rantau dan menjadi seorang pelayan warung tidak untuk mencari uang namun sudah sangat bersyukur kalau bisa makan.

Baca juga: Anggota DPRD NTT Hadir saat Pembukaan El Tari Memorial Cup, Gubernur Viktor : Tanda Baik-baik Mereka

 

"Saya kerja tidak menargetkan mendapatkan uang, syukur-syukur kalau bisa makan untuk mengurangi beban," ungkap Ayah dua anak ini.

Setelah sekian lama merantau mencari ilmu, Matias pun pulang kampung, Pria kelahiran Compang Ndehes 7 Januari 1968 ini mengabdikan diri di kampung untuk menemani istri yang bekerja sebagai seorang Bidan Desa di Wudi, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai.

Tinggal di kampung bersama sang istri ternyata membawa berkah tersendiri. Di sana Matias mulai menjalani kehidupan sosial yang intens bersama warga yang lainnya.

Selain itu pula, tak jarang Matias membaur dengan masyarakat juga membantu pelayanan kesehatan yang dimotori oleh istrinya selaku bidan desa.

Baca juga: Kisah Anggota DPRD Sikka dari Marketing hingga Terjun ke Dunia Politik

Melihat pengabdian tulus sang istri manjadi bidan desa, Matias pun terdorong untuk mengabdikan diri secara lebih luas kepada masyarakat Cibal.

Dorongan itu pun akhirnya terwujud, pada Tahun 2015, Matias mendapatkan kepercayaan penuh dari masyarakat Cibal untuk mencalonkan diri menjadi Anggota Dewan Kabupaten Manggarai dari dapil Cibal.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved