Opini
Refleksi Hari Sumpah Pemuda
Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri…Ir. Soekarno
Dan apa yang diucapkan oleh Bung Karno, menjadi kenyataan saat ini. Disaat pemerintah dan mereka yang berhati mulia ingin membangun bangsa ini agar lebih maju, namun ada sebagian anak bangsa yang berusaha menghambat dengan membuat NARASI - NARASI yang tidak berkualitas. Apalagi yang membuat narasi itu adalah kaum intelektual atau akademisi, yang bergelar mentereng. Maka dari situ, saya dan mungkin anda mempertanyakan kredibilitas gelarnya itu? Mengapa? Sebab, seorang yang berilmu dengan gelar mentereng, harusnya bukan menjadi trouble maker (pembuat masalah), melainkan harus sebagai solution provider (pembuat solusi) ketika bangsa ini mengalami chaos. Jika demikian, maka ia akan selalu dikenang jasanya, sebab ilmunya berkontribusi bagi pembangunan bangsa.
Dan jika tidak memiliki niat untuk berkontribusi, dengan memberi ide, gagasan yang konstruktif, cukuplah ia seperti filosofi ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk. Dengan merunduk, membumi, menunjukan kerendahan hatinya. Itu juga sumbangsih untuk bangsa. Ia barangkali bekerja dalam diam. Daripada tidak punya kontribusi untuk bangsa, tetap selalu membua onar dengan narasi –narasi yang tidak menunjukan kalau ia adalah seorang akademisi dengan gelar mentereng.
Dan sesungguhnya bangsa ini bukan dirusak oleh mereka yang tidak atau kurang berpendidikan, melainkan justeru dirusakan oleh mereka berpendidikan dengan gelar mentereng. Oleh larena itu, peringatan hari sumpah pemuda 28 Oktober 2022, dengan tema: “Bersatu Bangun Bangsa”, harus sungguh – sungguh di maknai. Bahwa tanpa Persatuan atau Bersatu tidak mungkinlah suatu Bangsa di Bangun.
Lagi - lagi Ir. Soekarna berkata: “entah bagaimana tercapainya persatuan itu, entah bagaimana rupanya persatuan itu, akan tetapi kapal yang membawa kita ke Indonesia Merdeka, itulah Kapal Persatuan.”.
Dia melanjutkan bahwa: "wadah yang bernama Negara Republik Indonesia, yang terdiri dari berbagai agama, suku, adat istiadat ini, supaya utuh tidak retak."
Bangkit Bersama: Nyalakan Api Literasi Sekolah Penggerak SMPK Frateran Ndao
“Bangkit Bersama”, merupakan tema bulan bahasa dan sastra tahun 2022, yang diperingat bersamaan dengan Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 2022. Pertanyaannya adalah mengapa bulan bahasa dan sastra di peringati bersamaan dengan Hari Sumpah Pemuda? Karena masih berkaitan dengan Sumpah Pemuda, dimana salah satu ikrar para pemuda pada kongres kedua tanggal 28 oktober 1928, butir ketiga adalah mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Maka, sejak tanggal 28 oktober tahun 1980, bulan bahasa dan Sastra, secara rutin diselenggarakan Kemendikbud sebagai salah satu bentuk memperingati hari lahirnya Sumpah Pemuda, yang menyepakati bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, mengingat bangsa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang memiliki keragaman suku, ras, dan budaya, serta bahasa.
Dengan demikian, peran dan fungsi bahasa Indonesia, sebagai bahasa pemersatu bangsa di Indonesia, memililiki nilai penting. Dengan demikian, dengan adanya bahasa indonsia, manusia sebagai makhluk sosial dapat berkomunikasi dan berinteraksi langsung dengan sesama, walau setiap wilayah memiliki bahasa daerahnya masing-masing, namun masih dapat saling berkomunikasi melalui bahasa resmi, yakni bahasa Indonesia. Dan hal ini, juga sebagai upaya untuk melestarikan dan mengembangkan bahasa Indonesia, yakni dengan adanya peringatan bulan bahasa setiap tahunnya yang khususnya diadakan oleh BPPB (Badan Pengembangan Pembinaan Bahasa). Hal ini bertujuan untuk memelihara semangat dan meningkatkan peran serta masyarakat luas, dalam memelihara bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Dan pemilihan tema “bangkit bersama”, dilatarbelakangi oleh situasi covid 19, yang membuat kehidupan disegala aspek kehidupan bangsa menjadi “terpuruk”. Oleh karena itu, tema “bangkit bersama” menjadi sebuah panggilan untuk semua anak bangsa, agar bangkit dari keterpurukan atau kejatuhan akibat covid 19. Bangkit bersama harus menjadi sebuah seruan dan gerakan bersama, agar bersama sama bangkit dan bangkit bersama sama memerangi covid 19, dengan mematuhi protkes, sehingga bisa keluar dari situasi terpuruk dan kejatuhan itu, dan akhir kita keluar sebagai pemenang. Oleh karena itu, bangkit bersama dapat dimakna sebagai upaya untuk memulihkan keadaan akibat covid 19.
Dan bagi Civitas Academica SMPK Frateran Ndao, Bangkit bersama: kami maknai sebagai sebuah komitmen untuk menyalakan terus api literasi yang sempat suram bahkan padam akibat covid 19. Oleh karena itu, kami terus berupa agar api literasi akan tetap bernyala pada sekolah penggerak SMPK Frateran Ndao, dengan terus membudayakan budaya literasi 15 menit sebelum KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dimulai. Dengan demikian makna literasi dari kata latin “literatus”, yang artinya orang belajar, sungguh menjadi nyata pada sekolah penggerak SMPK Frateran Ndao.
Baca juga: Presiden Sampaikan Arahan Terkait Kasus Obat Penyebab Gagal Ginjal, Jokowi: Ini Masalah Besar
Dan dalam konteks seorang pelajar, literasi ada kaitannya dengan membaca dan menulis. Namun, bagi civitas academica SMPK Frateran Ndao, literasi yang umumnya orang hanya berhenti pada membaca, tetapi bagi kami sudah dan sedang berupaya untuk juga memulai untuk menulis walau dalam skala yang kecil. Dengan demikian baru baru ini kami telah mencetak episode satu buku karya fiksi berupa puisi dengan judul Rumah Inspirasi, sebagai bukti literasi Sekolah Penggerak SMPK Frateran Ndao. Dan buku ini akan diluncurkan atau di launching oleh Bapak bupati Ende pada puncak bulan bahasa tanggal 28 Oktober 2022, bersamaan dengan di launchingnya gong belajar SMAK Frateran Ndao.
Dan sebelum menuju puncak, dalam rangka memperingati bulan bahasa dan sastra, civitas academica Sekolah penggerak SMPK Frateran Ndao akan menggelar beberapa kegiatan, yakni: lomba debat bahasa Indonesia, antar kelas dan tingkat kelas, sebagai acara utama serta beberapa acara selingan, seperti: puisi, puisi berantai, drama bahasa Indonesia, pantun dan imitasi (meniru gerak guru), Kegiatan kegiatan ini pun merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tema utama bulan bahasa dan sastra tahun 2022: “Bangkit Bersama”, dengan melestarikan dan mengembangkan bahasa Indonesia melalui literasi, yang pada sekolah penggerak SMPK Frateran Ndao, kami lestarikan dengan cara terus menyalakan api literasi itu, dengan terus membudayakan budaya literasi: membaca dan menulis.
Dan mudah – mudahan akan terbit episode dua: cerpen, episode tiga: novel dan episode 4: dongeng atau cerita rakyat akan terwujud.
Penutup