Mari Longa Pahlawan Asal Ende
Mari Longa Pahlawan Asal Ende, Perang Saudara ke Perang Melawan Belanda 3
Kisah Mari Longa, pahlawan asal Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) berdasarkan cerita dari para keturunannya. Bahan tulisan ini dari wawancara.
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Laus Markus Goti
TRIBUNFLORES.COM, ENDE - Kisah Mari Longa, pahlawan asal Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) berdasarkan cerita dari para keturunannya.
Tulisan ini merupakan sambungan dari dua tulisan sebelumnya yang berjudul Hari Pahlawan 10 November, Kisah Mari Longa Pahlawan Asal Ende 1 dan kesaktian Mari Longa Pahlawan Asal Ende Menurut Cerita Keturunannya 2
Bahan tulisan ini dari hasil wawancara 10 November 2020 dengan tiga keturunan Mari Longa, Yohakim Edyson Sera, Ignasius Mbulu dan Anselmus Parera.
Setelah pecah perang saudara antara Mari Longa dengan kakaknya Pega Longa, mulailah babak baru perjuangan Mari Longa petang melawan penjajah Belanda.
Baca juga: Hari Pahlawan 10 November, Kisah Mari Longa Pahlawan Asal Ende 1
Tahun 1894, terjadi perang di Watungere. Belanda menyerang Watunggere lantaran sudah mendengar kehebatan Mari Longa. Operasi penyerangan Belanda mulai dari Maumere, Wolosewa, Peibenga, Rawu Suja, Pisa, Lewogare, Pemowawi, Watunggere.
Belanda membakar kampung Lewogare, Pemowawi dan Watunggere. Saat itu Mari Longa sedang tidak berada di kampung, Mari Longa sedang dikebunnya.
Tahun 1898, pecah perang Mari Longa melawan Belanda di Kuru Bege (saat ini Jl. Garuda Kota Ende).
Perang tersebut berawal dari laporan dari Nggobhe Lapo, orang Saga kepada Mari Longa bahwa anak-anak gadis orang Saga diperkosa oleh tentara Belanda saat jualan di Kota Ende.
Baca juga: Kesaktian Mari Longa Pahlawan Asal Ende Menurut Cerita Keturunannya 2
Mari Longa bersama pasukannya, Ana Fua turun ke melawan Belanda, 905 tentara Belanda tewas. Sedangkan pihak Mari Longa dua orang tewas yakni Linggo Loba dan Rali Bale.
Sementara itu Putri Mari Longa, Nduru Mari, ditombak oleh tentara Belanda hingga isi perutnya keluar, namun masih bisa diselamatkan oleh Mari Longa berkat Kesaktiannya.
Belanda Ajak Marilonga Berunding
Paska perang di Kuro Bege, di tahun yang sama Belanda datang ke Watunggere bernegosisi. Perjalann mereka melalui Wologai-Kebesani -Detukeli- Nggesabiri - Watunggere.
Baca juga: Serambi Soekarno, Sepenggal Kisah Bung Karno Bertemu Misionaris SVD di Ende
Edon mengatakan, dalam negosiasi ini terciptalah beberapa kesepakatun. 1. Berhenti adanya genjatan senjata 2. Mari Longa diangkat sebagai raja Ende yang berpusat di Watunggere.
"Menyikapi ini Mari Longa menyetujui yang pertama hahwa tidak ada lagi perang. Tetapi Mari longa menolak dengan tegas dirinya untuk menjadi raja, karena menjadi raja yang diangkat oleh orang Belanda ini sama hal menjadi budak Belanda (Rasi Loge Belanda)," tutur Edon.
Perang Kembali Pecah Belanda Bunuh Orang Wologai
Sepulangnya Belanda dari Watunggere, tiba Wologai Belanda menembak mati satu orang Wologai bernama Mole Gia, yang sedang mengiris tuak yang bernama Mole Gia. Tenyata pihak Belanda yang mengingkar janji.
Baca juga: Patung Pahlawan NTT Bakal Hiasi Taman Renungan Bung Karno di Kota Ende
Mendengar kabar itu Mari Longa geram. Pada harí itu juga Mari Longa bersama pasukannya turun ke Wologai dan membantai semua orang Belanda yang sedang istirahat malam di Wokonio.
Perang melawan Belanda di Rada Ara Moni (1900)
Perang melawan Belanda di Rada Ara Moni, diminta oleh Sea Seso dan Se Bata. Belanda kalah dan lari menghindar.
Selanjutnya 1903 pecah perang di Wologai. Perang ini berawal dari undangan Pada Bata dan Sato Rega orang Wologai untuk melawan Belanda di Wologai. Belanda kalah dan meminta damai namun Mari Longa menolak.
Baca juga: Nama Bayi Katolik Lahir Tanggal 12 November Lengkap Kisah Tokoh dan Maknanya
Pembantaian orang Belanda oleh pasukan Mari Longa di Bhoasia dalam Sebuah Kapal
Stategi yang disusun oleh Mari Longa bagaimana cara untuk mendapatkan senjata Belanda pada saat itu, Mari Longa mengutus salah seorang pasukannya untuk negosiasi dengan Belanda.
Setibanya di Bhoasia utusan Mari Longa berhasil mengadakan perundingan dengan Belanda yakni barter senjata dengan bahan makanan. Koesokkan harinya Mari Longa bersama pasukannya turun ke Bhoasia Ndondo, bawa serta dengan bahan makanan untuk ditukarkan dengan senjata.
Setibanya di pinggir pantai Bboasia, Mari Longa menyuruh utusannya untuk masuk ke dalam kapal untuk memata-mata jumlah pasukan Belanda yang ada di dalam kapal.
Pasukan ANA FUA lebih banyak jumlahnya, maka Mari Long berubah stalregis bukan lagi barter antar senjata milik Belanda dengan makanan, melainkan Mari Longa dan pusukannya membunuh habis orang Belanda yang ada dalam kapal serta mengambil senjata dan pulang ke Watunggere. (Bersambung)