Berita Sikka

Cerita Uskup Maumere Saat Gempa 92 di Sikka, Semua Bersatu Tak Ada Orang Kaya dan Miskin

Sebagai Pastor rekan, beliau merasakan sendiri ngerinya gempa bumi, disusul dengan tsunami yang melanda

Penulis: Nofri Fuka | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/HASIL SCREEN
USKUP MAUMERE - Hadir dalam acara talkshow talk show Simponi Duka Ami Norang pada Sabtu 10 Desember 2022, dengan tema "Budayakan Siaga, Kurangi Resiko Bencana", Uskup Maumere, Mgr. Edwaldus Martinus Sedu, Pr mengisahkan kembali peristiwa 30 tahun lalu saat beliau mengalami secara langsung peristiwa gempa bumi dan tsunami di Maumere bersama warga lainnya. 

Di gereja santo Yosef terdapat menara yang menjulang di tengah bangunan. Waktu itu menaranya cuma satu dan menara itu dulunya semacam menjadi mercusuar untuk para nelayan di laut untuk melihat ke daratan.

Saat gempa terjadi menara tersebut hanya bergoyang tapi tidak runtuh. jumlah menara sekarang ditambah menjadi 3.

"Setelah kita menyaksikan bagaimana sama saudara kita dari Buton dan Kota Uneng berlari dari sana dan mengatakan bahwa air laut naik. Dan kita dapat membayangkan betapa paniknya saat itu. Dan setiap orang pasti mencari keluarganya masing-masig," tandasnya.

Berhadapan dengan situasi itu, Uskup Ewald di pastoran bersama Romo Kobus hanya tinggal di tempat saja menyaksikan bagaimana orang orang berlari mencari keluarganya masing-masing.

"Dan akhirnya kami pun bergabung bersama anak-anak SMP Frater waktu itu di depan gereja santo Yosef ini," kata Uskup Ewald.

"Itu mau menjelang sore hari. Dan kemudian, ada gempa susulan juga, dan gempa susulan itu membuat salah satu bangunan yang berada di komunitas abdon longginus yang dulunya adalah kevikepan itu runtuh," jelasnya.

Lanjutnya, saat itu ada informasi akan ada air laut naik lagi.  Ia bersama anak asrama ke kompleks sekolah SMA dan SMP frater yang kita kenal sekarang ini. Tapi kemudian ada yang mengatakan bahwa akan ada terjadi gelombang lagi yang lebih besar maka mereka pun mudik malam itu ke SMP Nara dan menginap di sana.

"Kemudian esok harinya baru kami sama-sama kembali ke tempat ini. Jadi, bagaimana saat itu pengetahuan kita tentang gempa tidak ada sama sekali dan berita berita yang menyampaikan tentang tsunami hampir tidak ada kemudian kita hanya mendengar cerita-cerita atau berita-berita yang membuat orang sangat tidak pasti," ujarnya.

Dan beliau ingat, waktu itu sebagian besar warga berkumpul di lapangan kota baru dan sebagian lainnya berkumpul di lingkungan Seminari BSB Maumere sebagaimana dikenal saat ini. Ada yang juga di perumnas.

Uskup Ewald mengatakan peristiwa itu menjadi sebuah pengalaman yang sangat luar biasa baginya dan ia juga melihat bahwa manusia seakan tiada apa-apanya berhadapan dengan peristiwa itu.

"seringkali orang-orang yang beriman mengatakan terjadilah padaku menurut kehendakmu," kata beliau.

Untuk diketahui, acara talkshow Simponi Duka Ami Norang dengan tema "Budayakan Siaga, Kurangi Resiko Bencana" digelar oleh BPBD Kabupaten Sikka.

kegiatan Simponi Duka Ami Norang, berlangsung pada hari Sabtu, 10 Desember 2022 bertempat di halaman Gereja Katolik Katedral Paroki Santo Yosef Maumere.

Dalam acara itu juga, perwakilan Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Maumere dan Kepala BPBD Kabupaten Sikka memberikan edukasi tentang mitigasi bencana.

Talkshow tersebut dipandu oleh Wartawan senior PosKupang.com dan TribunFlores.com, Egy Moa dihadapan masyarakat yang 'menjamur' memeriahkan acara tersebut.

Berita Sikka Lainnya

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved