Natal dan Tahun Baru
Teks Misa Hari Raya Natal Minggu 25 Desember 2022 Injil Katolik dan Renungan Katolik Hari Natal
Teks misa hari raya natal minggu 25 Desember 2022.Teks misa hari raya natal disusun oleh pater Petrus Petrus Cristologus Dhogo, SVD.
Dalam perayaan Natal ini kita mendengarkan pembukaan Injil Yohanes. Teks ini berbicara tentang Sabda yang menjadi daging, dan Terang yang menerangi dunia. Kita dalami dua hal ini untuk mengerti tentang misteri penjelmaan Allah menjadi manusia dan untuk meneguhkan iman kita akan misteri inkarnasi itu. Pertama, Sabda sudah menjadi daging. Pada ayat
pertama dari Injil ini disebutkan bahwa pada mulanya adalah Sabda, dan Sabda itu ada bersama-sama dengan Allah. Lalu pada ayat ke-14, disebutkan secara khusus bahwa Sabda itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita. Dari kitab Kejadian kita tahu bahwa Tuhan itu bersabda dan semuanya tercipta. Ia adalah Sabda itu sendiri dan ketika Sabda itu terucap,
semuanya terjadi. Untuk kebaikan kita, Sabda itu pun digemakan oleh para nabi, agar orang yang mendengarnya mengarahkan hatinya kepada Tuhan; dan oleh melaksanakan Sabda-Nya, ia dihantar kepada Tuhan dan diselamatkan.
Kini, Sabda itu menjadi manusia, sehingga kita tidak perlu lagi belajar banyak hal dari warta para nabi. Pertama-tama kita
bisa melihat apa yang dilakukan Yesus dan apa yang dikatakan-Nya. Itulah Sabda Tuhan. Seluruh tindakan dan kata-kata Yesus adalah Sabda yang menyelamatkan. Kita bergembira karena melalui Yesus, kita bisa melihat bagaimana menghidupi kehidupan kita secara benar. Yesus adalah Sabda yang hidup. Kita bisa mengikuti cara hidup-Nya agar kita selamat. Natal merupakan momen pembaruan diri kita, agar kita bisa lebih setia lagi mendalami Sabda Tuhan itu sehingga kita bisa menghidupinya dengan lebih baik. Ketika kita melakukan Sabda Tuhan, sesungguhnya Sabda itu pun menjadi hidup di tengah-tengah kita.
Kedua, Terang yang sesungguhnya yang menerangi dunia. Simbol terang merupakan simbol kehadiran Tuhan. Simbol ini telah dihidupi sejak dahulu oleh orang Israel. Ketika Tuhan menciptakan dunia, pertama-tama Tuhan menciptakan terang.
Selanjutnya, Ketika orang Israel berada dalam kegelapan Padang Gurun, mereka pun dituntun oleh cahaya atau tiang awan. Kini, Terang sejati itu datang menerangi dunia. Terang itu menjadi obor atau pelita yang menerangi jalan kepada keselamatan. Kita bersyukur bahwa kita memiliki terang ini yang
membawa kita pada jalan yang benar.
Kita hidup di dunia dengan berbagai pilihan. Pilihanpilihan itu bisa menyelamatkan, bisa pula menyesatkan dan membinasakan. Ketika kita memilih Tuhan, maka kita memilih Terang yang menuntun kita kepada keselamatan. Tuhan tidak pernah memaksa kita untuk memilih-Nya, meskipun Dia selalu berharap agar kita memilih-Nya. Merayakan Natal adalah cara kita menunjukkan pilihan hidup kita. Kita memilih Terang dan hidup dalam Terang. Karena itu, Natal tidak hanya berhenti dengan perayaan pada malam Natal atau pada hari ini. Hari ini kita memilih Terang, tetapi selanjutnya kita berusaha untuk hidup menurut ajaran Sang Terang Sejati ini. Bahkan, kita diharapkan untuk menjadi terang satu bagi yang lain, yang saling menuntun dan saling mendukung agar semuanya bisa selamat. Semoga kita selalu setia pada Sang Terang Sejati dan meninggalkan kegelapan hati kita, mulai dari perayaan ini. Selamat pesta Natal. Tuhan memberkati dan menyertai kita selalu.
13. HENING SEJENAK
14 SYAHADAT
P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..
15. DOA UMAT
P : Saudara-saudari terkasih, Tuhan tinggal di antara kita, dan ktia adalah anak-anak-Nya. Dengan keyakinan iman ini, marilah kita berdoa kepada Bapa di Surga:
P : Bagi Gereja yang kudus. Semoga Gereja tetap setia mewartakan Sang Sabda yang telah menajdi manusia demi keselamatan semua orang, dan mendorong terciptanya persaudaraan di antara sesama manusia. Marilah kita mohon…
P : Bagi masyarakat. Kita mohonkan juga agar di tengah masyarakat kita tercipta kerukunan dan kesejahteraan sejati. Semoga masyarakat terhindar dari malapetaka akibat perselisihan, penyakit, dan berbagai bencana alam. Marilah kita mohon…
P : Bagi orang yang menderita. Semoga kelahiran Yesus Kristus memberikan kekuatan bagi mereka yang menderita, dan pengharapan bagi yang putus asa. Semoga belas kasih Allah mendorong kita untuk semakin solider dengan sesama. Marilah kita mohon…
P : Bagi kita sendiri. Semoga oleh penjelmaan Putra
Allah, kita semakin bersatu dalam semangat
pengabdian dan pelayanan bagi sesama. Marilah
kita mohon…
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan
permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Demikianlah, ya Bapa, doa-doa yang kami
sampaikan ke hadirat-Mu. Semoga Engkau
berkenan mengabulkannya, sebab semua ini kami
26
sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan
Kristus, TUhan kami.
U : Amin
[Dalam perayaan bersama, ada kolekte. Kolekte dihantar ke
depan altar. Namun, dalam situasi wabah virus corona,
kebijakan kolekte diatur oleh masing-masing Keuskupan].
16. DOA PUJIAN
P : Saudara-saudari terkasih, Yesus Kristus, kelahiran
Yesus Kristus yang kita rayakan pada hari ini
menunjukkan betapa Allah mengasihi kita. Dia rela
menjadi manusia dan menjadikan kita anak-anakNya dalam Kristus. Oleh karena itu, marilah kita
dengan tulus hati memuji dan memuliakan Dia,
dengan berseru:
Pujian dan hormat bagi-Mu selamanya.
U : Pujian dan hormat bagi-Mu selamanya.
P : Ya Bapa yang setia dan murah hati, pada hari Natal
ini, secara khusus kami memuji Engkau, sebab
Yesus Kristus telah lahir di dunia, dan menjadi
manusia demi keselamatan kami. Maka kami
memuji dan memuliakan Engkau dengan berseru:
U : Pujian dan hormat bagi-Mu selamanya.
P : Ia rela menanggalkan kemuliaan surgawi yang
dimiliki-Nya, untuk menjadi manusia, sama seperti
kami. Ia lahir sebagai manusia dan menjadi
Saudara kami. Dalam Dia, kami Engkau angkat
menjadi putra-putri-Mu yang terkasih. Maka kami
memuji dan memuliakan Engkau dengan berseru:
U : Pujian dan hormat bagi-Mu selamanya.
P : Ya Bapa, Engkau telah mengutus Putra-Mu, Yesus
Kristus untuk membuka jalan bagi kami menuju
kebahagiaan kekal. Dialah Pembawa damai dan
sejahtera bagi umat manusia. Maka kami memuji
dan memuliakan Engkau, dengan berseru:
U : Pujian dan hormat bagi-Mu selamanya.
P : Dia menjadi Guru dan Pemimpin kami, memberikan
hidup-Nya bagi keselamatan kami. Dia menghimpun
kami menjadi Gereja yang kudus untuk
menampakkan cinta dan karya keselamatan-Mu
bagi dunia. Maka kami memuji dan memuliakan
Engkau, dengan berseru:
U : Pujian dan hormat bagi-Mu selamanya.
27
P : Betapa besar kasih-Mu kepada kami, ya Bapa.
Maka bersama seluruh umat beriman, dalam
kesatuan dengan Bapa Suci Paus Fransiskus, Bapa
Uskup kami [nama Uskup setempat] dan Pastor Paroki
kami [nama pastor paroki setempat], kami melambungkan
madah pujian bagi-Mu sambil bernyanyi/berseru:
[menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur
atau lagu Gloria in excelsis Deo]
Menyusul RITUS KOMUNI. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua
kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2)
tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati
komuni batin/rindu (lihat cara B).
17A. Cara A: DENGAN KOMUNI
Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk
mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di
atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari
tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah
mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para
pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman
berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu
Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami
sambil berdiri.
P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan
Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh
kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka
dalam persatuan dengan saudara-saudari separoki yang merayakan Ekaristi, marilah kita
menyiapkan hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]
18A. BAPA KAMI Berdiri
P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut
ajaran Ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah
nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga.
Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah
kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami; dan janganlah
masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi
bebaskanlah kami dari yang jahat.
Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.
19A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI
Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya
sebagai berikut:
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
28
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai,
Pemimpin berlutut menghormati Sakramen Mahakudus,
lalu menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil
berkata:
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa
dunia.
Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat:
Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuanNya.
Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama.
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada
saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan
sembuh.
Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan
terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang
menyambut komuni, seraya setiap kali berkata:
P : Tubuh Kristus.
U : Amin.
Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni.
17B. Cara B. TANPA KOMUNI
P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni
kudus. Meskipun demikian, marilah kita
menghayati kehadiran Tuhan yang kita rindukan
di dalam hati kita masing-masing.
18B. BAPA KAMI Berdiri
P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan
oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri
Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa
sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya
sendiri.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah
nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga.
Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah
kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami; dan janganlah
masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi
bebaskanlah kami dari yang jahat.
Dapat dilaksanakan Salam Damai.
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat saja.
19B. DOA KOMUNI BATIN Berlutut/berdiri
Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan
Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai
berikut:
P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut
kedatangan Tuhan di dalam hati kita.
P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih
karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok
anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau
kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4).
[hening sejenak]
P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir
dalam Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu
lebih dari segalanya, dan aku merindukan
kehadiran-Mu dalam seluruh jiwaku. Karena
sekarang aku tak dapat menyambut-Mu dalam
Sakramen Ekaristi, datanglah sekurangkurangnya secara rohani ke dalam hatiku,
meskipun Engkau selalu telah datang. Aku
memeluk-Mu dan mempersatukan diriku
sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku
terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak]
P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing
menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini
di sini bersama kita.
Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan
mengatakan:
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
▪ Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dan
diikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali.
▪ Lalu diberi saat hening secukupnya.
▪ Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan satu lagu
Masa Natal.
20. MENDARASKAN PUJIAN DANIEL (T.Dan. 3:62-72)
P : Marilah kita memuji Tuhan yang rela menjadi
manusia untuk menunjukkan kita jalan kepada
keselamatan. Kita menjawab:
Nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selamalamanya.
30
Pujilah Tuhan, hai matahari dan bulan,
nyanyikanlah ….
Pujilah Tuhan, hai segala bintang di langit,
nyanyikanlah ….
Pujilah Tuhan, hai segala hujan dan embun,
nyanyikanlah ….
Pujilah Tuhan, hai segala angin,
nyanyikanlah ….
Pujilah Tuhan, hai api dan panas terik,
nyanyikanlah ….
Pujilah Tuhan, hai kedinginan dan pembekuan,
nyanyikanlah ….
Pujilah Tuhan, hai embun dan salju yang
membadai,
nyanyikanlah ….
Pujilah Tuhan, hai es dan kedinginan,
nyanyikanlah ….
Pujilah Tuhan, hai embun beku dan salju,
nyanyikanlah ….
Pujilah Tuhan, hai siang dan malam,
nyanyikanlah ….
Pujilah Tuhan, hai cahaya dan kegelapan,
nyanyikanlah ….
Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra, dan Roh
Kudus,
seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan
sepanjang segala abad. Amin
21. AMANAT PENGUTUSAN
P : Saudara-saudari terkasih, betapa besar anugerah
Allah yang kita terima melalui peristiwa Natal.
Sungguh menakjubkan tindakan Allah yang kita
rayakan pada hari ini.
Allah menjelma menjadi Manusia, dalam diri Yesus
Kristus, Putra-Nya.
Berkat penjelamaan ini, kita diangkat menjadi anakanak Allah, dan berhak menjadi ahli waris surge.
Kita diingatkan oleh Allah supaya menerima Kristus,
Sang Sabda. Ia tingga di antara kita, agar kita juga
menjadi pewarta Sabda bagi sesama, pembawa
cahaya bagi sesama, dan peneladan cinta kasih
bagi sesama.
31
21. DOA PENUTUP
P : Marilah kita berdoa,
Ya Allah, dengan sukacita penuh iman, kami telah
merayakan misteri agung penjelmaan Putra-Mu
menjadi manusia. Bantulah kami mengakui
kedalaman misteri ini dengan iman yang teguh dan
mencintainya dengan kasih yang berkobar-kobar.
Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami.
U : Amin
22. MOHON BERKAT TUHAN
P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita
menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.
[hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita
terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang
kekal.
[sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]
DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.
U : Amin.
P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.
23. PENGUTUSAN
P : Marilah pergi, kita diutus.
U : Amin.
24. LAGU PENUTUP