Berita Sikka
Karang Taruna Tibong Sikka Gelar Festival Mai Tama Natar Sikka
Karang Taruna Tibong Sikka menggelar Festival Mai Tama Natar Sikka di Desa Sikka, Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Kristin Adal
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Karang Taruna Tibong Sikka menggelar Festival Mai Tama Natar Sikka di Desa Sikka, Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka.
Festival ini mempertunjukan empat tarian tradisional yang senyap dalam waktu kurang lebih 40 tahun lamanya. Festival budaya ini biasanya digelar saat bulan Desember tepatnya usai hari raya Natal.
"Mai Tama Natar Sikka" adalah kalimat dalam bahasa daerah Sikka. Bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang berarti "Mari Masuk ke dalam Kampung Sikka".
Tema festival ini berangkat dari kegelisahan anak-anak muda yang tergabung dalam wadah karangtaruna Tibong Sikka.
Baca juga: 23 Sekolah Dampingan NTA Kabupaten Sikka Ikut Festival Budaya Anak dan Pelajar XIII
Tepatnya, Senin 26 Desember 2022 mereka mementaskan empat tarian tardisional Sikka, di antaranya tarian Tuku Tena, tarian Eju Koko, tarian Jata Kapa dan tarian Toja Bobu. Empat tarian dipentaskan pada empat titik yang ditentukan di dalam Kampung Sikka. Tak hanya tarian, para tamu juga dijamu makanan olahan lokal.
Pantauan TribunFlores.Com, Senin, 26 September 2022 siang, ratusan warga Kampung Sikka ikut menyaksikan gelaran festival ini yang mulai pukul 10.00 wita.
Hadir dalam gelaran festival ini Pemerintah Desa Sikka, Tua Adat Kampung Sikka, pemerhati budaya dan sejarah Kerajaan Sikka, tokoh agama, Karang Taruna dan warga Kampung Sikka. Mereka ikut berkeliling sambil berjalan kaki bersama di dalam kampung.
Pentas pertama yaitu tarian Tuku Tena atau tarian mendayung sampan yang berlangsung di Wisung Madawat pertigaan Wolo. Tarian kedua yang dipentaskan adalah tarian Eju Koko di Wisung Da Silav Lepo Geta, tempat bekas kerajaan Sikka.
Baca juga: BREAKING NEWS : Mantan Ketua DPRD Sikka, Albertus Manggela Keupung Meninggal Dunia
Di Wisung ini ditampilkan tarian Eju Koko, merupakan tarian penerimaan atau penyambutan kedatangan keluarga pengantin perempuan oleh keluarga pengantin laki-laki. Kemudian ditampilkan tarian Jata Kapa yang menceritakan kearifan lokal proses pembuatan ikat tenun oleh perempuan.
Tarian terakhir yang tampilkan yaitu Toja Bobu. Tarian ini mengisahkan seorang putri raja yang dilamar oleh 13 pemuda. Ada inkulturasi budaya Portugis dan Sikka yang kental dalam tarian ini. Tarian ini dipentaskan di titik akhir tepatnya di depan Kantor Desa Sikka.
Berita Sikka Lainnya
