Berita Sikka
SMAK St. Benediktus Hadir di Palue, Rd Leksi Luna: Kami Bantu Orangtua
Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK) St.Benediktus Palue menjadi satu-satunya sekolah Menengah Atas (SMA) di Pulau Palue, Kecamatan Palue, Sikka.
TRIBUNFLORES.COM, PALUE - Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK) St.Benediktus Palue menjadi satu-satunya sekolah Menengah Atas (SMA) di Pulau Palue, Kecamatan Palue Kabupaten Sikka, NTT.
SMAK St.Benediktus Palue didirikan sejak tahun 2018 dan merupakan kerinduan masyarakat di Kecamatan Palue, Kabupaten Sikka.
Kepala SMAK St.Benediktus Palue, Rd.Leksi Luna, menjelaskan sekolah ini merupakan dibawah naungan Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama Republik Indonesia.
"Kita membantu orang tua dalam hal ekonomi. Pemerintah mendekatkan pelayan kepada masyarakat. Meskipun masih ada memang anak-anak sekolah ke luar. Tapi kami disini setiap tahun ada peningkatan jumlah siswa. Tahun pertama itu 78 siswa, setiap tahun meningkat dan tahun 2023 tahun keempat ada 214 siswa dan guru 23 orang. Gurunya 19 dan tenaga kependidikan ada 4 orang. Kalau disini guru honorer semua. Guru ini dua orang dari Sikka yang lain dari Palue,"ujar Rd. Leksi saat dijumpai TRIBUNFLORES.COM Jumat 20 Januari 2023.
Baca juga: Kisah Yasinta Melahirkan di Atas Perahu Motor saat Dirujuk ke Maumere
Ia mengaku uang sekolah per siswa pertahun yaitu Rp 2 juta rupiah dan dibayar cicil.
Ia mengaku di sekolahnya tidak ada guru PNS.
"Honor banyak dan PNS tidak ada. Gaji guru honorer 700 ribu per bulan. Lihat usia kerja, kalau 700 ribu diatas tiga tahun. Sementara baru mulai bekerja upahnya 400 sampai 450 rupiah. Uang sekolah satu tahun itu 2 juta rupiah. Kita ambil angka terkecil sudah. Bayar cicil, harapan kita banyak anak-anak dibantu oleh pemerintah. Tapi memang anak Palue ini dengan penghasilan orangtua seadanya,"ujarnya.

Kata Rd Leksi, perjuangan mendirikan sekolah menengah atas memang kehendak masyarakat. Mereka berjuang tahun 2018 dan Dirjen Bimas Agama Katolik sangat mensuport itu dan kini anak Palue tidak harus ke Maumere untuk melanjutkan pendidikan tingkat menengah atas.
"Sebelumnya kami membangun taman seminari. Ada dua taman seminari yaitu Ave Maria Bintang Laut Uwa Palue dan Taman Seminari Familia Palue. Itu semua dibawah Dirjen Bimas Katolik. Setelah itu muncul SMAK. Awalnya kami bangun ruangan darurat. Usia yang darurat sudah empat tahun. Ada empat ruang kelas yang darurat. Untuk gedung permanen sudah dipakai yaitu 6,"ujarnya.
Baca juga: Koramil Talibura Bantu Korban Angin Puting Beliung
Masalah Listrik
Ia mengatakan masalah yang dihadapi pihak sekolah saat ini adalah listrik. Mereka saat ini mengandalkan genset dengan bahan bakar bensin, meskipun ada PLTS milik PLN tapi kondisi PLTS tidak 24 jam.
"Sebelum-sebelumnya kami juga pakai genset. Solar sell tergantung matahari. Tapi kalau cuaca seperti ini (musim hujan) tidak bisa,"ujarnya.

Ia mengatakan hal urgen itu listrik dan sangat membantu dari tingkat dasar sampai dengan tingkat SMA.
"Di Palue, ada 12 SD dan SMP ada dua. SMP Negeri dan swasta serta satu SMAK dibawa Dirjen Bimas Katolik Kemenag. PAUD dan Kober banyak. Saya sudah 10 tahun mengabdi di Palue. SMAK ini ijin operasionalnya 12 Desember 2018. Mulai KBM 2019.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.