Berita Sikka

Menolak dan Ujicoba, Kepala SMA di Maumere Tanggapi Sekolah Jam 5 Pagi Kebijakan Gubenur NTT

Kebijakan Gubernur NTT,Viktor Laiskodat mewajibkan SMA di NTT menerapkan jam mulai sekolah pada pukul 05.00 Wita ditanggapi kepala SMA di Maumere

|
Editor: Egy Moa
POS-KUPANG.COM
APEL - Siswa/siswi SMA Negeri 6 mendengarkan amanat dari guru sebelum masuk kelas, Senin, 27 Februari 2023 pagi. Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mewajibkan siswa SMA/SMK di Kota Kupang melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah dimulai pukul 05.00 Wita. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE-Kepala SMA di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Pulau Flores memberi ragam tanggapan terhadap kebijakan baru Gubernur NTT, Viktor Laiskodat yang mewajibkan sekolah dimulai pukul 05.00 Wita.

Kepala SMAS Caritas Maumere, Kristoforus Lidi  menyatakan tidak setuju apabila kegiatan belajar mengajar (KBM) dimulai pukul 05.00 WITA. Dia pastikan akana akan menolak.

"Alasannya karena kebijakan itu tidak berdasarkan psikologis anak dan guru lalu kenapa harus jam 5 pagi, dasar psikologis dan pedagogis dan kajian apa sebenarnya ? Sekarang kita sudah terapkan program Merdeka Belajar, lalu pertanyaan kita itu, Merdeka Belajar yang semakin gencar digalakkan ini mendapatkan tekanan psikis yang sangat tinggi darigGubernur," ujar Kris Lidi.

Menurut dia, pembelajaran dimulai pukul 05.00 WITA itu tidak bisa meningkatkan mutu pendidikan di NTT.

Baca juga: DPRD NTT Belum Temukan Alasan Sekolah Dimulai Pukul 05.00 Wita 

 

Dikatakannya, peningkatan mutu pendidikan di NTT tidak bisa ditentukan dengan masuk sekolah pukul 05.00 pagi tetapi pembenahan tata kelola di bidang pendidikan dan keberpihakan anggaran untuk pendidikan sesuai dengan amanat UU.

Kepala SMAN 1 Maumere, Yohanes Yonas Teta belum bisa memberikan tanggapan karena menurut dia, kebijakan masuk sekolah pukul 05.00 pagi masih dalam tahap uji coba.

"Kan semua harus dikaji dulu melalui hasil pengkajian, tidak bisa serta merta, selama inikan orang berkomentar dengan pandangan masing-masing tentunya Gubernur dan Kadis PKO juga punya acuan sendiri," ujar Kepala SMA Negeri 1 Maumere, Yohanes Yonas Teta.

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SMA se-Kabupaten Sikka, Florius Lepe menyebutkan setiap kebijakan pastinya sudah diperhitungkan terlebih dahulu terkait dampaknya.

"Sekarang inikan masih dalam masa uji coba, sehingga kita melihat dari sisi positifnya dulu sambil menunggu hasil uji coba yang pastinya akan dilihat secara komperhensif kebawah sehingga bagi kami melihat dari sisi positifnya kita belum bisa menanggapi apakah ini baik atau buruk," tandas Florius Lepe. *

Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved