Surat Gembala Uskup Atambua

Surat Gembala Masa Puasa 2023 Uskup Atambua, Aksi Puasa Keadilan Ekologis

Salam jumpa dalam kasih dan damai sejahtera Tuhan. Semoga kita semua selalu sehat, berada dalam damai-sejahtera dan sukacita Tuhan.

|
Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/HO-IST
Surat Gembala Masa Puasa 2023 Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku, Pr. 

Apa makna sejati dari puasa, tobat, mati raga, retret agung selama 40 hari? Selama masa Prapaskah banyak orang beriman rajin, tekun dan setia mengatur pola makan-minum, berdoa. berderma. menghadiri pertemuan komunitas basis, dan segala bentuk olah rohani lainnya. Cukupkah semuanya itu dalam upaya mengembangkan diri sebagai pengikut Kristus yang sejati?

Supaya tidak terjebak dalam rutinitas hidup rohani yang menutup hati dan keterbukaan roh untuk menangkap rahasia kehadiran Allah, cetus jiwa sesama, dan rintihan alam semesta, kita mendengarkan seruan profetis Nabi Yesaya: “Berpuasa yang Ku-kehendaki ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman. dan melepaskan tali kuk. supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk. supaya engkau memecah-mecahkan rotimu bagi yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak meneymbunyikan diri terhadap saudaramu sendiri" (Yes 45, 6-7).

Menjalani puasa berarti membenahi hidup rohani pribadi. Setiap orang beriman diundang mengasah kepekaan hidup dan kerohaniannya di hadapan Allah. Kerohanian pribadi yang dikembangkan dengan setia dan rendah hati dapat menunjang perkembangan relasi pribadi yang makin erat dan mendalam dengan Tuhan melalui peristiwa-peristiwa hidup sehari-hari. Namun kita tidak hidup semata-mata untuk diri sendiri. Kita dipanggil untuk membangun komunitas yang makin baik dan berkeadilan. Praksis hidup memperlihatkan maraknya belenggu kelaliman dengan segala bentuknya. Ada belenggu kelaliman kesenjangan ekonomi. Ada kelaliman karena keterbatasan pelayanan publik. Ada bentuk-bentuk kelaliman dalam dunia pendidikan. Ada kelaliman dalam bentuk kekerasan fisik, verbal, sikap dan perbuatan. Masih ada kuk yang dipasang di tengkuk banyak Orang. Ada kuk egoisme yang melindas altruisme dan sikap peduli. Ada kuk kemiskinan ekstrim. Ada kuk politisasi dan birokratisasi banyak bidang kehidupan. Ada kuk korporasi jahat, kuk kesenjangan hidup, kuk perampasan hak pribadi dan kebebasan, kuk hambatan struktural, kultural dan mental yang menghambat segala upaya inovasi kehidupan.

Bila kita peka, dapat kita cerap adanya belenggu kelaliman dan kuk ekologis. Ada kelaliman sangat masif dan kasat mata terhadap alam. Pepohonan hutam ditebang tanpa rasa salah. Ada belenggu kelaliman berupa peracunan dan pengotoran tanah, air. dan udara dengan berbagai bahan kimia. Ada perambahan hutan dan okupasi kawasan pertanian oleh korporasi jahat. Ada kuk karena rekayasa genetik yang memaksa alam berproduksi lebih dari kapasitas produktif alamiahnya.

Mari kita menanggapi seruan profetis Nabi Yesaya untuk menjalani puasa sebagai kesempatan rahmat kesadaran dan pertobatan ekologis, momentum pengembangan tanggungjawab sosial dan pribadi. demi terwujudnya keadilan bagi seluruh alam ciptaan.

Selamat menjalani masa Prapaskah 2023. Tuhan memberkati selalu. Teriring salam damai-sejahtera, doa dan berkat Apostolik.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved