Flores Bicara

Wagub NTT Josef Nai Soi: Ada Kolaborasi Masif Pentahelix dalam Penurunan Angka Stunting

Namun menurutnya, angka ini tidak menunjukan posisi presentasi stunting di NTT aman. Malah sebaliknya kondisi masih menempatkan NTT

|
Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM/SCREENSHOT
Angka stunting di NTT turun dari 38 persen menjadi 17,7 persen dalam 5 tahun terakhir masa kepimpinan Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur Josef Nai Soi. Menurunnya angka stunting ini diakui oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Josef Nai Soi dalam talkshow Flores Bicara, di Maumere, Jumat 24 Maret 2023. Ia mengakui ada peran multi pihak atau Pentahelix. 

Laporan Reporter TribunFlores.Com, Kristin Adal

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Angka stunting di NTT turun dari 38 persen menjadi 17,7 persen dalam 5 tahun terakhir masa kepimpinan Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur Josef Nai Soi.

Menurunnya angka stunting ini diakui oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Josef Nai Soi dalam talkshow Flores Bicara, di Maumere, Jumat 24 Maret 2023. Ia mengakui ada peran multi pihak atau Pentahelix.

Namun menurutnya, angka ini tidak menunjukan posisi presentasi stunting di NTT aman. Malah sebaliknya kondisi masih menempatkan NTT sebagai salah satu provinsi dengan presentasi stunting tertinggi di Indonesia.

"Angka stunting 38 persen di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Puji Tuhan dalam kepemimpinan kami menjelang akhir 5 September 2022 angka ini turun sampai dengan 17,7 persen,"ungkap Ketua Pencegahan dan Penurunan Stunting Pemprov NTT ini.

Baca juga: KSAU ke NTT Ikut Pencanangan Pencegahan Stunting di NTT

 

Politisi Partai Golkar ini menilai bahwa tingginya angka stunting di NTT masih berkelindan dengan pola hidup dan budaya yang masih mengakar. Mulai dari pola makan ibu hamil hingga pemahaman pentingnya gizi seimbang bagi ibu dan bayi.

"Masyarakat harus memanfaatkan seluruh potensi lokal yang ada di kampung untuk mengentaskan stunting. Kita punya potensi yang luar biasa dan bisa memenuhi kebutuhan gizi," ungkap Nai Soi.

Selain usaha dari masyarakat itu sendiri, Josef Nai Soi juga menekankan ada peran Pemerintah yang sangat urgen. Melalui upaya preventif untuk mengatasi permasalahan stunting yang dialami oleh para penyintas stunting.

"Usaha-usaha yang dilakukan Pemerintah Provinsi untuk mencegah stunting yaitu dengan memberikan pemahaman atau pendidikan kepada anak-anak generasi muda. Mengedukasi mereka tentang swx education," ujarnya.

Ia menekankan, Pemerintah harus menjadi fasilitator. Memberikan fasilitas air bersih, sanitasi dan memastikan lingkungan yang mereka tempati itu bersih. Sehingga masyarakat yang tinggal melakukan kegiatan mereka dalam bermasyarakat sesuai dengan ketentuan kesehatan.

Hal yang tidak bisa dimungkiri dalam hal usaha menurunkan angka stunting di NTT yaitu faktor kemiskinan ekstrem. Faktor ekonomi masih menjadi bayang-bayang dalam pemenuhan kebutuhan gizi seimbang bagi ibu dan anak.

"Kita di NTT ada marungga yang kaya akan gizi. Pemerintah mendorong masyarakat untuk menanam dan mengkonsumi kelor. Saya berterima kasih kepada rakyat NTT yang ikut menurunkan angka stunting karena pemerintah hanya fasilitaor," kata Josef Nai Soi.

Wakil Gubenur NTT ini berharap agar masyarakat harus mengubah pola pikir mereka dalam merawat anak sejak dari dalam kandungan. Namun ia tetap meminata dukungan dari lintas sektor untuk bergerak bersama dalam tugas dan perannya mengentaskan stunting di NTT.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved