Semana Santa 2023
Sejarah Semana Santa Larantuka di Flores Timur NTT, Tradisi Sejak 5 Abad Lalu
Semana Santa atau Hari Bae adalah ritual perayaan Pekan Suci Paskah yang dilakukan selama tujuh hari berturut-turut oleh umat Katolik di Larantuka.
Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
Selanjutnya, Portugis lebih memusatkan kekuatannya di Pulau Solor, tepatnya di Lohayong dan Larantuka ditinggalkan.
Pada tahun 1561, Solor didatangi oleh kaum misionaris Dominikan yang memulai misi Katolik di sana.
Ketika Belanda menyerang Solor pada tahun 1613 dan benteng pertahanan yang dibangun Portugis di Lohayong berhasil direbut, Portugis mengalami kekalahan dan melarikan diri bersama beberapa pribumi yang sudah memeluk Katolik ke Larantuka sebagai wilayah yang aman.
Dalam pelarian tersebut ada hal yang menarik di dalamnya, yaitu ketika komandan garnisun Belanda di Solor membelot dan menggabungkan diri dengan Portugis di Larantuka serta memeluk Katolik.
Ketika berada di Larantuka itulah, imam-imam Portugis datang kepada Raja Larantuka dan mempermandikan raja beserta keluarganya menurut iman Katolik.
Mulai saat itu juga, muncul semboyan di Larantuka, yaitu “raja adalah penguasa wilayah, penguasa pemerintahan, adat, dan agama”.
Pelabuhan Larantuka selanjutnya berkembang dengan cukup pesat. Kapal-kapal dari Jawa dan Tiongkok rutin menyinggahi dan mendatangi Larantuka.
Pada tahun 1641, terjadi pengungsian besar-besaran orang Portugis dari Kabupaten Malaka ke Larantuka bersama orang Melayu-Malaka yang telah memeluk agama Katolik karena Malaka berhasil direbut.
Pengungsian besar-besaran inilah yang diduga juga membawa patung-patung dan benda-benda kerohanian Katolik ke Larantuka.
Para imigran ini membangun dua pemukiman baru, yaitu di desa Wureh dan desa Konga, Titehena, Flores Timur. Mereka menikah dengan wanita-wanita pribumi dan membentuk sebuah komunitas masyarakat baru.
Mereka lantas disebut dengan orang Topas, sedangkan orang Belanda menyebutnya dengan Zwarte Portugeesen (Portugis hitam) yang bisa dikenali dari kulit mereka yang berwarna gelap.
Namun, orang-orang yang tinggal di Larantuka, Konga, dan Wureh menyebut mereka dengan sebutan Larantuqueiros (orang dari Larantuka).
Kedatangan orang-orang Portugis dan Malaka pribumi yang telah memeluk Katolik, menikah dengan orang-orang Larantuka, serta berinteraksi dengan masyarakat asli, hal ini mengakibatkan agama Katolik dikenal dan dipeluk oleh masyarakat pribumi.
Pada tahun 1645, Raja Larantuka bernama Olla Adobala dipermandikan oleh seorang imam Katolik Portugis. Olla Adobala kemudian menyandang nama DVG (Don Fransisco Olla Adobala Diaz Viera Ghodinho).
Para penerusnya lantas memerintah dan membangun Kerajaan Larantuka secara Katolik. Olla Adobala juga menyerahkan tongkat emas kerajaan pada Bunda Maria Reinha Rosari.
Ikut Semana Santa 2023
Semana Santa Larantuka
Sejarah Semana Santa Larantuka
Flores Timur NTT
Tribun Flores.com
Semana Santa Larantuka 2023, Umat Katedral Larantuka Percantik Kapela Tuan Ma dan Tuan Ana |
![]() |
---|
Asal-usul dan Sejarah Semana Santa Larantuka di Flores Timur NTT |
![]() |
---|
Ikut Semana Santa 2023, Hotel di Larantuka Flores Timur Penuh Dipesan Peziarah |
![]() |
---|
Jelang Semana Santa 2023, Jalan di Larantuka Flores Timur Diperbaiki |
![]() |
---|
Jalan di Larantuka Diperbaiki Jelang Prosesi Semana Santa dan Lebaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.