Berita Manggarai

Suster Bernadine : Kurikulum Merdeka Mulai Dari yang Sederhana

Kepala Taman Kanak-Kanak (TK) St. Maria Immaculata, Suster Bernadin, PRR mengatakan Satuan Pendidikan soal kurikulum merdeka belajar

Editor: Hilarius Ninu
Dok.Pribadi
Plt.Kadis Pendidikan Manggarai, Fransiskus Gero 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM,Charles Abar

TRIBUNFLORES.COM,RUTENG-Kepala Taman Kanak-Kanak (TK) St. Maria Immaculata, Suster Bernadin, PRR mengatakan Satuan Pendidikan yang dipimpinnya telah melaksanakan Kurikulum Merdeka sejak tahun 2022. Implementasinya mulai dari hal yang kecil/sederhana, agar terjadi pembiasaan pada siswa untuk pembentukan karakter peserta didik.

Hal ini disampaikannya dihadapan Kepala Dinas PPO Kabupaten Manggarai yang melakukan kunjungan kerja pada hari Sabtu, 4 April 2023 di Kuwu, Desa Poco Likang, Kecamatan Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai.

Saat melakukan kunjungan kerja tersebut Kadis PPO Kabupaten Manggarai Fransiskus Gero, S.Pd didampingi pengawas PAUD Ibu Ferena Talla, S.Pd dan Ibu Yustina Enol, S.Pd.Kadis Frans  diterima oleh Suster Bernadine, PRR., para guru bahkan dengan anak-anak TK. 

Kesempatan itu, Suster menyampaikan  terima kasih dan rasa bahagianya berulang-ulang atas kehadiran Kadis PPO Kabupaten Manggarai.

 

Baca juga: Kadis Pendidikan Manggarai, TribunFlores Media Terpercaya

"Terima kasih Bapak Kadis, inilah keadaan kami, kami bahagia sekali Bapak melihat kami, Bapak rela  tinggalkan kesibukan demi melihat kami, sekali lagi Bapak terima kasih dan kami sangat senang," Demikian sapaan awal Suster Bernadine kepada Kadis dan rombongannya.

Selanjutnya Kadis PPO dan para Pengawas diarahkan dari ruang ke ruang untuk menyaksikan implementasi kurikulum merdeka di sekolah tersebut. Ada pemandangan menarik yang disaksikan TRIBUNFLORES.COM, siswa memulai kegiatan dengan berdoa dan membaca Kitab Suci. Dan yang memimpin doa adalah siswa TK itu sendiri. Setelah berdoa siswa diberi kesempatan untuk berbagi cerita dan siswa yang lain bertanya.

Implementasi Kurikulum Merdeka dan pembentukan karakter 

Suster Bernadine selanjutnya menjelaskan dimulai dari hal yang sederhana, saat siswa masuk pagi dijemput guru di depan gerbang dengan mengenakan semacam rompi yang di depan rompi tersebut ada pilihan “salam sapa” yang dilengkapi dengan gambar. 

 

Baca juga: Bupati Manggoarai Barat Minta Sekda Bentuk Tim Khusus Sukseskan ASEAN Summit di Labuan Bajo

 


 
Kurang lebih ada 6 (enam) salam sapa yang tertulis rompi tersebut, yaitu kesatu Lambaian tangan, kedua hati-hati ya, ketiga berjabatan tangan, keempat pelukan, kelima ciuman jauh, keenam toast. 

Siswa satu persatu masuk gerbang dan diberi pilihan untuk menunjuk gambar dan tulisan sesuai keinginannya. Jika siswa mengingikan berjabatan tangan maka siswa tersebut menunjuk gambar berjabatan tangan, sehingga sebelum melewati guru yang menjaga siswa tersebut memeluk gurunya. Jika siswa memilih gambar berjabatan tangan maka sebelum masuk gerbang siswa berjabatan tangan dengan gurunya. Demikian juga pada saat pulang siswa dan guru yang ditugaskan di gerbang melakukan prosesi seperti saat mereka masuk. 

Absen Mandiri dan “Emoji” kritikan  sambil menunjuk ke gambar dinding di ruang kelas Suster memperlihatkan ada potongan kertas gantung  dua sisi, sisi satu nomor abesensi dan sisi lain nomor urut. Anak-anak sudah diajarkan dan sudah tahu nomor urut dan namanya. Sebelum masuk semua sisi menampilkan nomor urut, ketika siswa masuk kelas langsung absen mandiri dengan membalik nomor ke dinding tembok dan yang muncul adalah nama siswa.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved