Tawuran di Larantuka

Sumpah Adat di Istana Raja Larantuka, Dua Kelompok Pemuda Tawuran Sepakat Damai

Sumpah adat dipimpin Raja Larantuka, Don Andreas Martinus DVG bersama sejumlah pemamgku adat. Puluhan pemuda dari dua kelurahan.

Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/PAULUS KABELEN
Raja Larantuka, Andreas Martinus DVG bersama perangkat adat setempat menggelar seremonial damai pasca tawuran antara pemuda Balela dan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Selasa 25 April 2023 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Aksi tawuran antara kelompok pemuda Kelurahan Larantuka dan Kelurahan Balela, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur akhirnya berdamai dengan cara sumpah adat di Istana Raja Larantuka, Selasa 25 April 2023.

Sumpah adat dipimpin Raja Larantuka, Don Andreas Martinus DVG bersama sejumlah pemamgku adat. Puluhan pemuda dari dua kelurahan tampak berkumpul di pelataran depan. Suasana terasa sakral saat seorang sesepuh melantunkan mantra adat.

Disaksikan TRIBUNFLORES.COM, masing-masing kelurahan mengutus lima orang pemuda untuk ditandai dengan darah hewan kurban pada tubuhnya. Mereka berdiri sopan disaksikan aparat Polres Flotim dan masyarakat setempat.

Raja Don DVG mengingatkan bawah apa yang sudah disumpahkan dalam adat tidak boleh dilanggar lantaran dapat membahayakan keselamatan diri dan sanak keluarga.

 

Baca juga: Kawal Mediasi Adat Pasca Tawuran di Larantuka, Kapolres Flores Timur Minta Warga Jangan Terprovokasi

 

 

 

"Darah kena tanah. Kalau korang (kalian) langgar sumpah adat ini, maka korang yang kena sendiri. Bukan korang saja, tapi keluarga juga kena. Adat itu cepat atau lambat pasti terlaksana," ungkapnya kepada dua kelompok pemuda.

Menurutnya, konekuensi adat yang sudah dijalankan bersama tidak bisa ditolelir kembali. Ia berharap semua pihak menjaga jati diri sebagai orang yang berakhlak lantaran dua wilayah itu punya peranan penting dalam devosi Semana Santa.

"Larantuka dengan Balela itu pusat perhatian dunia menyangkut Semana Santa. Korang jangan buat yang tidak baik untuk nagi," pungkasnya.

Sementara Camat Larantuka, Aloysius Riberu, menerangkan mediasi adat bertujuan mencapai kesepakatan damai antar dua wilayah kelurahan yang disebutnya masih satu rumpun keluarga besar Kota Reinha Rosari.

"Kita semua adalah keluarga, kita semua kakak adik di kota Tuan Ma. Kita satukan tekad untuk kembali hidup berdamai," katanya.

Pelaksanaan adat juga menjadi bagian dari upaya mengurai benang kusut antar dua pemuda yang akhir-akhir ini sering bersiteruh tanpa memgetahui asal musababnya secara jelas.

"Ini menjadi bagian dari pengakuan adat untuk membuat dingin lewo (kampung) kita ini, agar suasana batin kita kembali sejuk," tuturnya.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved