Berita NTT

Korban Puting Beliung di Sumba Barat Daya Butuh Sembako dan Terpal

Saat ini para korban tinggal sementara di rumah keluarga sekitar yang rumahnya lolos dari amukan angin puting beliung.

Editor: Gordy Donovan
POSKUPANG.COM/PETRUS PITER
Dampak angin puting beliung landa kampung Dappa, Kecamatan Kodi, Sumba Barat Daya, Jumat 28 April 2023 sekitar pukul 14.30 wita. Warga Mengungsi. 

TRIBUNFLORES.COM, TAMBOLAKA - Warga korban bencana alam puting beliung yang terdiri 17 kepala keluarga atau 60 jiwa di Kampung Batta, Desa Ate Dalo dan desa sekitarnya di Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya meminta pemerintah segera memberikan bantuan sembako dan terpal.

Sebab saat ini para korban kesulitan mendapat makanan karena barang kebutuhan porakporanda akibat rumah hancur diterjang bencana angin puting beliung, Jumat 28 April 2023 pukul 14.30 wita.

Saat ini para korban tinggal sementara di rumah keluarga sekitar yang rumahnya lolos dari amukan angin puting beliung.

Demikian disampaikan Obed Rangga Mone, Stefanus Rehi Kaka, Kornelis Mone, Katarina Rangga Bela dan Petrus Rangga Mone yang secara terpisah ditemui POS-KUPANG.COM di lokasi kejadian di Kampung Batta, Desa Ate Dalo, Kecamatan Kodi Utara, Sumba Barat Daya, Sabtu 29 April 2023.

Baca juga: Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip Undana Kupang Gelar Event Color Run

 

Menurutnya warga, kejadian itu sangat menakutkan. Saat kejadian, umumnya warga baru selesai makan siang.

Tiba-tiba mendung dan gelap, seketika bunyi gemuruh memekakan telinga, datang angin puting beliung menerbangkan rumah, pohon bertumbangan rata tanah.

Kejadian itu berlangsung sekitar 4 menit lamanya. Angin puting beliung datang dari atas mengarah ke laut dengan lebar sekitar 20 meter. Sepanjang jalur itu, membabat habis rumah dan pohon-pohon.

Atap seng beterbangan hingga sejauh kurang lebih 1 km, pohon besar tercabut hingga akar-akarnya dan bertumbangan rata tanah.

Kini, warga belum bisa membersihkan rumah karena masih trauma. Warga memilih tinggal sementara pada rumah keluarga yang lulut dari kejadian naas.

Baca juga: Kapal Ferry yang Beroperasi pada 30 April 2023 Esok di NTT, Ada 10 Kapal

Menurut Obe, Stsfanus Rehi Kaka dan Petrus Rangga Mone, saat ini, pihaknya hanya bisa meratapi bangunan rumah miliknya porakporanda rata tanah.

Pihaknya sangat membutuhkan sembako dan terutama terpal agar bisa membangun tenda darurat. Selain itu juga membutuhkan pakaian dan kebutuhan lainnya.

Untuk itu pihaknya berharap uluran tangan semua pihak pihak yang peduli dengan penderitaan yang dirasakan masyarakat korban bencana ini.

Besar harapan pemerintah segera menurunkan bantuan sembako dan terpal sehingga dapat meringankan beban yang diderita warga korban bencana alam ini. (*)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved