Hari Waisak di NTT

Bhikkhu Saccadhammo Sampaikan Makna Tri Suci Waisak

Dalam rangka peringatan hari raya Waisak 2567 Tahun Buddhis/2023 Masehi, Bhikkhu Saccadhammo menyampaikan makna Tri Suci Waisak

Editor: Hilarius Ninu
POS-KUPANG.COM /EKLESIA MEI
Bhikkhu Saccadhammo saat menyampaikan sedikit ceramah kepada warga di Halaman Vihara Pubbaratana, Jalan Oebon, Kelurahan Sikumana, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Minggu 4 Juni 2023. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei

POS-KUPANG.COM, KUPANG- Dalam rangka peringatan hari raya Waisak 2567 Tahun Buddhis/2023 Masehi, Bhikkhu Saccadhammo menyampaikan makna Tri Suci Waisak.

" Waisak itu adalah tentang tiga peristiwa penting yang berkaitan dengan kehidupan guru Buddha. Buddha itu bukan Tuhan atau dewa, tetapi seperti nabi atau tokoh Pendirinya. Sehingga, Waisak itu tentang tiga peristiwa penting yang dialami oleh Buddha ini," jelas Bhikkhu Saccadhammo saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, di Halaman Vihara Pubbaratana, Jalan Oebon, Kelurahan Sikumana, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Minggu 4 Juni 2023.

Bhikkhu Saccadhammo menjelaskan, tiga peristiwa penting tersebut yaitu lahir, tercerahkan dan wafat.

"pertama, saat Buddha lahir, paling istimewanya yaitu lahir di bulan Purnama. Beliau (Buddha) lahir sebagai seorang pangeran anak dari Raja Suddidhana dari Kerajaan Kosala di Kapilawastu, di zaman India kuno," ungkapnya.

Baca juga: Kepala Kantor Kemenag Kota Kupang Sampaikan Momentum Penting Waisak

 

 

Peristiwa kedua, lanjutnya, Buddha tercerahkan. Dalam momen ini, Buddha mengalami kesadaran agung atau mendapat pewahyuan di usia ke- 35 tahun.

"Setelah beliau melakukan semadi atau meditasi yaitu melihat dengan kesadaran agung atau melihat sesuatu sebagaimana adanya alam semesta ini, serta semua mahluk yang ada di dalamnya. Saat itulah beliau tercerahkan dan sejak itu disebut sebagai Buddha,"ungkapnya.

Bhikkhu Saccadhammo menegaskan, Buddha bukan sebutan sejak lahir, tetapi Buddha adalah sebutan seseorang yang tercerahkan.

"Dimana, peristiwa tercerahkan ini juga terjadi di Bulan purnama," katanya.

 

Baca juga: Peringatan Tri Suci Waisak, PUBI NTT Bagi Sembako

Peristiwa yang ketiga, sambungnya, Buddha meninggal diusia ke-80 tahun. Peristiwa itu juga terjadi di Bulan Purnama.

"Tri Suci Ini artinya bagi umat Buddha adalah merenungkan bahwa kita semua ini pernah lahir dan bisa ada sampai saat ini, dan itu harus kita syukuri. Kita lahir sebagai manusia  bukan sebagai hewan atau mahluk lainnya tetapi sebagai manusia," terangnya.

Hal lainnya, kata dia, bahwa semua manusia mempunyai kesempatan yang sama untuk tercerahkan.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved