Berita NTT
Pandangan Dosen Faperta Undana soal Progam TJPS di NTT, Petani Tidak Maju hingga Harga Jagung Rendah
Dia mengakui, lokasi lahan yang terpencar atau tidak fokus di satu titik. Ini yang menimbulkan meningkatkannya biaya operasional petani.
"Kita dukung. Tetapi sekarang ini persoalan di lapangan, bukan dilevel perencanaan atau level pemerintah. Sisi lain, petani kita juga punya luas lahan yang sedikit. Rata-rata petani di NTT punya lahan maksimal 0,5 hektar. Dalam luas area begitu, secara ekonomis tidak menguntungkan petani," katanya.
Dia mengakui, lokasi lahan yang terpencar atau tidak fokus di satu titik. Ini yang menimbulkan meningkatkannya biaya operasional petani.
Jadi, niat baik pemerintah itu, bagaimana dilakukan juga dengan pembinaan petani maupun kelembagaan petani.
Menurut Leta, kelompok tani di NTT sangat banyak, namun kelompok tani yang benar-benar fungsinya sebagai hal belajar kemudian kerjasamanya dan media produksi, itu yang masih lemah.
"Kemudian, sumberdaya petani kita yang belum berorientasi pada bisnis atau lebih ke sub-sistem. Tapi kalau ada gerakan untuk mengarah mereka kepada bisnis maka cara yang paling bagus adalah bagaimana menggerakkan petani milenial. Dari situ maka bisa menyambung ke program peningkatan kapasitas petani, khususnya orientasi bisnis. Kalau petani yang sekarang di usia 50 tahun ke atas, saya pikir agak berat,"ujarnya.
Baca juga: Transformasi Sisi Layanan Pelanggan, PLN Sukses Turunkan Gangguan Listrik Lebih dari 25 Persen
Jadi, ketika Pemerintah mempunya niat baik merubah orientasi petani dari sub-sistem ke komersil, maka SDM petani harus dibenahi, dengan regenerasi petani dari tua ke muda. Menjadi pertanyaan, berapa banyak petani milenial yang sudah dibina oleh pemerintah selama ini, atau dalam program TJPS ini berapa banyak kelompok petani milenial. Semua itu diharapkan terus eksis ke depan karena orientasi mereka bisnis.
"Untuk mengukur efektivitas, kita lihat data TJPS. Kita hitung pengeluaran keuangan untuk TJPS selama ini berapa banyak, kemudian berapa banyak sapi yang sudah dimiliki petani. Jadi dari situ kita bisa lihat efektivitas program ini. Lalu, kita petani yang sekarang dibina oleh pemerintah, apakah sudah memiliki lahan sendiri. Karena itu akan tidak berkelanjutan program tersebut. Pada prinsipnya kita mendukung arah Pemerintah merubah mindset petani dari sub-sistem ke komersil," ujarnya.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Pandangan Dosen Faperta Undana
Dosen Faperta Undana
Progam TJPS di NTT
Petani Tidak Maju
Tribun Flores.com
Polda NTT dan Polres Jajaran Tangani 13 Kasus Dugaan Perdagangan Orang |
![]() |
---|
Bacaan-bacaan Liturgi Selasa 13 Juni 2023 Peringatan Wajib St.Antonius Padua |
![]() |
---|
Transformasi Sisi Layanan Pelanggan, PLN Sukses Turunkan Gangguan Listrik Lebih dari 25 Persen |
![]() |
---|
Aktivis Lingkungan Soroti Masalah Tambang Pasir Laut yang Marak Terjadi di NTT |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Senin 12 Juni 2023, Kebahagiaan adalah Kebaikan Tertinggi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.