Berita NTT

Cerita Kapolsek di NTT Sisihkan Gaji Beli Makanan Bergizi untuk Balita Stunting

Sosok Kapolsek NTT itu sangat mengispirasi. Kapolsek di NTT itu menyisihkan gaji bulanannya untuk membeli makanan khusus anak stunting di NTT.

Editor: Gordy Donovan
Dokumen Jean Sakalla
POSE BERSAMA - Iptu Jeane Sakalla saat bersama anak-anak di Kecamatan Alor Barat Daya, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) 

TRIBUNFLORES.COM, ALOR - Berikut ini adalah kisah seorang sosok insipiratif di Nusa Tenggara Timur.

Ia merupakan seorang kapolsek yang peduli dengan anak-anak stunting.

Simak kisahnya:

Suara tawa anak-anak usia bawah lima tahun (balita) saat bermain di sudut Markas Kepolisian Sektor (Polsek) Alor Barat Daya, Kepolisian Resor (Polres) Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), riuh seperti biasanya.

Mereka tak canggung lagi berada di lingkungan korps baju cokelat itu karena sudah saling mengenal dengan para personel Polsek.

Baca juga: Rabies Renggut Nyawa Bocah Usia 5 Tahun di NTT, Ini Kronologinya

 

Kedekatan anak-anak dengan polisi dimulai saat Inspektur Polisi Satu (Iptu) Jeane Sakalla menjabat sebagai Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Alor Barat Daya pada Maret 2022.

Sebagai Kapolsek perempuan pertama di jajaran Polres Alor, Jeane dekat dengan anak-anak dan warga sekitar.

Sifat keibuan dan pola pendekatan yang dibangun Jeane pun langsung diterima masyarakat sekitar, termasuk anak-anak.

Tak hanya menjalankan tugas sebagai Kapolsek, Jeane bertekad untuk berkontribusi bagi masyarakat di tempat dia mengabdi.

Tekad pengabdian yang kuat membuat lulusan Siswa Pendidikan Pertama Bintara Polwan tahun 2001 ini, mulai memetakan persoalan masyarakat di wilayah hukum Polsek Alor Barat Daya, terutama kondisi kesehatan masyarakat.

Bukan melulu soal hukum, satu hal yang dianggapnya serius untuk ditangani bersama, yakni masalah stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak akibat kurangnya asupan gizi.

"Angka stunting di Kabupaten Alor cukup tinggi. Di Kecamatan Alor Barat Daya pun banyak anak yang stunting, sehingga polisi harus hadir untuk membantu," kata Jeane kepada Kompas.com, Minggu (11/6/2023) dikutip TRIBUNFLORES.COM.

Jeane yang pernah mengikuti pelatihan perlindungan anak dan hak-hak anak dan pelatihan advokasi berbasis gender ini berinisiatif untuk mengambil peran dalam penanganan stunting.

Baca juga: Polisi Periksa 3 Saksi Kasus Persetubuhan Anak di Bawah Umur Oleh Oknum Polisi di Labuan Bajo

"Saya menyadari persoalan stunting ini sudah menjadi isu global Indonesia, sehingga perlu percepatan penanganannya," ujarnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved