Berita NTT
Satgas TPPO Tidak Panas-Panas Tai Ayam
Satuan Tugas Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang dibentuk oleh Polri diingatkan tidak bertindak hanya angat-angat tai ayam.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM,KUPANG-Keberadaan Satuan Tugas (satgas) Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) diminta untuk tidak panas tai ayam.
Akhir-akhir ini, Satgas TPPO cukup baik. Penangkapan ataupun penahanan terhadap sejumlah orang yang diduga sebagai calon pekerja migran Indonesia (PMI) tanpa dokumen lengkap.
Satgas yang dibentuk pemerintah dengan benteng utama aparat kepolisian itu melakukan penangkapan dimana-mana, termaksuk di NTT, sebagai salah satu wilayah yang disebut darurat PMI non prosedural.
"Sejauh mana, kita kan harus kawal, jangan hanya gertak-gertak begitu saja, hangat-hangat tai ayam lah, tapi konsisten," kata Suster Laurentia dari JPIC, Kamis 22 Juni 2023 saat menjemput jenazah PMI asal Kabupaten Malaka di kargo Bandara El Tari Kupang.
Baca juga: Komnas HAM Sebut Kasus TPPO di NTT Luar Biasa, Hanya 20 Persen Kasus Terungkap
Suster Laurentia bersama sejumlah relawan maupun petugas BP2MI Kupang, sejak lima tahun belakangan konsisten melakukan pengurusan untuk memulangkan PMI asal NTT dari luar maupun dalam negeri.
Menurut dia, Satgas TPPO sebetulnya sudah terbentuk sejak beberapa tahun lalu namun aktivitasnya ia sendiri juga tidak mengetahui. Suster Laurentia mengatakan, belakangan Satgas TPPO mulai aktif kembali pasca kasus Romo Paskal di Batam mencuat ke publik.
Sisi lain, masyarakat juga harus ikut berkontribusi dalam hal ini sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo untuk memberantas TPPO hingga ke akarnya. Dia sendiri mengapresiasi pergerakan dari Satgas TPPO yang mulai masif ini.
"Kalau saya sih, seandainya kerja sama dilaksanakan (dengan relawan) monggo, silahkan gitu ya," sebut dia.
Baca juga: Polres TTS Ringkus 2 Pelaku TPPO, Kapolres: Kemungkinan Jumlah Tersangka Bisa Bertambah
Namun, kata dia, proses kerja sama itu harus didasarkan pada aspek keterbukaan tanpa ada target lain yang di ingin dicapai. Apalagi hanya mau mengejar prestasi.
Suster Laurentia berkisah kadangkala ia hanya sendirian melakukan penjemputan jenazah atau PMI NTT yang pulang. Padahal awal Satgas TPPO terbentuk keramaian itu nampak hampir tiap kali jenazah PMI tiba.
Keadaan berbeda ketika jenazah yang datang disebut 'biasa-biasa' saja. Relawan, sebut dia, beberapa kali hanya melaksanakan penjemputan hanya dengan petugas dari BP2MI Kupang.
"Tapi kalau jenazah itu viral, misalnya kasus terus di viralkan itu banyak sekali yang datang, kadang-kadang juga, suka dukanya mengurus seperti itu," tambah Suster Laurentia.
Baca juga: Satgas TPPO Polres Manggarai Barat Periksa Penghuni Penginapan dan Pengunjung Hiburan Malam
Asal tahu, Suster Laurentia merupakan orang yang cukup sabar mengikuti proses ini. Dia bersama sejumlah relawan maupun petugas BP2MI Kupang memulangkan PMI sekalipun dokumen yang kurang lengkap.
Suster Laurentia juga menjadi pendoa utama bagi tiap jenazah yang tiba di kargo Bandara El Tari. Sosok Suster Laurentia ini juga sering disebut Suster 'kargo'. *
Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News
Satuan Lalu Lintas Polres Manggarai Timur Temukan Puluhan Pelanggaran Lalu Lintas |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Sabtu 24 Juni 2023, Mengabdi kepada-Mu dengan Rendah Hati |
![]() |
---|
Bank NTT Luncurkan Kanal Pembayaran Pajak di Manggarai Barat Melalui Qris |
![]() |
---|
Lomba Nyanyi Semarakkan HUT Bhayangkara ke-77 di Polres Manggarai Barat |
![]() |
---|
Kopdit Sangosay Serahkan 100 Tong Sampah ke Pemda Manggarai Barat di Labuan Bajo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.