Berita NTT

Potret Pedagang Kaki Lima: Mama Martha Jara, Penjual Jagung Bakar di Jalan El Tari Kupang

Martha Jara bekerja sebagai penjual jagung bakar dari tahun 1996, dihitung-hitung saat ini, dia sudah berjualan selama 27 tahun.

Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/HO-POSKUPANG.COM
Potret Pedagang Kaki Lima: Mama Martha Jara, Penjual Jagung Bakar di Jalan El Tari Kupang. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Kamis, 06 Juli 2023, Suasana sore di Jalan El Tari Kota Kupang cukup ramai dengan pedagang kaki lima yang berjejer di ruas Jalan itu. Selain jalan yang ramai dengan banyaknya kendaraan yang lewat, jalan itu pula diramaikan dengan para pembeli makanan dan minuman yang dijajakan.

Ketika saya menghampiri Martha Jara, seorang perempuan lansia yang juga merupakan salah satu penjual jagung bakar di Jalan El Tari, tampak Martha sedang serius membakar jagung yang dipesan oleh pelanggannya. Dengan mengenakan kain batik bunga-bunga dan sandal jepit, dia duduk di Kursi plastik kesayangannya sambil mengipas bara api yang membakar jagungnya.

Martha Jara bekerja sebagai penjual jagung bakar dari tahun 1996, dihitung-hitung saat ini, dia sudah berjualan selama 27 tahun.

Awalnya, Martha Jara berjualan di dekat lampu merah, depan Bank BI NTT, namun karena tempat tersebut dilarang untuk berjualan, dia pun memutuskan untuk berjualan di Jalan El Tari tepatnya di depan Kantor Bawaslu NTT.

Baca juga: Cerita Petani Tanam Jagung Panen Sapi di Desa Nangahale Kabupaten Sikka

 

Sembari menunggu jagungnya selesai di bakar, saya dan Martha pun berbincang-bincang saling berbagi cerita. Dalam perbincangan itu, sesekali Martha Jara menyampaikan wejangan-wejangan yang merupakan buah dari pengalaman hidupnya.

"Tidak ada rasa lelah jika kita melakukan pekerjaan dengan tulus dan ikhlas. Apalagi jika kita mencintai pekerjaan yang kita kerjakan," begitulah kata-kata yang dikeluarkan dari mulut Martha sore itu.

Mendengar kisahnya, saya pun semakin penasaran dengan kehidupan Martha yang saat ini masih kuat, tegar, sehat dan semangat untuk bekerja.

Martha, seorang perempuan kelahiran Sabu yang memilih pindah ke Kota Kupang sejak 1988 hingga sekarang. Kurang lebih sudah 35 tahun dia menetap di Kota Kupang. Dia memiliki tujuh orang anak. Lima diantaranya sudah menikah, sedangkan 2 orang anaknya masih tinggal bersamanya dan suami.

Dari ketujuh anak Martha, satu orang anaknya berhasil dia sekolahkan hingga ke Perguruan Tinggi di Kota Makasar dan sudah memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Walaupun saat ini belum memiliki pekerjaan tetap dan masih sedang berjuang untuk mendapatkan pekerjaan, sesekali anaknya juga membantu Martha berjualan jagung bakar.

Tempat jualan jagung bakar Martha dibuka dari Pukul 16.00 Wita - 01.00 Wita setiap harinya. Adapun makanan dan minuman yang dijualnya bervariasi seperti jagung bakar Rp 15 ribu, bubur kacang ijo Rp 10 ribu, pisang gepeng 3 buah Rp 15 ribu dan dengan minuman yang bervariasi seperti kopi, teh, susu, pop ice, nutrisari dan aqua.

Martha menyampaikan, mengenai pendapatan yang diperolehnya setiap hari tidak menentu, tergantung dari banyaknya pelanggan yang datang membeli ke tempat jualannya.

Disampaikannya, jika sedang ramai pembeli, pendapatannya bisa mencapai lima ratus ribu rupiah. Namun, jika sedang sepi, hanya bisa mendapatkan seratus ribu rupiah. Walaupun demikian, dari hasil jualan itu kehidupannya selalu tercukupi. Baik untuk biaya kuliah anak maupun untuk biaya kebutuhan hidup dalam rumah tangganya, hingga saat ini anaknya telah menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi.

Mengakhiri perbincangan itu, Martha pun berpesan bahwa dalam menjalani hidup, apapun pekerjaan yang sedang dilakukan itu, penting sekali untuk dijalani dengan penuh rasa syukur, tulus dan ikhlas.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved