Berita TTS

Cerita Pastor Paroki Noetoko RD Petrus tentang Awal Virus Rabies Masuk TTS

Kemunculan pertama kali virus rabies di Kabupaten TTS pada bulan Mei 2023 tak diketahui banyak orang.Semua berawal dari perayaan misa pemakaman.

Editor: Egy Moa
POS KUPANG.COM/ADRIANUS DINI
Pastor Paroki St. Frasiskus Xaverius Noetoko di Kabupaten Timor Tengah Selatan, RD. Petrus Damianus Lewotapo. 

 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Adrianus Dini

POS-KUPANG.COM, SOE- Semua berawal dari perayaan misa pemakaman jenazah AB, hari Sabtu, 20 Mei 2023. Ritual pemakaman itu dipimpin RD. Petrus Damianus Lewotapo, Pastor Paroki St. Frasiskus Xaverius Noetoko. 

Perayaan misa pemakaman itu menjadi awal mula terkuaknya kasus virus rabies pertama masuk ke Pulau Timor  di Kabupaten Timor Tengah Selatan.

""Pada saat itu saya mendapat cerita dari keluarga bahwa saudara AB ini pernah digigit anjing,"kata RD.Petrus Damianus, kepada Pos-Kupang.com, Senin 3 Juli 2023  di SoE.   

AB (45), warga Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan menjadi korban pertama yang meninggal akibat gigitan anjing di Kabupaten TTS.

Untuk diketahui, penyelidikan terhadap kasus rabies di TTS ini baru dilakukan usai RD. Petrus Damianus berkomunikasi dengan kepala desa setempat dan tenaga kesehatan desa agar meminta Dinas Peternakan Kabupaten TTS melakukan pemeriksaan terhadap anjing yang menggigit korban AB. Dirinya menduga korban terkena virus rabies.

Baca juga: Saran Dokter Asep Purnama Agar Kasus Rabies TTS Tidak Menyebar ke Kabupaten Lain di Pulau Timor NTT

"Seingat saya waktu itu hari Sabtu, 20 Mei 2023 ada misa pemakaman almarhum AB. Pada saat itu saya mendapat cerita dari keluarga korban bahwa saudara AB ini pernah digigit anjing," jelasnya.

RD. Petrus Damianus mengisahkan, berdasarkan pengalaman yang dirinya jumpai di Flores Timur terkait virus rabies dengan tanda-tanda yang dialami korban, ia menduga korban AB terkena virus rabies. 

"Berdasarkan cerita keluarga, sebelum kematian, korban memang ada tanda-tanda yang menyerupai sakit rabies yaitu takut air dan cemas. Waktu itu belum terpikirkan sakit karena rabies karena orang belum berpikir ke sana dan rabies belum ada di daratan Timor. Saya karena ada sedikit pengalaman di Larantuka, saya menduga itu gejala rabies kalau dilihat dari kondisi korban," kisahnya.

Untuk meyakinkan dirinya terkait virus rabies yang dialami korban tutur RD. Petrus Damianus, dirinya mengecek lagi informasi terkait virus tersebut di YouTube. Bahkan dirinya menghubungi pihak keluarga di Larantuka untuk berbagi informasi.

Baca juga: Murid SD Digigit Anjing Bulan Februari 2023, Korban Meninggal Keempat Virus Rabies di TTS

"Untuk meyakinkan hal tersebut saya cari lagi informasi di YouTube. Kemudian saya juga menelepon keluarga di Larantuka untuk bertanya terkait gejala rabies. Setelah mereka ceritakan saya melihat ada kesamaan seperti yang dialami saudara AB," terangnya. 

Merasa mendapatkan kepastian informasi, pada hari berikutnya tepatnya saat perayaan misa hari minggu, RD. Petrus Damianus meminta perangkat desa setempat berkoordinasi dengan dinas peternakan kabupaten TTS untuk memeriksa anjing yang menggigit korban. 

"Selanjutnya pada hari Minggu, 21 Mei 2023 saat misa, kebetulan juga ada kepala desa dan bidan saya sampaikan kepada mereka untuk bekoordinasi dengan pihak kecamatan dan dinas peternakan agar ada petugas yang datang untuk melakukan pengecekan terhadap anjing yang menggigit korban, " tuturnya.

Dirinya menduga virus tersebut telah masuk ke wilayah desa tersebut sehingga untuk meminimalisir penyebaran kasus perlu segera ditangani secara serius.

Baca juga: Kasus Rabies di TTS Kembali Makan Korban, Terkini 3 Orang Telah Meninggal Akibat Virus Rabies

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved