Flores Timur

Weo, Makanan Leluhur Nyaris Punah Disajikan dalam Festival Lewokluok Flores Timur

Sejenis makanan tradisional para leluhur,Weo yang nyaris punah disajikan kembali dalam Festival Lewokluok di Flores Timur.

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Egy Moa
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
Kaum perempuan memamerkan makanan lokal dalam Festival Lewokluok 2023 di Desa Lewokluok, Kecamatan Demon Pagong, Kabupaten Flores Timur. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Sepuluh perempuan berbusana adat menjajakan balam atau bahasa setempat disebut 'Weo' dalam Festival Lewokluok di Desa Lewokluok, Kecamatan Demon Pagong, Kabupaten Flores Timur, 17 Juli 2023 petang.

Mereka tampak gembira di balik meja usang berbahan belahan bambu, tempat menjajakan Weo yang merupakan makanan lokal leluhur sejak ratusan tahun silam.

Kristina Hayon, satu diantara sepuluh perempuan terus melebarkan senyumnya saat rombongan Deputi Kemenparekraf RI dan jajaran Pemerintah Daerah Flores Timur diarak dengan tarian perang.

Perempuan 50-an tahun ini menceritakan Weo sebagai makanan pokok nenek moyang yang terancam punah akibat masuknya makanan instan.

Baca juga: Tubuh Membengkak, Seorang Sopir Tewas dalam Kamar Kos di Flores Timur Terdiagnosa Jantung

"Dulu leluhur selalu makan Weo, tapi sekarang sudah jarang sekali. Hanya orang-orang tua yang masih olah (Weo) untuk disantap pagi maupun sore," katanya, Kamis 17 Juli 2023.

Ia mengatakan, keberadaan Weo mulai dilupakan, apa lagi kurang diminati anak muda lantaran proses pembuatannya cukup rumit dan memakan waktu berhari-hari.

"Bisa makan waktu empat hari. Setelah buahnya diremdan satu hari satu malam, weo harus dicuci lagi menggubakan air baru," katanya.

Menurutnya, buah Weo tidak mengandung racun yang mengganggu kesehatan. Proses pembuatan ribet dan dicuci berkali-kali agar menjamin kebersihan buah dari kuman.

Baca juga: 8 Petugas Rutan Larantuka Duduki Jabatan Fungsional

"Tamanannya juga hanya ada di kebun dan hutan, dekat dengan lokasi mata air, cukup jauh dari perkampungan," jelasnya.

Hadirnya Festival Lewokluok hasil inisiatif masyarakat dan pemerintah desa tahun kedua ini dinilai berdampak pada upaya merawat kearifan lokal dari ancaman kepunahan.

Apa lagi Weo tak dikenal kalangan luas dan keberadaannya semakin terisiolir. Padahal, makanan dengan cita rasa mirip kacang rebus ini menjadi makanan pokok saat beras masih susah.

"Semoga festival tahun kedua ini bisa buat makanan lokal dan potensi lainnya semakin dikenal banyak orang. Kami tampilkan supaya wisatawan bisa coba rasa dan ceritanya," katanya. *

Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved