Berita Sikka
Cerita Warga Borablupur Sikka Puluhan Tahun Andalkan Air Hujan
Sebagian penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani ini terpaksa menggunakan air tadah hujan yang ditampung dan sudah berlumut.
Penulis: Arnol Welianto | Editor: Gordy Donovan
Laporan Reporter TRIBUNFLORES. COM, Arnold Welianto
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Selama puluhan tahun warga yang bermukim di Kampung Borablupur, dusun Gade, desa Burabekor, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat mendambakan air bersih yang bisa mereka gunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Sebagian penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani ini terpaksa menggunakan air tadah hujan yang ditampung selama berbulan-bulan dan sudah berlumut.
Mereka terpaksa menggunakan air ini untuk mandi, mencuci dan memasak.
Kondisi ini sangat dirasakan warga di Dusun Gade khususnya kampung Borablupur, mereka terpaksa menggunakan air tada hujan yang ditampung dalam bak penampung yang sudah berlumut.
Baca juga: Badan Publik di NTT Terima Penghargaan Keterbukaan Informasi Publik
Yosef Nong Manis, warga kampung Borablupur mengaku sudah puluhan tahun mengandalkan air tadah hujan untuk kebutuhan rumah tangga.
Menurut Nong Manis, pada saat musim hujan, mereka menampungnya ke dalam bak air dibangun di halaman rumah mereka.
"Kalau untuk minum dari air hujan, biasanya pada saat masak jeda waktu lama, masaknya lama,"ujarnya.
Ia menjelaskan, untuk kebutuhan air bersih, warga harus mengeluarkan biaya membeli air seharga Rp.1 Juta rupiah dalam sebulan.
"Kalau musim kemarau berkepanjangan, terpaksa kami membeli air tangki dari kota Maumere dengan ukuran 20 liter seharga Rp.5 ribu rupiah tapi untuk digunakan kebutuhan pokok seperti mandi dan memasak," ujarnya saat ditemui TribunFlores.com di Kampung Borablupur, Selasa 18 Juli 2023.
Dikatakannya, warga terpaksa harus membelinya karena mengandalkan air hujan tidak mungkin karena persediaan air di bak penampung sudah habis.
Sedangkan untuk menghemat air pada musim kemarau, air hujan yang ditampung berbulan-bulan dalam bak yang sudah berlumut gunakan untuk mencuci, sehingga air yang dibeli hanya digunakan untuk mandi dan masak.
Menurutnya, salah satu kebahagiaan warga adalah musim hujan.
Mereka tampak bahagia karena kebutuhan air dapat terpenuhi.
Sementara itu, Agustina mengatakan di tempat yang mereka tinggali ada satu sumber mata air namun jaraknya sekitar 2 Kilo meter dan harus melewati jalan rusak dan terjal.
Ia mengharapkan agar pemerintah Kabupaten Sikka bisa membangun jaringan yang air ke rumah-rumah warga agar bisa menjadi solusi untuk memenuhi akses air bersih bagi warga Kampung Borablupur.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Badan Publik di NTT Terima Penghargaan Keterbukaan Informasi Publik |
![]() |
---|
Pelni Siapkan Kapal Gratis ke Taman Nasional Komodo di Labuan Bajo, Manggarai Barat NTT |
![]() |
---|
Kasus Korupsi Internet Desa di Flores Timur, Jaksa Dalami Keterlibatan Pihak Lain |
![]() |
---|
BREAKING NEWS, Jaksa Tetapkan Tersangka Korupsi Internet Desa di Flotim Rugikan Negara 653 Juta |
![]() |
---|
MPLS di SMKS St.Thomas Maumere, Siswa Diberi Pemahaman Bahaya Narkoba, Aids dan Hamil Pra Nikah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.