Berita NTT

Rokok Sumbang Naiknya Garis Kemiskinan di NTT

Dari data BPS NTT yang dihimpun POS-KUPANG.COM pada Kamis, 20 Juli 2023, Garis Kemiskinan pada Maret 2023 sebesar Rp507.203 per kapita per bulan.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/PATRIANUS MEO DJAWA
HARGA BERAS-Adrian (39) menunggu pembeli beras di gerainya di Pasar Danga, Kabupaten Nagekeo, Selasa, 7 Maret 2023. Komoditas beras dan rokok menjadi penyumbang garis kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema

TRIBUNFLORES.COM, KUPANG - Komoditas beras dan rokok menjadi penyumbang garis kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT, Matamira B. Kale menjelaskan Garis Kemiskinan (GK) merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan bukan makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin.

"Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan,"ungkap Mira.

Dari data BPS NTT yang dihimpun POS-KUPANG.COM pada Kamis, 20 Juli 2023, Garis Kemiskinan pada Maret 2023 sebesar Rp507.203 per kapita per bulan.

Baca juga: Pemerintah Diminta Perhatikan Penyebab Kurangnya Siswa Baru di Sekolah-sekolah Swasta di NTT

 

Dibandingkan Maret 2022, Garis Kemiskinan naik sebesar 10,06 persen.

Pada Maret 2023, komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK, baik di perkotaan maupun di perdesaan, pada umumnya hampir sama. Beras masih memberi sumbangan terbesar, yaitu sebesar 28,52 persen di perkotaan dan 35,82 persen di perdesaan.

Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap GK (8,79 persen di perkotaan dan 6,82
persen di perdesaan).

Baca juga: Mantan Kadis PKO Sikka Bilang Iswadi Bohong Serahkan Uang Rp 642 Juta Lebih

Komoditas lainnya adalah tongkol/tuna/cakalang (2,12 persen di perkotaan dan 1,94 persen di perdesaan), roti (2,38 persen di perkotaan dan 1,87 persen di perdesaan), gula pasir (1,83 persen di perkotaan dan 2,71 persen di perdesaan), kopi bubuk dan kopi instan sachet (1,68 persen di perkotaan dan 2,86 persen di perdesaan), dan seterusnya.

Mira melanjutkan, dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), peranan komoditas makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan.

Besarnya sumbangan GKM terhadap GK pada Maret 2023 di perkotaan sebesar 71,13 persen dan di perdesaan sebesar 79,48 persen. (dhe)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved