Kasus Pencabulan di Flores Timur
Lima Tahun Layani Pria Beristri, Remaja Di Flotim Diancam Dibunuh dan Sebarkan Video
Ada beragam cara yang dilancarkan oleh para pelaku kejahatan seksual agar bisa melempiaskan hasratnya terhadap anak dan remaja perempuan.
Penulis: Paul Kabelen | Editor: Egy Moa
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Malang nasib J, remaja 16 tahun siswi salah satu SMA di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur diduga dipaksa menjadi budak pemuas nafsu pria beristri berinisial PPK (43).
Kekerasan seksual sudah berlangsung lima tahun. Korban diancam dibunuh dan disebarkan video yang direkam pelaku setiap kali dia melempiaskan hasratnya. Namun J hanya bisa pasrah, pelaku merupakan tetangga sekaligus keluarganya.
Menurut bapak besar korban, MM sama sekali tak menyangka PPK tega melakukan hal layaknya manusia tak punya nurani. Modus antar jemput pulang sekolah rupanya hanya menutupi tabiat asli PPK.
"Apa yang dialaminya (korban) sangat sadis. Saya tidak mengerti padahal anak ini diantar dia (pelaku) karena orang tuanya merantau," katanya kepada wartawan, Kamis 27 Juli 2023.
Baca juga: Pelaku Pencabulan Remaja 16 Tahun di Flores Timur Sudah Ditahan Polisi
Korban J disebutnya memiliki ayah dan ibu yang sudah lama bercerai. Ia tinggal bersama kakek dan neneknya di sebuah desa dalam wilayah Kecamatan Adonara Timur.
Ia mengatakan, kakek dan nenek korban tak sanggup bekerja lantaran sudah lanjut usia. Mereka memenuhi kebutuhan hidup dari uang bulanan yang dikirim ayah J dan MM.
Demi masa depan J, sang ayah memutuskan merantau ke Papua. Sejak saat itu, pelaku yang juga kerabat dekat dipercayai mengantar jemput korban pergi dan pulang sekolah.
Rupanya, kepercayaan keluarga selama ini dimanfaatkan pelaku untuk menodai korban. Pelaku diduga pernah merudapaksa korban di semak-semak ketika matahari mulai tenggelam.
Baca juga: BREAKING NEWS: Remaja 16 Tahun di Flores Timur Diduga Jadi Korban Pencabulan
"Kadang korban dicabuli di hutan saat dijemput dari sekolah. Jika menolak, pasti akan dianiaya," ungkapnya.
Ia mengatakan, pelaku sudah memiliki istri dan anak. Perilaku tak manusiawi ini sudah berlangsung bertahun-tahun tanpa diketahui warga kampung.
"Istri pelaku di Malaysia, pelaku hidup bersama anak-anaknya. Korban sering disekap dan dicabuli malam-malam di rumah pelaku," tambahnya.
Menurut dia, selain diancam dibunuh, pelaku juga merekam aksinya saat berhubungan badan dengan korban. Video itu lalu dijadikan 'senjata' mengancam korban kembali melakukan hubungan badan secara paksa.
"Semua chatingan berisi ancaman korban sudah serahkan ke keluarga. Dalam isi chatingan, pelaku juga sering ancam sebarkan video," tandasnya.
Baca juga: Bulan Ketujuh 20 Kecelakaan Lalu Lintas di Flores Timur, 13 Orang Meninggal Dominan Mabuk Miras
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.